Sensasi "keriting" ini pernah saya rasakan bersama teman-teman satu band yang berasal dari sekolah berbeda. Kebetulan genre musik favorit yakni rock menjadi nafas band ini. Maaf kalau ini agak di luar konteks lady rocker Indonesia karena saat itu kami tengah berlatih lagu Another Day milik Dream Theater. Oh my God, lagu ini benar-benar membuat "keriting" otak seluruh personil karena semua skill harus dikeluarkan secara maksimal! Tapi memang prosesnya sangat mengasyikkan dan kami semua menikmatinya bersama.
Bagi saya, seorang rocker yang memiliki range vokal panjang dan suara yang serak-serak basah itu keren. Anggun C. Sasmi beruntung memilikinya. Kalau saya sedang sakit batuk atau suara tiba-tiba menjadi serak, biasanya saya justru merasa senang. Ini bukan saatnya saya menghemat suara tetapi memuaskan hasrat menyanyi. Minimal menyanyi di kamar mandi, hihihi. Mengapa demikian? Yaaaaa…. Kapan lagi saya memiliki suara yang serak-serak basah kalau bukan pada saat menderita penyakit batuk?
Kesempatan Meliput Lady Rocker Favorit
Saya bersyukur, setidaknya saya bertemu satu di antara beberapa lady rocker yang saya kagumi tersebut, yakni Mel Shandy pada Mei 2013. Keberuntungan saya bertemu wanita kelahiran Bandung 26 September 1971 tersebut terjadi ketika saya menghadiri sebuah konser musik rock di Kota Surabaya yang rencananya juga memang saya liput untuk radio tempat saya bekerja pada waktu itu.
Siapa sangka, hari itu menjadi hari keberuntungan karena saya bisa bertemu penyanyi idola sejak kelas empat SD. Kelihatan kekanak-kanakan, mungkin. Namun entahlah, mungkin rasa suka ini membuat saya bersemangat untuk mewawancarainya. Seakan Tuhan dan alam semesta mendukung,akses masuk ke backstage saya dapatkan dengan mudah. Hal ini tidak lepas dari bantuan Hanif, rekan sesama jurnalis yang juga mengetahui kecintaan saya terhadap Mel Shandy.
Berbicara tentang musik rock, wanita yang akrab disapa Mel itu menjelaskan, tren musik rock saat ini mulai menurun dibandingkan tahun 1990-an yang menjadi era kejayaannya. Namun ia tak menampik, antusiasme pecinta music rock yang menurun tak terlalu berdampak bagi masyarakat Kota Surabaya. Menurutnya, warga kota pahlawan masih memiliki penggemar music rock yang loyal, dengan semangat yang menggebu-gebu pada musik yang memiliki hentakan khas dan lengkingan suara penyanyi itu.
Langka, momentum bertemu penyanyi favorit tersebut tak saya sia-siakan. Setelah puas mewawancarainya, saya pun meminta waktu untuk berfoto bersama. Jujur saja, saya juga masih ingin bertemu lady rocker favorit saya yang lain. Mungkin pada kesempatan liputan-liputan mendatang, who knows? Hihihi…
Saya tak pernah mengikuti pendidikan musik secara formal. Musik saya jalani sebagai hobi dan bagian dari pelayanan. Semuanya saya pelajari secara otodidak dan bertanya kepada teman-teman yang sudah expert. Melakoninya bersama teman-teman band sekolah, lintas sekolah, kampus dan musisi lokal senior juga setidaknya pernah saya coba, meski tak lama.