Sejak SMP, saya punya kebiasaan menulis diary berbahasa Inggris. Saat itu, alasannya sepele. Agar orang lain, termasuk orang tua (hehehe), tidak mengerti apa curahan hati saya. Kalau pun si pembaca itu bisa berbahasa Inggris, tentu ia membutuhkan waktu untuk memahaminya. Tidak bisa langsung paham, seperti kalau saya menggunakan bahasa Indonesia.Â
Apa saja bisa menjadi pokok bahasan, mulai jalanan yang macet, kuliner yang enak, atau pengalaman bertemu orang yang berbeda. Yang penting, speak in English sajalah! Oya, kalau menerapkan hal ini, jangan lupa tutup masker helm-nya ya supaya tidak dikira pengendara lain sedang gila, hihihi…
Namun rasa perih itu terbayar menjadi hal yang manis. Saya tidak usah ragu ketika harus presentasi berbahasa Inggris. Pun tak lagi grogi ketika harus mewawancarai narasumber bule di lapangan, kini.
Keep spirit !
Bandung, 11 Juli 2016
Luana Yunaneva
Tulisan ini pertama kali dipublikasikan untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H