“Nggak.”
“Keluaga pasti akan memberi dampak pada suasana #BahagiaDiRumah atau tidak. Kalau orang tua sering bertengkar dan anak-anak tidak ada yang menurut, suasana di rumah pasti akan panas. Semuanya tidak akan betah berlama-lama di rumah. Yang ada, rumah kosong. Sang ayah memilih lembur di kantor, ibunya memilih hang out bersama teman-teman, lalu anak-anaknya main sendiri. Tidak terkontrol,” paparnya. “Begitu kumpul di rumah, suasana langsung kaku karena merasa tidak nyaman berkomunikasi.”Perlahan, saya mulai mengerti maksud Papa.
Tulisan ini tidak bermaksud menggurui karena saya sendiri masih berstatus sebagai anak perempuan Papa dan Mama yang belum menikah. Untuk saat ini, maksudnya, hehe. Namun pengalaman yang saya bagikan ini memang terjadi di tengah keluarga kami.
#BahagiaDiRumah kami adalah ketika orang tua dan anak-anak bisa saling terbuka karena adanya komunikasi dengan baik. Sangat baik malah, menurut saya. Kalau beberapa teman mengaku enggan bercerita banyak kepada orang tuanya, saya dan adik justru sebaliknya. Saking terbukanya, kami malah curhat kepada Papa dan Mama. Jadi tidak heran, kalau mereka mengetahui siapa saja teman kami sejak duduk di bangku taman kanak-kanak (TK) sampai meja kerja, apa saja masalah yang pernah kami alami, mengapa hal tertentu bisa terjadi dan bagaimana kami menyelesaikan persoalan tersebut.
Curhat sedikit ya. Saya ingat betul kalau Mama berlangganan Tabloid Nova sejak saya masih kecil. Jujur, saya tidak mengetahui rubrik apa yang paling Mama favoritkan. Namun saya sering memergoki Mama yang gemar membuat kliping masakan dari Tabloid Nova. Aneka sajian yang tampak menggiurkan itu ditempelkannya di sebuah buku berukuran kertas folio. Bukunya ada di rumah. Saya yakin, itu baru satu hal yang beliau terapkan agar kami berempat menjadi keluarga kecil yang merasakan #BahagiaDiRumah. Terima kasih, Mama. Terima kasih, Tabloid Nova.
Bandung, 27 Mei 2016
Luana Yunaneva