Lingkungan kerja yang nyaman tentu menjadi idaman para pekerja, baik negeri maupun swasta Sebut saja ruangan bersih dengan penataan yang cantik, jaringan internet memadai, pantry yang bisa digunakan kapanpun dan relasi yang hangat.
Namun kini, suasana kerja tersebut tak hanya bisa dinikmati mereka yang bekerja di kantor, tetapi juga para “pekerja rumahan”. Khususnya para pelaku ekonomi kreatif.
Dalam artikel sebelumnya, saya telah membahas bahwa tren co-working space sejak 11 tahun terakhir ini membuat mereka yang bekerja secara profesional dari rumah memungkinkan mereka untuk “ngantor” di luar. Cukup mengeluarkan biaya pendaftaran dan sewa harian atau bulanan, mereka dapat bekerja dengan nyaman di sana. Akses internet cepat yang disediakan mampu menjawab kebutuhan untuk berelasi dengan klien nun jauh di sana maupun browsing data secara online.
Urusan kebutuhan jasmani juga tidak perlu dipermasalahkan. Ada pantry yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Kalau lapar atau haus tetapi malas untuk membuat makanan dan minuman sendiri, biasanya co-working space juga menyediakan kantin atau kafe yang siap menjawab urusan perut, tanpa mereka harus meninggalkan lokasi.
Bertemu klien pun bisa dilakukan di tempat yang sama karena tempat yang nyaman bisa mendukung kinerja, sekalipun dalam suasana informal. Tidak menutup kemungkinan, melalui co-working space, orang-orang yang berada di sana tidak hanya saling mengenal, tetapi juga membuat proyek bersama dengan memanfaatkan kolebihan satu sama lain.
Nikmatnya bekerja di co-working space kini juga bisa dirasakan di Kota Bandung. Berada di pusat kota dan kawasan heritage, membuat tempat ini mudah untuk ditemukan. Namanya Co&Co Workshare Supported by BRI.
Berangkat dari duduk dan bekerja di tempat yang sama, mengobrol dan membuat ide baru untuk dijalankan bersama, dipahami Andi sebagai suatu aset yang dapat menjadi nilai untuk membangun ekonomi. Untuk itulah, co-working space mengakselerasi kreativitas dan ketidaksengajaan yang produktif dan menyenangkan.
Dalam sambutan berikutnya, Direktur Konsumer BRI, Sis Apik Wijayanto mengatakan bahwa pihaknya memberikan dukungan dari segi renovasi. Tidak heran, jika gedung ini didesain untuk membuat para pengunjungnya merasa nyaman dalam mengeluarkan ide-ide baru di ruangan-ruangan yang sudah disediakan.
“Para pelaku digital bisa membuktikan bahwa ini adalah tempat yang nyaman untuk menuangkan ide kreatif dan membuat kerjasama dengan para pelaku start up lainnya. Bermanfaat untuk orang Bandung dan anak-anak muda,” paparnya.
Dukungan BRI tersebut bukan tanpa alasan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan ekonomi kreatif menunjukkan gambaran yang positif. Tercatat, nilai tambah dari sektor industri kreatif mencapai Rp641,8 triliun atau 7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan mampi menciptakan 11,8 juta lapangan pekerjaan.
Dalam kesempatan ini, Sis sempat mengapresiasi Walikota Bandung, Ridwan Kamil yang memiliki inovasi luar biasa, layaknya kota yang dikenal dengan kreativitasnya itu. Inovasi pemimpin itulah yang dilihat sebagai bukti bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendukung industri kreatif. Apalagi, Presiden Joko Widodo melalui Sekretariat Kabinet Republik Indonesia mencanangkan visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai 130 miliar dollar AS, tahun 2020.
Sis yakin, berawal dari co-working,para pelaku industri kreatif akan memberikan dampak pada ekonomi digital melalui kolaborasi yang diciptakan. Dukungan melalui co-workingtidak hanya diberikan BRI untuk Kota Bandung, tetapi juga bekerjasama dengan sejumlah pihak, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika dan beberapa pelaku e-commerce.
Sementara itu, Walikota Bandung Ridwan Kamil berhalangan hadir pada peresmian Co&Co Workshare Supported by BRI. Meski begitu, kehadirannya diwakili Kepala Bagian Perekonomian Pemkot Bandung, Lusi Lesminingwati. Dalam sambutan yang dibacakan Lusi, pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyambut gembira dan memberikan apresiasi kepada Co&Co Workshare Supported by BRI. Sebab, wadah itu dapat menjadi sarana untuk memperkokoh komunitas kreatif sebagai tulang punggung perekonomian, terutama kota bandung yang dinobatkan sebagai kota kreatif oleh Badan Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Dunia (UNESCO).
“Kondisi ini tidak terlepas dari budaya kreatif yang tidak hanya diminati pasar dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Apalagi saat ini ekonomi kreatif menjadi salah satu kebijakan utama Pemkot Bandung. Bidang ini lebih menggandalkan kemampuan intelektual dibandingkan cara konvensional yang menggunakan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas.”
1. Receptionist: pusat informasi mengenai Co&Co Workshare Supported by BRI dan program yang berjalan
6. Private Office: ruangan yang bisa dijadikan kantor dengan layanan yang lebih lengkap dibandingkan ruangan lain
7. Canteen: area untuk menikmati makanan dan minuman yang disediakan Co&Co Workshare
8. BRI Digital: pusat layanan dan informasi BRI dengan teknologi terkini yang melayani kebutuhan transaksi dan informasi produk perbankan, lengkap dengan BRI CRM (Cash Recycle Machine), Electronic Data Capture (EDC), Mini ATM BRI, Smart TV dan Smart PC.
Atau mau barengan?
Yuk…
Bandung, 16 November 2016
Luana Yunaneva
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H