Gadis, basuhkan lelahmu
Untaian nama kupanggil merdu
Sajak esok tak berima
Maukah engkau melengkapinya?
Wahai, pria berkacamata tanpa kuda
Seruanmu menggetarkan jiwa
Panah katamu mengandung candu
Sekejap tapi lalu
Kuletakkan kacamata di angin lalu
Suaraku tidak sepanjang katulistiwa
Gadis, aku tak mau kau mencanduku
Jiwa ini ada yang punya
Apalah dikata, candu itu canda
Dipungut sakit, diabaikan perih
Ibarat air mengalir ke muara
Alur membawa cerita, bukan memilih
Iya, gadis
Hati teriris
Percayaku
Itu kuncianmu
Warna katamu melambung
Menjulang tinggi ke awan
Aku anak putih abu-abu
Pamitku pergi mengejar angan
Sabtu 6 Agustus 2016
Angin Esok merupakan Sekuel “Angin” bagian ketiga, proyek kolaborasi puisi Muhammad Taufan Ika Sakti dan Luana Yunaneva
Tulisan ini pertama kali diposting untuk Kompasiana
Link Sekuel "Angin" bagian pertama: Angin Lalu
Link Sekuel "Angin" bagian kedua: Angin Masa
Link Sekuel "Angin" bagian ketiga: Angin Esok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H