Mohon tunggu...
SUAR LSSPI
SUAR LSSPI Mohon Tunggu... -

SUAR (Suara Akar Rumput) adalah bagian dari LS2LP (Lembaga Studi Sosial Lingkungan @ Perkotaan)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Jantung Jakarta Menuju Nusakambangan (Press Tour KLH)

16 Oktober 2014   03:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:51 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan Jurnalistik Wartawan Kementerian Lingkungan Hidup

Ke obyek lingkungan di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah

16-17 April 2013

Dari Jantung Jakarta Menuju Nusakambangan

Oleh:

PAULUS LONDO

SUAR/LS2LP

Matahari baru keluar dari peraduannya. Jalan belum begitu ramai. Tapi di stasiun Gambir yang terletak di jantung Ibukota Jakarta, sudah terlihat kesibukan penumpang, termasuk serombongan penumpang sebagian memikul tas ransel. Ada juga membawa kamera ukuran besar.Tentu, dengan mudah ditebak, mereka adalah rombongan wartawan yang bersama-sama melakukan peliputan di luar kota.

Pukul 06.30, Selasa16 April2013. Kelompok wartawan yang rutin meliput di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) hendak di Cilacap. Ini kegiatan rutinsetiap tahun diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, yang disebut “Press Tour KLH 2013.” Berwisata sambil meliput ? Bisa jadi demikian. Obyek yang dituju tentu relevan dengan isu lingkungan hidup. Informasi lingkungan langsung dicocokkan dengan kenyataan di lapangan. Lalu didalami. Sebagai nara sumber beberapa pejabatberkompeten ikut serta dalam rombongan ini. Biasanyapejabat eselon II di Kementerian Lingkungan Hidup. Tentu, setelah tiba di tujuan, pejabat pejabat Badan Lingkungan Hidup di daerah tujuan ikut hadir.

Dalam perjalanan kali ini, pejabat dari KLH cukup lengkap. Selain Vivien Rosa Ratnawati, kepala Biro Hukum & Hubungan Masyarakat, ikut mendampingi rombongan wartawanantara lain Ir. Sabar Ginting, Asisten Deputi Pengendalian pencemaran Manufaktur KLH, Tantri Arundhati, juga  Asisten Deputi di KLH, beberapa pejabat lainnya. Kepala Bagian Humas KLH, Shinta Saptarini, menjadi pemimpin perjalanan, yang mengomandoi panitia yang terdiri dari beberapa staf Humas KLH.

1413374742408022307
1413374742408022307
14133748081109825721
14133748081109825721
14133748781501785686
14133748781501785686
1413374948335565659
1413374948335565659


Sedangkan Cilacap terpilih menjadi tujuan karena di kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Jawa Tengah ini terdapat PT Holcim Internatinal Tbk yang baru saja menyabet PROPER EMAS yakni penghargaan tertinggi atas kinerjanya di bidang lingkungan hidup. Perusahaan penghasil semen terbesar di Indonesia inisudah lebih dari lima kali berturut-turut mendapat penilaian PROPER HIJAU. Tentu, program Pemerintah Kabupaten Cilacap di bidang lingkungan hidup juga termasuk obyek dalam kunjungan ini.

Menurut agenda perjalanan yang dibagikan kepada peserta, rombongan akan mengunjungi pulau Nusakambangan serta Kampung Laut yang berada di perairan Segara Anakan. Dua tempat itu yang mengundang rasa penasaran. Sebab sebagian besar pesertabelum pernah ke Nusakambangan apalagi Kampung Laut.Selama ini, Nusa Kambangan hanya dibayangkan sebagai satu pulau di selatan Cilacap dianggap angker dan penuh misteri.

141337502227443788
141337502227443788
1413375107968179363
1413375107968179363
14133751941084709853
14133751941084709853
1413375269162931866
1413375269162931866
1413375342462457680
1413375342462457680


Tentu, karena sejak jaman penjajahan hingga sekarang,pulauini menjadi tempat pembuangan pelaku kejahatan kelas kakap. Selain itu, Nusakambangan juga kerap dikaitkan dengan hal yang bersifat gaib. Konon, hanya di Nusakambangan terdapat kembang Wijaya Kusuma, sejenis bunga memiliki arti penting dalam penobatan penguasa di pulau Jawa. Menurut ceritera rakyat, mendapatkan bunga itu tidak mudah. Hanya mereka memiliki kekuatan lahir dan bathin yang tangguh dapat memperolehnya. Tapi, dalam perjalanan ini justru wartawan yang mendatangi pulau itu. Rata-rata hanya memiliki ketangguhan dalam hal peliputan seperti mengejar sumber berita agar deadline terkejar. Ketangguhan lain, wallahu alam.

Sedangkan Desa Ujung Alang Kampung Laut yang akan dikunjungi, jugamengundang penasaran. Sebab pemukiman ini berdiri di atas perairan laut Segara Anakan, jauh terpencil dari pemukiman lainnya. Bagaimana mereka hidup dalam lingkungan seperti itu ?

Waktu mendekati pukul 07.00 WIB. Peserta sudah siap masuk ke dalam gerbong Kereta Argo Dwipangga jurusanStasiun Purwokerto Jawa Tengah. Kabin Argo Dwipangga bersih dan tertata rapi Udara sejuk terasa menyergap pori-pori . Tentu terutama paru-paru yang setiapharibekerja keras menyaring udara kotor di kota Jakarta.

Waktu terus merangkak mendekati pukul 08.00. Pluit berbunyi, rangkaian gerbong mulai merayap meninggalkan Stasiun Gambir. Dari jendela terlihat kehidupan kota Jakarta yang mulai menggeliat. Dari Jakarta hingga Cikampek pemandangan yang mendominasi adalah kesibukan penduduk yang baru memulai aktifitas rutin. Lepas dari Cikampek, panorama alam yang dominan adalah hamparan sawah dan ladang yang tampak subur. Beberapa peserta mulai menikmati minuman dan snack yang dibagi panitia. Tawa canda, saling berkenalan, percakapan ngalor ngidul membuat suasana jadi ramai.

Kereta Argo Dwipangga melaju dengan kecepatan tinggi membuat perjalanan ke Purwokerto menjadi singkat. Menjelang siang kereta sudah masuk Stasiun Purwokerto. Wajah stasiun ini sudah berbedadengan keadaan setahun sebelumnya. Semakin rapi. Peringatan “larangan merokok,” terpasang mencolok di berbagai sudut stasiun.

1413375422226265462
1413375422226265462

Sungai Serayu

Di halaman stasiun Purwokerto sudah tersedia bis yang akan membawa rombongan menuju Cilacap. Beberapa pejabat dari BLHD Kabupaten Cilacap dan juga Humas PT Holcim International Tbk dengan ramah menyambut kedatangan rombongan. “Langsung naik bis ya. Makan siang sudah disediakan di restoran Pringsewu,” ujar seorang pejabat BLHD Kabupaten Cilacap. Restoran ini cukup terkenal di Purwokerto. Menu yang disediakan cukup enak. Sambil menikmati makan siang, rombongan mulai berkenalan dengan para penjemput dari BLHD Cilacap dan PT Holcim International Tbk.

Pelayan restoran akhirnya ikut bergabung, menanyakan siapa diantara peserta yang berulang tahun di bulan April, sebab akan diberi hadiah yakni segelas minuman segar gratis.

Menjelang pukul 14.30 WIB, rombongan melanjutkan perjalanan ke Cilacap. Pemandangan alam yang dilalui cukup menarik untuk dinikmati. Ada sawah ladang dan pepohonan nan menghijau. Tak lama kemudian, di sebelah kiri terlihat sungai Serayu mengalir tenang. Sungai yang dipuja dalam lagu “Keroncong Sungai Serayu,” tampak menjadi salah satu obyek wisata di kawasan itu. Disini terdapat bendungan Gerak Serayu, yang multi guna. Untuk mengairi sawah dan juga jadi tempat rekreasi.

Keindahan alam kawasan sungai Serayu memang mempesona. Berlatar belakang, Gunung Slamet nana agung. Sungai Serayu merupakan urat nadi kehidupan ribuan keluarga petani di Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap. Bimo Lukar sumber mata air Sungai Serayu berasal dari Gunung Perahu. Sumber tersebut dianggap mata air suci oleh penganut agama Hindu. Suasana di kawasan ini, hening dan teduh, membuat perasaan seakan berada di alam mitis.. Di pintu gerbangnya kerap disambut dengan kemunculan beberapaekor monyet yang cukup jinak.

Hulu Sungai Serayu berada di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo. Secara harafiah “Dieng” berarti gunung persemayaman para dewa-dewi. Sebagian masyarakat Jawa hingga kini masih yakinadanya dewa-dewi yang bersemayam di dataran tinggi Dieng. Sungai ini meliuk-liuk sepanjang sekitar 3719 km dan bermuara di pantai Cilacap dekat Gunung Srandil menghadap Laut Selatan yang juga diyakini merupakan daerah kekuasaan Nyi Roro Kidul, sosok yang melegenda dalam tradisi masyarakat Jawa. Menurut data luas DAS (daerah Aliran Sungai) Sungai Serayu mencapai sekitar360,639 ha. Menurut hasil penelitian, dengan debit rata-rata lebih dari 0,040 m3/detik/km, kualitasair sungai Serayu masih tergolong baik. Artinya, sehat dan aman sebagai bahan baku air minum dan untuk mengairi lahan pertanian. Banyak kalangan berharap, kualitas iair tersebut dapat dipertahankan.Apalagi, Sungai Serayu cukup memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan. Serayu memiliki beberapa anak sungai antara lain adalah sungai Begaluh, Tulis, Merawu, Klawing, Kalisapi, Piasa, Tajum, dan Logawa. Itu menurtut informasi dari beberapa sumber baik yang ditemui di Cilacap maupun di Jakarta.

1413375496477227863
1413375496477227863

14133755761856910008
14133755761856910008

Pulau Nusakambangan

Matahari sudah condong ke barat. Rombongan tiba di Kota Cilacap langsung menuju dermaga untuk melanjutkan perjalanan ke pulau Nusakambangan. Tujuannyaadalah Quarry – tambang  PT Holcim Indonesia di Dermaga Wijaya Pura, Nusakambangan.Di dermaga pelabuhan Cilacap, telah tersedia perahu bermotor yang akan menyeberangkan rombongan. Namun sebelum naik ke perahu, rombongan harus melakukan ritual khas dan standar dalam pertambangan yakni: Mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) alias “Body Protector. Semua mesti memakai topi helm, rompi warna mencolok, serta sepatu khusus yang sudah disediakan. Pemakaian APD tersebut memang ditegaskan dalam peraturan tentang K-3 (Keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja).

1413375646818234049
1413375646818234049
14133757071352140935
14133757071352140935
14133757691229731428
14133757691229731428


Setelah semua sudah siap, satu persatu naik ke perahu. Melintasi selat sempit yang memisahkan Cilacap dan Nusa Kambangan hanya butuh waktu sekitar 20 menit. Di Dermaga Wijaya Pura Nusakambangan terlihat sejumlah pegawai PT Holcim International Tbk sudah siap menjemput rombongan. Juga terdapat dua bis Trans Lapas bergambar logo Kementerian Hukum dan HAM. Dua bis itu untuk membawa rombongan ke lokasi penambangan.

Untuk kepentingan public, peninjauan wartawan langsung ke lokasi penambangan tentu penting. Sebab pada tahun 2011, aktivitas tersebut sempat mengundang protes dari sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM). Melalui petisi berjudul “Selamatkan Nusakambangan” yang beredar luas, para akivis menilai penambangan oleh Pt Holcimdapat merusak lingkungan hidup, yakni terusiknya satwa langka di pulau ini serta hilangnya benteng bagi pesisir Cilacap dari terpaan Tsunami.

14133758431575982568
14133758431575982568


Nusakambangan memang habitat satwa langka. Konon masih terdapat hewan buas seperti harimau di pulau ini.Ia merupakan pulau karang satu-satunya di dunia yang merupakan miniatur hutan tropis lengkap dengan keanekaragaman hayatinya. Kekayaan flora dan fauna pulau inimencapai sekitar 142 jenis fauna dan 20 diantaranya adalah satwa yang dilindungi seperti Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis), Elang Brontok (Spizaetus Cirrhatus) atau Penyu hijau (Chelonia Mydas). Juga terdapat 767 flora diantaranya terdapat jenis langka seperti Amorphophalus decus-silvae, Lithocarpus platycarpus, Rafflesia patma, Shorea javanica dan Dipterocarpus littoralis.

1413375918791760158
1413375918791760158
1413377660362994267
1413377660362994267
14133777681657865742
14133777681657865742


Sejatinya kegiatan penambangan oleh PT Holcim Indonesia Tbk hanya melanjutkan kegiatan penambangan yang sudah dilakukan olehPT. Semen Cibinong. Dengan Keppres No. 38 Tahun 1974 Presiden Soeharto mengijinkan pengelolaan penambangan batu kapur di Nusakambangan. PTSemen Cibinong itu yang kemudiandiakusisi olehPT. Holcim Indonesia Tbk. Lalu Kementerian Hukum dan HAM memberikan ijin penambangan bagi PT Holcim selama 30 tahun (surat No: E.PL.03.06.6290034/Dir/XI/2001 tanggal 27 November 2001), namun kemudian diperpanjang oleh Gubernur Jawa Tengah menjadi 60 tahun (Surat Izin Penambangan Daerah (SIPD) Nomor: 540/11/2006).

14133759791953903526
14133759791953903526
14133760991010371242
14133760991010371242


Menurut para aktivis LSM, penambangan oleh PT. Holcim Indonesia akan berdampak terjaidnya perubahanekosistemantara lain sumber mata air bersih bakal terganggu. Nusa Kambangan –demikian menurut mereka-- berada jalur gempa. Sebab berada pada jalur lempeng Hindia-Australia dan lempeng Eurasia. Dengan demikian sewaktu-waktu dapat terjadi gempa dan tsunami. Menurut mereka dengan ijin penambangan hingga tahun 2063, maka potensi batuannya yang ada disepanjang pesisir utara pulau Nusakambangan, bakal habis. Sebab akibat perluasan penambangan akan sangat dimungkinkan tidak hanya 1000 hektar sesuai SIPD, melainkan akan lebih luas dari itu. Dampaknya benteng pertama Cilacap dari hantaman tsunami, yangjuga merupakanwarisan dunia pulau karang yang sudah diakui dunia akan tinggal sejarah bersama flora dan faunanya.

1413376172470193123
1413376172470193123


Dua bis ekskutif tergolong lux sudah bergerak meninggalkan dermaga menuju lokasi tambang. Paling depan mobil satuan pengamanan PT Holcim sebagai vorryders. Sengaja berjalan perlahan agar rombongan dapat melihat kiri kanan jalan yang masih berselimut hutan. Sepenjang perjalanan, staf PT Holcim Indonesia Tbk yang jadi pemandu(Pak Ike ?) terus menerus menjelaskan usaha perusahaan ini melestarikan lingkungan. “Hutan itu tetap dijaga,” kata dia. Lahan yang sudah ditambang langsung direklamasi agar kembali pada keadaan semula. Dalam hitungan menit, rombongan tiba di areal terbuka, lokasi tambang. Tanah terkupas tampak membentang. Dan tak jauh dari area tersebut lahan bekas tambang yang sedang direklamasi sudah ditumbuhi pepohonan. Areal pertambangan seluas 2.628 hektar. Sudahdibuka 561 hektar, sedang digarap 218 hektar dan yang sedang direhabilitasi 107 hektar. Ini data tahun 2010.

14133762421460980479
14133762421460980479


Sedangkan pada tahun 2011 lahan yang dimiliki sebesar 2.628 hektar, lahan yang dibuka sebesar 574 hektar, lahan yang digarap sebesar 299 hektar, lahan yang direhabilitasi 128 hektar. Lalupada tahun 2012, lahan yang dimiliki 2.610 hektar, lahan yang dibuka  566 hektar, lahan yang digarap 302 hektar, lahan yang direhabilitasi 168 hektar.

1413376319107550430
1413376319107550430
1413376391987842246
1413376391987842246
14133764612053466505
14133764612053466505


Usai berkeliling melihat lokasi penambangan, rombongan berkumpul di lahan yang sedang direklamasi. Melakukan “ritual” penanaman pohon, satu orang menanam satu bibit pohon yang sudah disediakan. Lalu dilanjutkan dengan foto bersama dengan latar belakang lokasi tambang. Dan setelah itu, semua kembali ke kendaraan. Perusahaan akan memberikan penjelasan lebih detail di ruang pertemuan gedungQuarry – VI. Letaknya tidak jauh jauh dari dermaga dan sejumlah pejabat perusahaan sudah menunggu ditempat ini.

14133765462013909358
14133765462013909358


.

14133766161990542639
14133766161990542639

1413376690884428387
1413376690884428387
1413376785784618833
1413376785784618833

Menurut Didik Dirgantara General Manager Quarry PT Holcim, pengelolaan lingkungan yang baik dan benar menjadi aspek penting dalam manajemen PT Holcim Indonesia. “Semuaharus berjalan sesuai dengan prosedur. Dari soal perijinan, AMDAL luas lahan yang dimiliki, luas lahan yang dibuka, serta lahan yang digarap, juga lahan yang direhabilitasi dan juga proses produksi tambang tidak lupa untuk memonitor lingkungan, kata dia.

14133768651876133176
14133768651876133176
1413376950246007583
1413376950246007583
1413377043715268513
1413377043715268513
1413377128807237874
1413377128807237874


Ketika ditanya tentang Nusakambangan yang dianggap pulau yang angker dan dan berbau mistik, menurut Didiek biasa-biasa saja. Keamanan terjamin karena aktivitas berlangsung 2 jam setiap hari, jadi segala sesuatu dapat terus menerus terpantau. “Selama disini, belum ada binatang buas seperti harimau mendatangi lokasi perusahaan. Memang ada laporan ditemukan jejak harimau di dalam hutan, namun baru jejaknya,” lanjut Didiek. “Mengenai hal berbau mistik, tentu jawabannya juga dengan cara mistik,” ujar Didiek memancing tawa. Mengenai penghijauanyang sudah berlangsung sejak tahun 2010, kini dilokasi sudah terdapat 10 jenis tanaman dengan jumlah 453 pohon. Diantaranya adalah. Kupu-kupu, telok, manggisan, bayer, laban, trembesi, kedoya, vicus dan lain-lain.

1413377408379933177
1413377408379933177
1413377588592757993
1413377588592757993


Tak terasa sudah sore. Rombongan bergegas menuju dermaga dan langsung naik ke perahu. Kembali ke dermaga pemberangkatan untuk mengambil barang-barang yang dititip sekaligus mengembalikan APD. Dan perjalanan dilanjutkan ke hotel tempat menginap.

14133778982083592749
14133778982083592749

141337796897426170
141337796897426170

Ramah Tamah Berpadu Wawancara

Satu persatu anggota rombongan mendatangi recepsionist hotel, mengabli kunci kamar yang sudah disediakan. Satu kamaruntuk untuk dua orang. Kepenatan terasa menyergap badan. Maklum, aktivitas hari itu sudah dimulai sejak subuh, dan berlangsung tanpa jeda sehari penuh. Tapi masih ada acara yang mesih dituntaskan hari itu yakni makan malam dan ramah tamah, terutama dengan para pejabat dan staf BLHD kabupaten Cilacap, dan tentu juga dengan pihak PT Holcim Indonesia Tbk.

14133781131838930853
14133781131838930853
14133781791920334322
14133781791920334322


14133782471999103971
14133782471999103971

Dengan suasana santai masing-masing menyantap makanan yang sudah tersedia. Alunan musik dan suara biduandengan lagu-lagu bernada romantis membuat suasana jadi semarak. Anggota rombongan juga diminta membawakan lagu kesukaan masing-masing.Ir. Sabar Ginting memilih mendendangkan lagu “Sai Anjau” dari Sumatera Utara. Vivien Rosa Ratnawati dengan lagu lawas “Let It Be Me,” sedangkan seorang ibu stafBLHD Cilacap menyanyikan lagu “Cinta Pertama,” lagu populer di tahun 1960-an melalui duet Patty Sisters.

Tapi bagi wartawan, kesempatan ramah tamah dijadikan ajang wawancara untuk memperoleh informasi lebih dalam tentang pengelolaan lingkungan hidup. Ir. Sabar Ginting menjadi narasumber yang dincer banyak wartawan. Juga narasumber dari BLHD Cilacap. Selain untukcrosscheck temuan di lapangan, juga untuk mendapatkan informasi awal tentang Kampung Laut yang menjadi tujuan kunjungan esok hari. Pukul 23.00 WIB, ramah tamah selesai, sebagian rombongan langsung menuju kamar. Sebagian lagi keluarmelihat kota Cilacap diwaktu malam.Kota ini relatif bersih, juga tenang, sepi pada malam hari (PAULUS LONDO/SUAR/LS2LP).

14133782992041511908
14133782992041511908
1413378353704852129
1413378353704852129

1413378416107697682
1413378416107697682
14133784671767942572
14133784671767942572

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun