Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

45 Pesepakbola Menyanyi Bersama Lawan AIDS, Bagaimana Bisa?

4 Desember 2016   19:12 Diperbarui: 4 Desember 2016   19:26 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pascal Obispo (sumber: https://curieux.digital/wp-content/uploads/2015/03/PascalObispo-2B900-77441.jpg)

Pada artikel sebelumnya, saya telah menuliskan musisi sekaligus penulis lagu asal Perancis, Pascal Obispo berkolaborasi dengan seniman, Lionel Florence dengan meluncurkan sebuah lagu berjudul"Sa Raison d’Être" atau "Alasan Menjadi", tahun 1998. Komposisi itu untuk mengumpulkan dana bagi asosiasi yang didedikasikan untuk penelitian dan usaha melawan AIDS di Perancis, Sidaction.

Ternyata, aksi Obispo tak hanya sampai di situ. Pria kelahiran Kota Bergerac, Perancis,  January 8, 1965 itu kembali beraksi melawan AIDS, tahun 2002. Kali ini ia tak lagi melirik musisi dalam proyeknya, tetapi para pemain bola terkenal. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 45 orang.

Mereka tak lagi beraksi dengan tendangan dan sundulan yang memukau penonton, tetapi suara yang indah. Nama-nama pesepakbola yang turut bernyanyi itu antara lain Zinedine Zidane, Claude Makelele, Luis Figo, Roberto Carlos , Ivan Helguera, Bixente Lizarazu, Mehmet Scholl , Willy Sagnol , Roque Santa Cruz, Youri Djorkaeff, Fabien Barthez, Laurent Blanc, Michael Sulvestre, Juan Sebastian Veron, Emmanuel Petit, Marcel Desailly, Robert Pires, Thierry Henry, Sulvain Wiltord, Sol Campbell, Patrick Vieira, Frederik Ljundberg, Paolo Wanchope, Alain Boghossian, Johan Micoud, Hakan Sukur, Fabio Cannavaro, Patrick M'Boma, Lilian Thuram, Vincent Candela, Francesco Totti, Didier Deschamps, Raphael Marquez, Vavey Greg, Ronaldinho Gaucho, Selim Benachour, El Hadji Diouf, YP Lee, Frank Leboeuf, Piotr Świerczewski, Daniel Van Buyten, Salomon Olembe, Christophe Dugarry, Ulrich Rame dan Jacques Songo'o.

Ketika saya mengetahui hal ini, agak kaget awalnya. Saya membayangkan, bagaimana cara Obispo mengoordinasi mereka yang notabene sudah terbiasa latihan memainkan bola di lapangan. Lha wong, mengoordinir orang-orang yang gemar menyanyi dalam sebuah kelompok paduan suara saja memiliki tantangan tersendiri dengan berbagai karakter manusia, lah, ini malah pemain bola.

Dalam situs resminya, Obispo mengaku, memang tidak mudah untuk menyakinkan mereka terlibat dalam tantangan ini. Berbagai upaya pendekatan ia lakukan, juga perubahan pada menit-menit terakhir. Yang paling sulit adalah menyimpan judul dan putar klip video.

Dokumentasi video berjudul “Live for United” tersebut disutradarai tim Christophe Dechavanne, lalu ditayangkan di stasiun televisi Perancis, France 2 pada 19 Mei 2002. Berbeda dengan lagu-lagu karya Obispo sebelumnya, lagu ini menggunakan bahasa Inggris. Hanya saja di bagian akhir, ada selipan lirik berbahasa Perancis, Portugis dan Jerman. 

Penasaran dengan penampilan dan suara para pesepakbola ketika menyanyi bersama? Ini dia, video dan liriknya!


Melansir situs Sofoot, kedekatan Pascal Obisoo dengan sepak bola sudah terjadi sejak ia masih kecil. Ayahnya, Max Obispo adalah pesepakbola profesional yang sebelumnya bermain untuk Girordins de Bordeaux, salah satu tim sepakbola yang tergabung dalam Ligue 1 atau Liga Utama Perancis. Berawal dari ikatannya dengan dunia sepak bola dan kerinduannya memerangi AIDS, muncullah sebuah ide liar dari penyanyi yang mengawali karirnya bernyanyi sejak tahun 1980 itu. Mengajak semua pemain tim sepak bola Perancis mengumpulkan uang.

“Proyek ini tidak akan pernah dibangun sebuah perusahaan rekaman, kalau tidak ada seseorang yang membawa semua orang bersama-sama,” jelas produser, Thierry Chassagne.

Awalnya, Obispo hanya mengajak dua pesepakbola, Bixente Lizarazu dan Fabien Barthez untuk menyanyi. Ia juga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk mengajak mereka dan produser. Tetapi, pihak produser mempunyai maksud yang lebih tinggi dan meminta Lizarazu dan Barthez mengajak rekan satu tim mereka. Akhirnya, Obispo dan 16 orang tim teknis melakukan tur Eropa menggunakan pesawat dan bus untuk menemui para pesepakbola yang dimaksud. 

Tujuan perdana mereka adalah Kota Madrid, Spanyol, pada 28 hingga 30 Januari 2002. Pertemuan bersama Zinedine Zidane dan Claude Makelele  membuahkan hasil dengan membawa Figo, Roberto Carlos dan Ivan Helguera ke studio.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun