Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tak Tidur Semalaman, Pengalaman Pertama Siaga Erupsi Gunung Kelud bersama Radio

17 September 2016   23:56 Diperbarui: 18 September 2016   02:19 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para petugas sedang membersihkan jalanan di Kota Kediri dari abu vulkanik Gunung Kelud (dokumentasi keluarga)

Sebagai bentuk penyegaran supaya tidak bosan memproduksi dan mendengarkan berita tentang bencana gunung meletus, saya mencoba menanyakan kabar terbaru dari para relasi di Kota Kediri, pascaerupsi. Ternyata ada hal menarik yang tak saya temui pada hari-hari biasa. Dan hasil wawancaran dengan merekainilah yang saya buat menjadi paket berita. Program yang hanya berdurasi maksimal lima menit ini bernama Fresh News On Sunday (FENOS). Jam tayangnya pun agak nyempil di akhir Program Berita Suara Surabaya (BSS), setiap hari Minggu pukul 13.00-13.20. Ini dia kedua paket FENOS tersebut. Selamat mendengarkan!



Paket berita singkat di atas mungkin memang bukan sandiwara siaga bencana dalam balutan romansa, sesuai program BNPB yang diputar di 50 stasiun radio. Tentu hal ini tidak lepas dari format Radio Suara Surabaya sebagai radio berita. Meski begitu, paket tersebut berusaha menampilkan bahwa di balik sebuah bencana alam, ada orang-orang yang berusaha memanfaatkannya sebagai lahan mengais rezeki.

Jalan Veteran, Kota Kediri yang tertutup oleh abu vulkanik Gunung Kelud (dokumentasi pribadi)
Jalan Veteran, Kota Kediri yang tertutup oleh abu vulkanik Gunung Kelud (dokumentasi pribadi)
Para petugas sedang membersihkan jalanan di Kota Kediri dari abu vulkanik Gunung Kelud (dokumentasi keluarga)
Para petugas sedang membersihkan jalanan di Kota Kediri dari abu vulkanik Gunung Kelud (dokumentasi keluarga)
Dengan perjuangan yang penuh risiko, sejatinya manusia memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarganya, baik melalui jasa membersihkan atap rumah maupun menjual karung goni atau kantong beras besar yang selama ini disepelekan. Warga Kota Kediri dan sekitarnya yang selama ini hanya merindukan proses pembangunan rumah yang kokoh dan indah, juga mendapatkan bahan baku secara gratis. Kualitasnya pun bagus karena langsung dari alam. Jujur saja, keluarga kami berhasil mendapatkan abu vulkanik gunung kelud sekitar 1,1 kuintal. Jumlah yang fantastis bukan? Apalagi jika ada warga yang mengumpulkan abu vulkanik dari rumah-rumah tak berpenghuni, tentu hasilnya lebih banyak.

Abu vulkanik yang dikumpulkan keluarga dan tetangga di depan lapangan RT (dokumentasi keluarga)
Abu vulkanik yang dikumpulkan keluarga dan tetangga di depan lapangan RT (dokumentasi keluarga)
Menurut saya, ide BNPB untuk mengemas edukasi siaga bencana kepada masyarakat melalui program sandiwara radio merupakan inovasi yang bagus.

Asmara di Tengah Bencana (sumber: https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/09/sumbere-kompasiana-57d26c22727a61094689ad2e.jpg?t=o&v=700)
Asmara di Tengah Bencana (sumber: https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/09/sumbere-kompasiana-57d26c22727a61094689ad2e.jpg?t=o&v=700)
Pertama, masyarakat bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat dengan mudah dan murah. Mudah karena bisa didengarkan di manapun, kapanpun dan oleh siapapun. Murah lantaran radio masa kini bisa didengarkan melalui ponsel maupun perangkat yang dipasang di mobil. Jadi, di manapun berada, termasuk jalanan, Anda tidak akan kesulitan mengaksesnya.

Kedua, penyampaian pesan di radio menggunakan bahasa tutur cenderung mudah dipahami. Sebab, pilihan kata yang digunakan adalah bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Apalagi, broadcaster sudah terbiasa menyederhanakan kalimat rumit. Pilihan kata yang sedikit diubah tanpa mengurangi makna, menolong pendengar saat mencerna pesan.

Ketiga, sandiwara radio merupakan wadah yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme ataupun budaya setempat, tidak hanya penanggulangan bencana. Menyelipkan nilai-nilai ini tentu akan sangat bermanfaat bagi generasi muda di masa mendatang, untuk tidak melupakan dari mana mereka berasal.

Keempat, kalau menurut saya pribadi, unsur asmara digunakan BNPB untuk menarik minat masyarakat, termasuk kaum muda dan remaja. Tujuan utamanya, tetap menyimak edukasi siaga bencana yang telah disiapkan pemerintah. Pemilihan model sandiwara tentu dapat disesuaikan dengan wilayah, budaya masyarakat setempat, potensi bencana yang mungkin terjadi dan jangkauan radio. Harapannya, jika musibah terjadi, mereka sudah mengetahui langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri dan orang-orang yang dikasihi.

sumber: http://coralislandadventures.org/wp-content/uploads/2015/01/bigstock-blue-microphone-and-audio-cons-77877953.jpg
sumber: http://coralislandadventures.org/wp-content/uploads/2015/01/bigstock-blue-microphone-and-audio-cons-77877953.jpg
Bandung, 17 September 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun