Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Permisi, Anda Sudah Pernah Menyantap Pecel Punten?

10 Juni 2017   13:52 Diperbarui: 19 Juni 2017   14:19 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pecel punten (foto: dok.pri.)

Beberapa waktu yang lalu, saya sudah mengenalkan beberapa hal yang menjadi potensi di Kota dan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, seperti Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) dan kerajinan lukis kayu. Nah, kali ini saya ingin mengajak Anda untuk mencicipi salah satu kuliner di kota yang juga terkenal dengan makanan khas berupa tahu kuningnya ini, yakni pecel.

Soal pecel yang ada di Kediri, sebenarnya ada beragam inovasinya. Namun kali ini, saya akan lebih fokus menjelaskan pecel punten yang sebelumnya telah dipublikasikan di sini.

Salah satu warung pecel punten yang cukup terkenal terletak di Desa Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Lokasinya yang tak terlalu jauh dari kawasan wisata Monumen SLG, membuat pecel punten ini mudah untuk ditemukan. Bahkan cukup dengan mencarinya via Google Maps.

Warung pecel punten di Desa Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur (foto: dok.pri.)
Warung pecel punten di Desa Ketami, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur (foto: dok.pri.)
Yang dimaksud “punten” di sini bukanlah kata permisi dalam bahasa Sunda melainkan nama makanan. Samsudin, pemilik warung pecel punten menjelaskan, punten terbuat dari nasi yang dikukus dengan campuran kelapa dan santan, kemudian dipotong-potong dan disajikan sebagai pengganti nasi. Wangi yang dihasilkan dari santan tercium sangat gurih, khas aroma santan. Resep yang digunakan ini merupakan warisan turun-temurun dari keluarga besarnya

Selain dari punten sebagai pengganti nasi, yang membedakan pecel punten dan pecel biasa adalah kriukan-nya. Jika pecel biasa diramaikan dengan gurihnya rempeyek kacang maupun teri, pecel punten justru dimeriahkan oleh kerupuk goreng pasir atau biasa disebut kerupuk kere. Mengapa disebut kerupuk kere yang dalam bahasa Indonesia berarti miskin? Ya karena proses penggorengannya tidak menggunakan minyak tetapi pasir yang telah dibersihkan lebih dulu.

Selebihnya, pecel punten tidak memiliki perbedaan signifikan dengan pecel biasa yang disajikan dengan aneka macam sayuran serta bumbu pecel yang pedas dan nikmat.  Soal rasa, tentu saja berani diadu! Sebagian penjual pecel punten yang menjual dagangannya di desa, tentu menyajikan suasana berbeda dengan resto kebanyakan, yakni makan mewah alias mepet (dalam bahasa Jawa artinya dekat) sawah. 

Ini dia tampilan pecel punten yang menggugah selera makan (foto: dok.pri.)
Ini dia tampilan pecel punten yang menggugah selera makan (foto: dok.pri.)
Salsabila, salah satu pembeli mengaku sudah tiga kali menyantap pecel punten di warung ini. Sensasi pecel yang berbeda dengan gurihnya kerupuk goreng pasir dan kenyalnya punten, membuat perempuan berkudung tersebut selalu ingin makan di tempat ini setiap kali berkunjung ke Kota Kediri.

Menikmati pecel punten yang menggugah selera makan dengan pemandangan berupa sawah nan hijau, tak lengkap rasanya kalau tidak memesan minuman yang menyegarkan, yakni es kelapa muda atau degan. Buat pecinta kuliner yang ingin mencicipi menu lain, Samsudin juga menyiapkan aneka makanan khas pedesaan  yang tak kalah lezatnya, seperti nasi jagung, tiwul. sate bekicot dan masakan lainnya.

Aneka menu khas pedesaan lainnya yang ditawarkan di warung pecel punten (foto: dok.pri.)
Aneka menu khas pedesaan lainnya yang ditawarkan di warung pecel punten (foto: dok.pri.)
Para pembeli menikmati sajian pecel punten (foto: dok.pri.)
Para pembeli menikmati sajian pecel punten (foto: dok.pri.)
Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp5.000,00 untuk bisa menikmati seporsi pecel punten. Bumbu pecel pun bisa diambil sesuka hati untuk dinikmati langsung di lokasi. Murah bukan?

Oya, yang tak kalah menariknya ketika mengunjungi warung pecel punten adalah sapaan khas penjualnya. Ketika lidah pengunjung sudah dipuaskan dengan lezatnya pecel punten dan segarnya es kelapa muda, seperti biasa pengunjung membayar di kasir dan mengucapkan terima kasih. Seakan menjadi tradisi di warung tersebut, seluruh pelayan langsung berseru kencang dengan setengah berteriak, “Mbenjing mriki malih nggih! (Besok ke sini lagi ya!, red.)” sembari melambaikan tangan dengan penuh sukacita.

Jika Anda pertama kali mengunjungi warung tersebut, pasti akan kaget kemudian tertawa karena lucu. Namun hal itulah yang menjadi daya tarik tersendiri ketika mengunjungi warung pecel punten ini. Selain dimanjakan dengan menu tradisional yang nikmat, pecinta kuliner juga disuguhi keramahan warga Kediri. Penasaran dengan keseruan menikmati pecel punten ini? Berikut videonya untuk Anda.


Anda yakin mau melewatkan kuliner pecel punten yang satu ini?

 

Kediri, 10 Juni 2017

Luana Yunaneva

Tulisan ini telah dipublikasikan di blog pribadi penulis beberapa menit sebelumnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun