Tulisan itu tidak menang, juga tak menjadi highlight, apalagi headline. Iyalah, tulisan perdana mana mungkin langsung menjadi sorotan? Komentar dari Kompasianer pun tak ada satupun, hehehe.
Tapi tak ada masalah karena bagi saya, ini adalah pembelajaran. Ibaratnya, sebagai anggota baru, siapapun tentu harus berusaha masuk, bahkan dalam bahasa Jawa biasa disebut nyelondoh atau menghormati para senior. Saya pun mulai berkunjung ke tulisan para Kompasianer, memberikan vote dan komentar, meski belum banyak posting karya. Dari sinilah, momen terbaik saya bersama Kompasiana dimulai.
Pilihan dan Highlight adalah Rindu?
Tulisan itu tidak berlebihan untuk pemain baru seperti saya, hehehe. Saya juga tak menyangka, tulisan keenam berjudul Pendidikan Dokter Gratis Lahirkan Mentalitas "No Balik Modal" menjadi pilihan, kemudian headline beberapa jam kemudian. Dari sini, saya baru ngeh. Oh, begini ya rasanya, kalau tulisan itu diganjar pilihan dan headline? Ada perasaan senang karena tulisan itu bisa memberikan dampak. Minimal, memberikan wawasan baru untuk pembaca. Syukur-syukur kalau bermanfaat bagi mereka.
Merasakan label pilihan dan headline, ternyata menyenangkan juga! Seorang kawan sekerja sebelumnya bahkan mencolek saya di Facebook, gara-gara tulisan #BahagiaDiRumah Merantau Membuatku Semakin Mengerti Arti Keluarga yang menjadi headline dan muncul di akun Facebook Kompasiana. Saya pun rindu kalau label biru bertulisan headline itu nangkring di karya-karya selanjutnya.
Namun, satu hal yang saya pelajari dari label-label tersebut. Saya menjadi lebih bersemangat untuk menulis dengan lebih baik. Tidak hanya menuangkan kreativitas, tetapi juga membagikan sesuatu yang bermanfaat bagi para pembaca. Semoga.
Bersyukur, Terpilih sebagai Host Kompasianival 2016
Bergabung pada Mei 2015, menulis pertama kali di Kompasiana pada Desember tahun yang sama, kemudian mulai sering menulis di kanal itu tahun 2016 membuat saya tak menyangka terpilih sebagai salah satu host Kompasianival 2016. Kalau bukan karena kebaikan dan berkat Tuhan, tidak mungkin saya bisa mewujudkan salah satu impian untuk berbicara di hadapan banyak orang dengan tampilan seutuhnya. Maklum, biasanya kalau penyiar radio kan hanya suaranya yang muncul ke permukaan alias udara, tak peduli bagaimana pun penampilannya.
Kalau tadinya saya berniat menghadiri Kompasianival 2016 karena ingin bertemu para Kompasianers yang selama ini hanya bisa saya baca, vote dan komentari tulisannya, namun Tuhan memberikan kesempatan kepada saya untuk membawakan dua sesi, yakni seminar “Berbagi Inovasi” bersama CEO Indonesia Medika, Bapak dr. Gamal Albinsaid dan Senior Manager Aspek Komunikasi Konsumen PT. Bank Central Asia (BCA), Tbk, Bapak I Ketut Alam Wangsawijaya, serta Mini Talk Show bersama perwakilan Yayasan Maramowe Weiku Komorowe yang merupakan mitra PT. Freeport Indonesia, Lulu Intarti. Semangat dan sukacita sepanjang acara tersebut bisa saya rasakan dan syukuri tentu tidak lepas dari peran keluarga dan tentu saja Kompasianers. Cerita selengkapnya, sudah saya publikasikan di artikel sebelumnya. Semoga saya masih dipercaya menjadi host Kompasianival untuk tahun-tahun berikutnya, amin...