“Kenapa gitu, Kak?”
“Kamu tahu kenapa aku mau pergi ke sana? Aku kasihan melihat anak-anak di daerah terpencil yang nggak bisa senyaman kita. Anak-anak sekolah di sini bisa membeli seragam, sepatu, atau tas sekolah baru setiap tahun, itu sudah bagus! Sedangkan mereka? Boro-boro beli seragam, Syl, punya niat untuk sekolah pun nggak. Jadi aku belajar dari nol untuk membujuk mereka bersekolah. Aku nggak peduli, mereka harus belajar meski tanpa seragam, sepatu, dan tas sekolah.”
Pernyataan Kak Davin itu membuatku luluh lantak seketika itu juga. Bukan luluh kena rayu sih karena memang ia nggak sedang membujukku sih melainkan semacam trenyuh. Aku bertanya dalam hati, “Koq bisa ya ada orang yang berpikir seperti itu? Dia rela mengorbankan dirinya sendiri untuk kemajuan orang lain.” Tapi nyatanya, ada kan?
Astagaaaaa, tiba-tiba aku teringat sesuatu.
By the way, belakangan ini diary-ku koq isinya tentang Kak Davin ya? Ada apakah gerangan? Tidaaaaaakkkkkkk!!!!
Bandung, 13 April 2016
Luana Yunaneva
[caption caption="Event My Diary (sumber: Kompasiana)"]
P.s: Baca karya peserta lain di Akun Fiksiana Community: Inilah Hasil Karya Peserta Event My Diary.
Silakan bergabung di FB Fiksiana Community