Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Professional Hypnotherapist & Trainer BNSP email: Luanayunaneva@gmail.com youtube: www.youtube.com/@luanayunaneva

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Travelling Dadakan ke Pacitan, Why Not?

26 Februari 2016   12:06 Diperbarui: 26 Februari 2016   12:28 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur (dokumentasi pribadi)"][/caption]

Itu yang kualami saat melakukan perjalanan dari Kediri ke Pacitan, Jumat dini hari 1 Januari 2016. Ini adalah kali pertama aku travelling dengan minim persiapan bersama teman-teman. Berangkat dari kota tahu dan getuk pisang dengan modal nekat. Kami berenam hanya menggunakan sepeda motor dan pakaian ala kadarnya. Juga mengandalkan jaket sebagai penghangat badan. Makanan? Siapa bilang kami membawanya? Botol air mineral pun hanya dibawa dua orang dari enam pemuda yang berangkat.

Melewati banyak desa dan kelokan sesudah perayaan tahun baru, membuat jalanan tidak sesepi malam-malam biasanya. Sesekali kami berpapasan dengan pengendara lain yang usai merayakan pergantian tahun. Rasa lelah karena melakukan perjalanan dini hari tidak kami rasakan karena kerinduan menikmati pemandangan alam di kota kelahiran Mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam tanpa henti, kami memutuskan beristirahat di Panggul, Kabupaten Trenggalek. Cukup memejamkan mata di sebuah gubug kecil di pinggiran jalur lintas selatan. Rasa kantuk tak tertahankan pun kami lampiaskan, kurang dari lima menit. Membaur dengan ciptaan Sang Kuasa membuat kami pasrah dan berserah. Mengandalkan perlindungan-Nya jika kemungkinan terjadi hal-hal di luar kendali manusia, misal bencana alam dan kriminalitas.

Tapi ternyata tidur di alam bebas justru memberikan kenikmatan tersendiri ketika angin pagi membelai kami dengan sejuknya. Lalu kami melanjutkan perjalanan dengan semangat, sebelum kami kesiangan dan berjibaku dengan kemacetan yang diprediksi akan terjadi. Tidak lama, perut yang keroncongan mendorong kami untuk mampir di sebuah warung di Kabupaten Pacitan. Sepiring nasi, sayur, dan lauk menu lokal, lengkap dengan segelas teh panas, memberi sensasi tersendiri sarapan di awal tahun. Pemandangan berupa hamparan sawah hijau di depan warung membuat rasa lelah selama perjalanan hilang sementara waktu.

Sesudah menikmati makan pagi khas pedesaan yang nikmat, perjalanan pun berlanjut dengan sukacita. Perut kenyang, hati pun senang. Pasca melewati hutan dan tebing selama berjam-jam, kami disuguhi pemandangan jalanan Kota Pacitan. Tenang namun asri. Mungkin kota ini memang tidak sepadat dua kota besar yang kusinggahi dalam 3 tahun terakhir, Surabaya dan Bandung. Atau bisa jadi, lengangnya jalanan lantaran efek liburan sehingga warga memilih menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga atau bangun lebih siang dibanding hari biasa. Tidak lama berada di kota kecil ini, lantas kami kembali berjibaku dengan jalanan berliku yang menuntut konsentrasi tinggi para pengemudi motor.

[caption caption="Beginilah kelok jalanan Trenggalek-Pacitan yang kami lalui (foto: http://www.kompasiana.com/www.teguhhariawan/pesona-great-ocean-road-pacitan_552a5b636ea834912c552d1f)"]

[/caption]

Akhirnya sekitar pukul 08.00, kami tiba di Pantai Klayar sebagai tujuan wisata ini. Meski cuaca terik, rasa lelah terbayar ketika melihat pantai biru dengan air yang sejuk, pasir putih yang lembut, dan tebing yang tinggi menjulang. Meneguk sebotol air mineral seakan menjadi surga pelepas dahaga selama berkendara. Puas menikmati pemandangan, kami berfoto bersama, diselingi canda tawa. Belum lagi kami mencoba mengendarai ATV yang dikemudikan ahlinya. Sungguh pengalaman yang menakjubkan! Menaiki bebatuan, bermain air (baca dalam bahasa Jawa: ‘keceh’), dan duduk santai menjadi kegiatan kami selama sekitar empat jam di tempat ini.

[caption caption="Keindahan Pantai Klayar (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Candid adikku yang lari berkejaran dengan ombak Pantai Klayar yang saat itu cukup pasang (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Kami berenam berfoto bersama di salah satu tebing di Pantai Klayar (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

Sebelum tengah hari, kami memutuskan untuk meninggalkan pantai. Pasalnya kami harus menempuh sekitar enam jam perjalanan untuk kembali ke kota asal, Kediri.

Di tengah jalan, kami mampir ke Pantai Soge yang searah dengan perjalanan pulang. Keunikan pantai ini adalah lokasinya di sebelah jalan raya. Hanya berbatasan dengan pasir dan pepohonan yang tidak terlalu luas. Ada sensasi tersendiri tentunya ketika kami berfoto di jalanan sebelah pantai. Pantai yang tampak kebiruan, lengkap dengan ombak berbuih dan langit yang cerah, membukakan mata kami tentang karunia Tuhan melalui segala ciptaan-Nya. Coba rasakan sensasinya!

[caption caption="Pemandangan Pantai Soge yang bersebelahan dengan jalan utama Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Aku pun tidak melewatkan momen dengan berfoto di sini. Jarang sekali ada pantai di sebelah jalan raya utama sebuah kota (dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

Puas berfoto, kami pun melanjutkan perjalanan. Namun sempat ada kendala. Ban motor seorang kawan bermasalah sehingga kami harus menolong mencarikan bengkel terdekat. Bersyukur, Tuhan memelihara kami dengan menunjukkan bengkel kecil di pinggir sawah. Lokasinya tidak jauh dari Pantai Soge.

Lama dan panjangnya jarak tempuh tidak menjadi alasan untuk melakukan destinasi wisata ini. Minimnya persiapan juga bukan menjadi halangan untuk kami mengeksplor indahnya Indonesia. Dari sinilah aku semakin tidak sabar untuk terus melakukan perjalanan tak terkira dengan berbagai keajaiban di dalamnya. Habis ini, travelling ke mana lagi yaaaaaaa???

  

Bandung, 26 Februari 2016

Luana Yunaneva

NB: Ini adalah tulisan modifikasi dari karya sebelumnya yang pernah saya kirim untuk mengikuti kompetisi ini 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun