Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Siap Menikah, Apakah Sudah Siap Juga Memiliki Anak?

17 Maret 2021   20:00 Diperbarui: 18 Maret 2021   02:00 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, sebagian dari kita mungkin sudah mulai menerima undangan dari teman, kerabat, maupun kolega yang menikah. 

Bagi yang berada di dalam kota, biasanya akan menerima undangan fisik dan diharapkan kedatangannya ke lokasi. 

Terlepas rumah, tempat ibadah atau hotel yang menjadi tempat penyelenggaraan acara pernikahan, tentu penyelenggara harus sadar betul akan keberadaan pandemi, tetap perhatikan protokol kesehatan serta peraturan pemerintah terkait pengadaan acara. 

Kenapa saya katakan penyelenggara yang sadar betul akan keberadaan pandemi? Karena nyatanya, hingga saat ini masih ada saja tuan rumah yang menjalankan hajatan tanpa izin, tidak menerapkan protokol kesehatan,mengundang banyak sekali tamu, dan masih banyak lagi.

Mengerucut ke pihak yang menikah, tentu mengikat janji sehidup semati di masa pandemi menjadi tantangan tersendiri. 

Ada yang merasa bersyukur dengan keberadaan pandemi ini, sehingga mereka dapat menikah dengan sederhana. 

Mereka tidak perlu repot mengundang banyak tamu, menyediakan makanan berlimpah, menyewa gedung pesta, dan melakukan beragam tetek bengek yang kerap disinggung tamu undangan. Namun ada juga pasangan yang mementingkan ikatan resmi lebih dulu, baru mengadakan resepsi setelah pandemi membaik atau bahkan berakhir. Kebanyakan anak muda menggaungkannya dengan pernyataan, "Yang penting, nikah aja dulu!"

Secara pribadi, ada yang mengganjal dalam hati saya ketika mendengarkan pernyataan tersebut. Pernikahan seolah-olah dipandang sebagai syarat wajib untuk mengikat seseorang atau melakukan sesuatu, selanjutnya dilihat saja nanti. Padahal, pernikahan merupakan satu ikatan antara dua orang di hadapan Tuhan untuk hidup bersama sampai maut memisahkan.

Salah satu pasangan dari kalangan selebritis yang memutuskan untuk menikah di usia muda (foto: IDN Times Jateng)
Salah satu pasangan dari kalangan selebritis yang memutuskan untuk menikah di usia muda (foto: IDN Times Jateng)
Buat anak-anak muda, foto di atas tentu ini kelihatannya so sweet ya? Tidak hanya anak muda, siapapun termasuk orang dewasa juga senang melihat pasangan yang menikah. Siapapun yang menikah, kecuali mantan (oups! hehehe). 

Namun, pemandangan uwu yang banyak dilakukan oleh para influencer di media sosial rasanya kurang pas, pasalnya bisa menyebabkan makna pernikahan menjadi bias. 

Hasilnya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 21 tahun pun ingin menikah, demi mencapai "ke-uwu-an" serupa. Setidaknya, inilah yang saya baca di postingan Facebook yang tidak sengaja saya temukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun