Selanjutnya mereka melakukan perjalanan ke Munich untuk menemui Willy Sagnol dan Bixente Lizarazu. Menariknya, Lizarazu sudah berusaha keras untuk meluruskan dua kalimat dari refrain lagu itu yang menggunakan “bahasa Shakespeare”, juga mengucapkan kata “undivided”.
Petualangan “berburu” pesepakbola pun berlanjut di London, Inggris dengan keberhasilan menggandeng Thierry Henry, Emmanuel Petit, Sylvain Wiltord dan Robert Pires dan Fredrik Ljungberg dan Sol Campbell. Untuk menyakinkan beberapa pesepakbola Perancis, Obispo harus menunjukkan foto-foto Zinédine Zidane et Bixente Lizarazu.
Sebelum kembali ke Paris, Obispo mengunjungi Fabien Barthez di Machester. Selama dua hari, apartemen pun “disulap” menjadi studio rekaman.
Seluruh proses rekaman sudah dilakukan, namun penggemar tidak lagi bisa mendengarkan suara pesepakbola dalam musik karena ssuaranya sudah tertutup oleh keahlian komposer, Youssou N'Dour. Meski begitu, kunci terpenting adalah nama-nama pesepakbola Perancis muncul di sampul album.
Pada saat promo digelar, Annick Geisler dari Sony France mendeklarasikan kepada Billboard, “Musik memiliki segalanya untuk menjadi sesuatu yang berikutnya. Kami adalah dunia.”
Bandung, 4 November 2016
Luana Yunaneva
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H