Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ada Apa di Balik "Kursi Panas" Ruang Siaran Radio?

13 Februari 2017   23:48 Diperbarui: 14 Februari 2017   00:48 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, menghilangkan logat asal

Setiap orang tentu memiliki logat khusus, sesuai daerah asal dan budaya yang dianutnya. Sebagai orang Jawa, saya pun berbicara dengan logat medok. Tak jauh berbeda seperti orang Jawa pada umumnya.

Namun saat bersiaran, hendaknya logat tersebut diminimalisir, bahkan dihilangkan (kecuali kalau radio tempatnya bernaung memiliki segmen kedaerahan) agar lebih enak didengar. Bukankah pendengar radio memiliki latar belakang yang berbeda?

Berdiskusi dengan sesama penyiar (dok.pri)
Berdiskusi dengan sesama penyiar (dok.pri)
Lalu bagaimana cara saya mengurangi bahkan menghilangkan medok sama sekali? Upaya yang saya lakukan pada saat itu adalah membiasakan diri berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Awalnya memang terasa kagok dan aneh. Namun, cara ini ternyata sangat efektif untuk meminimalisir bahasa daerah asal. Yang lebih penting lagi, tanamkan mindset bahwa ketika saya berada di depan microphone atau panggung, langsung gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta hilangkan medok sejauh mungkin.

Ketiga, melatih pernafasan dan olah vokal

Latihan pernafasan tidak hanya dibutuhkan para penyanyi maupun anggota paduan suara, tetapi juga calon penyiar. Dengan cara bernafas yang benar dan tepat, seseorang dapat mengelola produksi suaranya, sesuai kebutuhan. Sebut saja, pernafasan perut dan dada tentu saja berbeda.

Senam vokal bersama rekan-rekan penyiar (dok.pri)
Senam vokal bersama rekan-rekan penyiar (dok.pri)
Bernyanyi dan bersiaran menggunakan pernafasan perut. Dengan demikian, seseorang tidak akan kelelahan mengambil nafas. Selain itu, suara yang dihasilkan pun lebih padat. Tentu saja, hal ini perlu didukung dengan olah vokal.

Keempat, praktik

Tibalah saatnya mempraktikkan teori-teori yang diajarkan. Siapkan skrip yang sudah ditulis tadi (namun pastikan bahwa naskah tersebut merupakan karya sendiri atau sudah diedit ulang), simpan baik-baik di tangan dan cobalah untuk menuturkannya dengan membayangkan ada seseorang di hadapan Anda

Kalau masih kesulitan, letakkan foto seseorang atau mintalah orang lain untuk duduk di hadapan Anda. Lalu, coba sampaikan pesan yang tertulis dalam skrip tersebut. Gaya penyampaiannya tentu berbeda dengan membaca yang cenderung datar. Penghayatan, intonasi dan ekspresi akan sangat menolong agar pesan dapat diterima orang lain.

Meminta saran dari lawan bicara atau penyiar kawakan juga sangat direkomendasikan. Semakin banyak kritk dan saran akan sangat menolong para penyiar pemula untuk menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun