"Saya memiliki sebuah angan yaitu ketika bangun tidur, saya sudah tidak lagi harus membuat pakaian APD." Begitulah potongan kalimat yang dikatakan S. Tetuko Priya Saputra, seorang penjahit alat pelindung diri (APD) asal Kota Kediri, Jawa Timur, kepada saya sore tadi.
Sejak pandemi covid-19 melanda Tanah Air, pria yang akrab disapa Ivan Brexele ini mendadak mengubah sedikit "aliran"profesinya.
Ivan mengaku, sebelumnya ia sama sekali tidak berpikiran untuk membuat pakaian khusus untuk tenaga medis ini. Pasalnya sejak tahun 2013, Ivan bersama sang istri, Sri Lestari merupakan penjahit rumahan. Keduanya mengerjakan pesanan sesuai permintaan konsumen, mulai pakaian casual maupun pakaian pesta.
Namun pada awal pandemi, sejumlah teman Ivan yang merupakan tenaga medis mencurahkan isi hatinya. Salah satunya perihal kelangkaan APD. Kalaupun mereka berhasil mendapatkan APD dari daerah lain, proses pendistribusiannya sangat lambat, sehingga mengganggu kinerja. Bahkan tak jarang mereka harus mengenakan jas hujan dalam kondisi darurat.
"Dari situlah, pintu hati saya terketuk untuk menolong mereka. Saya merasa kasihan dan berempati ketika tenaga medis harus mengenakan jas hujan yang bahannya panas dan masih berisiko untuk mereka."
Berbekal ketulusan hati, Ivan menyampaikan keinginannya kepada sang istri untuk memproduksi hasmat, kemudian mendonasikannya kepada para tenaga medis yang ada di Kota Kediri. Mendengar keinginan sang suami, wanita yang akrab disapa Tari itu sempat terkejut. Pasalnya, ketika omset jahitan menurun akibat pandemi, Ivan justru memilih untuk berdonasi.
"Pada waktu itu, saya sampaikan kepada istri tentang kepedulian kepada tenaga medis. Dalam kondisi seperti ini, kita harus saling menolong. Ketika kita membantu tenaga kesehatan melalui pakaian APD, kita berharap pekerjaan mereka menjadi lancar dan para pasien menjadi sehat kembali. Pun hal ini juga akan berdampak ke perekonomian keluarga." Ivan pun bersyukur ketika sang istri akhirnya mengiyakan niat baiknya tersebut.
Saat APD pertamanya jadi, tak disangka, karyanya ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Selain 300 hasmat didonasikan dua rumah sakit rujukan di Kota Kediri, sebanyak 30-an orang rela memesan APD buatan pria berkulit sawo matang ini untuk dipakai sendiri.Â
Tentu saja, Ivan tidak mengerjakan semuanya seorang diri. Pria yang pernah berprofesi sebagai tim produksi salah satu radio swasta di Kediri ini menggandeng beberapa warga sekitar dan teman yang perekonomiannya terdampak covid-19 dalam proses pengerjaannya hingga saat ini.Â
Selain tenaga tambahan berasal dari lingkungan terdekatnya, Ivan selalu memprioritaskan pembelian bahan baku di toko-toko garmen yang ada di kawasan Kediri dibandingkan luar kota. Tujuannya tak lain adalah menggerakkan perekonomian lokal, terutama perihal Dayakan UMKM.
Sosok Ivan yang ramah membuat teman-temannya senang bercerita kepada pria kelahiran Kediri, 7 September 1983 ini. Selanjutnya, curhatan datang dari seorang dokter gigi yang kini berdomisili di Kota Malang.
Protokol kesehatan dari pemerintah membuat dokter gigi wanita ini tak bisa lagi tampil cantik dan stylish. Akibatnya, ia menjadi percaya diri mengenakan pakaian APD yang membuatnya tampak seperti seorang astronot. Lantas, sang dokter gigi pun meminta Ivan untuk membuat pakaian APD yang "dia banget".
"Jadi, setelah dua hari mencari inspirasi, akhirnya saya pun mendapatkan bahan dan style yang pas. Dari segi estetika, saya memperhatikan pola dan jenis tampilannya. Sedangkan dari segi medis, saya tetap menggunakan bahan sesuai protokol kesehatan."
Yang membedakan adalah nilai seni APD, di mana gambar atau desain yang diinginkan konsumen dicetak dulu pada kain jenis taslan, sebelum diproses sesuai standar APD. Di sinilah, ilmu desain komunikasi visual yang pernah dienyam Ivan di bangku kuliah benar-benar diaplikasikan.
 "Kalau fungsinya sih sama seperti APD pada umumnya, yaitu untuk melindungi diri dari virus. Namun karena APD custom ini dibuat sesuai ukuran dan desain sesuai keinginan konsumen, jadi bisa membuat penggunanya merasa lebih nyaman dan percaya diri. "
Berkat inovasinya membuat APD menjadi kostum yang menyenangkan dan menyemangati para tenaga medis, kini Ivan mulai dibanjiri pesanan dari berbagai daerah di Indonesia. Harganya pun cukup terjangkau, apalagi APD ini dapat dicuci dan disterilkan selama lapisan kain dalamnya tidak rusak.
Satu potong APD polos atau kombinasi tanpa printing dipatok mulai Rp180.000,00 hingga Rp200.000,00. Sementara APD custom dengan desain gratis dijual mulai Rp350.000,00 hingga 400.000,00.
Tertarik untuk punya APD yang fashionable sesuai gaya kamu? Yuk, kunjungi Rumah Jahit Varish yang beralamat di Jalan Rinjani nomor 4, Kelurahan Campurejo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri 64116. Kamu juga bisa memesannya secara online di akun Instagram @ivanbrexele ya.
Kediri, 26 Agustus 2020
Luana Yunaneva
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H