Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Professional Hypnotherapist & Trainer BNSP email: Luanayunaneva@gmail.com youtube: www.youtube.com/@luanayunaneva

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kayu Putih Cap Lang, Sahabat Anak Kos yang Berinovasi dengan Aromatherapy

6 November 2016   21:23 Diperbarui: 6 November 2016   23:44 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak kayu putih Cap Lang yang tinggal separuh, saya letakkan di atas meja belajar di dalam kamar. Tidak jauh dari buku-buku saya. (dokpri)


Kebanyakan orang suka bepergian ke tempat yang sejuk, bahkan dingin. Sebut saja, kalau di Jawa Timur ada Kota Malang dan Kabupaten Batu, di Jawa Barat ada Kota Bandung dan di Jakarta ada  Puncak. Konon, tempat-tempat tersebut kerap menjadi jujugan orang untuk berlibur. Mencari udara yang sejuk, jauh dari kebisingan kota. 

Berbeda dengan kebanyakan orang, saya justru kurang begitu menyukainya. Alasannya sepele, dingin. Tubuh saya tergolong cepat dalam merespon udara dengan suhu rendah. Akibatnya, tubuh langsung menggigil. Bahkan dalam kondisi tertentu, udara dingin yang berlebihan membuat kulit terasa gatal sehingga membuat kulit berbintik-bintik.

Namun anehnya, takdir justru membuat saya harus tinggal di kota-kota berhawa dingin.

Pertama, saya menghabiskan waktu selama empat tahun di Kota Malang untuk kuliah

Awalnya, tentu saya harus melalui fase adaptasi, apalagi sejak kecil saya tinggal di kota yang tergolong berhawa panas. Sudah bisa diduga, ini tidak mudah. Saya harus mempunyai stok bedak gatal dan minyak kayu putih. Untuk kayu putih, saya mengikuti anjuran Mama untuk menggunakan kayu putih Cap Lang. Hangatnya pas, aroma daun kayu putihnya juga enak.

Saya ingat betul, bagaimana rasanya tergeletak sakit seorang diri di kamar. Jauh dari keluarga, tentu tidak ada yang memperhatikan kondisi saya. Kalau biasanya Mama selalu membuatkan menu nasi, sup ayam hangat dan lauk-pauh, juga teh manis panas, agar selera makan saya meningkat, kali ini saya harus membelinya dulu di warung atau depot dekat kosan. Kecuali teh, saya bisa membuatnya sendiri. Namun tetap saja, rasanya beda kalau dibuat oleh tangan Mama.

Hal yang paling saya rindukan saat sakit di perantauan adalah belaian Mama. Ya, saya merasa senang dan dimanjakan ketika Mama mengoleskan kayu putih ke pelipis bagian kiri dan kanan, serta dada saya. Terakhir, Mama menempelkan telunjuknya yang masih beraroma kayu putih itu ke hidung agar saya dapat merasakan hangat dan wanginya yang menenangkan.
Merindukan suasana tersebut, saat sakit, saya pun mengoleskan kayu putih Cap Lang ke bagian-bagian tubuh yang biasa Mama oleskan. Bedanya, kali ini oleh tangan sendiri. Minyaknya sih sama. Tetapi ketika dioleskan oleh orang yang berbeda, rasanya pun berbeda. Lebih enak elusan tangan Mama. Namun, kayu putih Cap Lang cukup membantu mengobati rasa kangen belaian Mama.

Tak hanya menjadi andalan saat stamina tubuh turun, kayu putih Cap Lang biasanya juga saya oleskan ke kulit yang gatal akibat alergi udara dingin. Setidaknya, mencegah kulit semakin berbintik.

Kedua, saya melanjutkan hidup di Kota Bandung

Terlahir di salah satu kota kecil di Jawa Timur, lalu melanjutkan perkuliahan dan terjun di dunia kerja di provinsi yang sama, membuat saya tak pernah menyangka akan terdampar di Jawa Barat. Mengapa saya menyebutkan terdampar? Karena saya tidak pernah membayangkan untuk tinggal di Kota Bandung. Tetapi kalau untuk jalan-jalan, bolehlah. Lantas, apakah saya menyesal? Tentu tidak, karena Kota Bandung sangat menarik untuk dikunjungi dan dinikmati. 

Hanya saja, salah satu hal yang terbesit di pikiran sebelum menginjakkan kaki di bumi Parahyangan ini adalah saya akan berhadapan lagi dengan udara dingin. Tak lagi berhadapan, saya malah menggaulinya setiap hari. Namun, ketakutan saya tak berlangsung lama ketika Mama menyelipkan kayu putih Cap Lang berukuran 30 mililiter ke dalam koper ketika sedang packing. Mama memang selalu tahu, apa yang anak perempuannya ini butuhkan.

Benar saja, minyak kayu putih yang Mama selipkan sangat berguna saat hawa dingin Kota Bandung merasuk. Kehangatannya nikmat tidak lama sesudah diusapkan ke bagian tubuh yang saya rasa dingin. Kalau di Malang kulit saya cenderung mengalami alergi berupa gatal-gatal, hal baru saya alami di Kota Bandung. Kala malam menyapa, terkadang nafas saya agak tersengal. Saking dinginnya kota kembang ini, mungkin.

Dalam kondisi seperti ini, kayu putih Cap Lang tak bisa jauh-jauh dari tangan saya. Saya terbiasa meletakkannya di atas meja belajar di dalam kamar. Dengan begitu, saya tidak akan kesulitan untuk mencarinya, baik saat sedang membaca, mengetik, maupun mengerjakan tugas. Cukup mengambilnya di tempat biasa.

Minyak kayu putih Cap Lang yang tinggal separuh, saya letakkan di atas meja belajar di dalam kamar. Tidak jauh dari buku-buku saya. (dokpri)
Minyak kayu putih Cap Lang yang tinggal separuh, saya letakkan di atas meja belajar di dalam kamar. Tidak jauh dari buku-buku saya. (dokpri)
Bertemu Cap Lang di Kompasianival 2016
Dalam Kompasianival 2016 yang diadakan di Gedung SMESCO, Jakarta, 8 Oktober 2016 lalu, saya kembali bertemu dengan “sahabat anak kos” ini. Mengapa saya sebut sahabat anak kos? Bagaimana tidak, minyak kayu putih Cap Lang sangat menolong ketika anak kos jatuh sakit, apalagi penyakit-penyakit ringan yang kerap menghampiri, seperti pusing, sakit perut dan meriang (bukan merindukan kasih sayang lho, hehehe).

Yang menarik, ada inovasi baru yang dibuat oleh PT. Eagle Indo Pharma. Untuk pertama kalinya di Indonesia, perusahaan ini meluncurkan  Kayu Putih Aromatherapy. Ada empat varian produk, yakni  ekaliptus yang diluncurkan tahun 2011, juga green tea, rose dan lavender yang diluncurkan tahun 2015. Melalui booth di Kompasianival inilah, Kompasianer juga bisa semakin mengenal produk ini.

Moment penggunaan Kayu Putih Aromatherapy (sumber: http://www.kompasiana.com/kompasiana/blog-competition-kayu-putih-aromatherapy-kehangatan-dan-aroma-jadi-satu_57f7a3658823bd232d6e45cb)
Moment penggunaan Kayu Putih Aromatherapy (sumber: http://www.kompasiana.com/kompasiana/blog-competition-kayu-putih-aromatherapy-kehangatan-dan-aroma-jadi-satu_57f7a3658823bd232d6e45cb)
Kayu Putih Aromatherapy ini mengandung minyak ekaliptus sehingga tingkat kehangatannya lebih tinggi, juga aroma yang harum dan menenangkan dibanding lainnya. Cocok untuk semua kalangan, terutama mereka yang membutuhkan manfaat dan kehangatan kayu putih tetapi tidak menyukai aroma minyak.

Cara menggunakan Kayu Putih Aromatherapy ini juga lain daripada yang lain lho! Ini dia petunjuknya:

Cara menghirup aroma Kayu Putih Aromatherapy (sumber: http://www.kompasiana.com/kompasiana/blog-competition-kayu-putih-aromatherapy-kehangatan-dan-aroma-jadi-satu_57f7a3658823bd232d6e45cb)
Cara menghirup aroma Kayu Putih Aromatherapy (sumber: http://www.kompasiana.com/kompasiana/blog-competition-kayu-putih-aromatherapy-kehangatan-dan-aroma-jadi-satu_57f7a3658823bd232d6e45cb)
Di booth Cap Lang tersebut, saya juga diberkan kesempatan untuk mencobanya secara langsung dan memberikan testimoni. Saat itu, saya memilih Kayu Putih Aromatheraphy Lavender karena tertarik dengan warna ungunya yang unyu. Benar saja, cukup dengan menuangkan tiga tetes minyak di telapak tangan, menggosoknya sebentar dan mengoleskannya di  kening, leher bagian belakang dan pundak, tubuh mulai terasa hangat. Pas sekali! Wangi lavendernya juga menenangkan, bikin susah move on (ehhh) dari booth Cap Lang ini.

Pengalaman mencoba Kayu Putih Aromatherapy Lavender di Kompasianival 2016 bagian 1 (dokpri)
Pengalaman mencoba Kayu Putih Aromatherapy Lavender di Kompasianival 2016 bagian 1 (dokpri)
Pengalaman mencoba Kayu Putih Aromatherapy Lavender di Kompasianival 2016 bagian 2 (dokpri)
Pengalaman mencoba Kayu Putih Aromatherapy Lavender di Kompasianival 2016 bagian 2 (dokpri)
Sebelum saya meninggalkan booth, tak lupa Tim Promosi Cap Lang juga memberikan sebuah bingkisan. Ternyata kotak kecil itu berisi empat botol Kayu Putih Aromatherapy dengan varian ekaliptus, rose, green tea dan lavender. Masing-masing botol berukuran 30 mililiter. Cocok deh!

Bingkisan Kayu Putih Aromatherapy dari Cap Lang dalam acara Kompasianival 21016 (dokpri)
Bingkisan Kayu Putih Aromatherapy dari Cap Lang dalam acara Kompasianival 21016 (dokpri)
Saya bisa menggunakan keempatnya sekaligus agar keempat manfaatnya bisa saya gunakan, baik bangun tidur, bad mood, sakit maupun menjelang tidur. Ukurannya yang mudah digenggam, juga praktis dibawa ke mana pun. Mau diselipkan di tas kecil? Bisa banget!

Terima kasih, Cap Lang! Terima kasih, Kayu Putih Aromatherapy!

Bingkisan Kayu Putih Aromatherapy dari Cap Lang dalam acara Kompasianival 21016 (dokpri)
Bingkisan Kayu Putih Aromatherapy dari Cap Lang dalam acara Kompasianival 21016 (dokpri)
Bandung, 6 November 2016

Luana Yunaneva

Facebook & Twitter

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun