Mohon tunggu...
L S P 3 I
L S P 3 I Mohon Tunggu... Dosen - Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (Institute for Policy Research and Development study Indonesian Education), adalah organisasi non profit pendidikan yang bergerak di bidang KAJIAN, STUDI & RISET.Tujuannya mewujudkan tatanan pendidikan Tinggi Indonesia yang berpegang kepada nilai-nilai peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia "untuk pengembangan dan kemajuan pendidikan tinggi Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dosen Belajar kepada Mahasiswanya, Kenapa Tidak?

23 Oktober 2020   12:39 Diperbarui: 23 Oktober 2020   12:50 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan Dosen mahasiswa atau guru-murid adalah hubungan yang tidak rigid. Ia tidak seperti hubungan antara majikan dan budak, antara atasan dan bawahan atau antara mandor dan buruh.

Hubungan dosen-mahasiswa ATAU guru-murid adalah hubungan yang elastis, yang bisa bertukar posisi dan berpindah tempat. 

Di suatu waktu dan di sebuah materi, si A menjadi guru dari si B, tapi di tempat yang lain dan di materi yang lain, si B justru menjadi guru si A. Saling bertukar posisi seperti ini lumrah dan menjadi fenomena yang tidak asing. 

Artinya apa? Ketika seseorang masih memiliki kesadaran untuk terus belajar kepada siapapun itu asalkan kompeten, maka kesempatan untuk menambah dan mempertajam ilmu pengetahuannya masih terbuka lebar. 

Maka tidak ada kata akhir dalam belajar. Pendidik dan pengajar (baca guru-dosen) adalah orang yang mengabdikan dirinya untuk itu dan menghabiskan usianya untuk itu. Tidak peduli kepada siapa dia mengambil ilmu, kepada murid yang pernah diajarinya dulu atau orang lain. 

Ketika seorang guru belajar kepada muridnya, kenapa tidak?

Kisah seperti Imam as-Syafi'I dan Imam al-Humaidi banyak sekali ditemukan dalam sejarah etika keilmuan kita. Tidak ada masalah ketika seorang guru harus belajar kepada sang murid. 

Sebagaimana yang juga dituturkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, salah seorang murid jempolan Imam as-Syafi'i. beliau bercerita, "suatu hari guruku, Imam as-Syafi'I berkata kepadaku: kamu lebih alim soal hadis dibanding saya. Jika kamu memiliki hadis yang sahih, katakanlah agar saya bisa mengambilnya [meriwayatkannya] darimu!"  

Lagi-lagi, ketika seorang guru belajar kepada muridnya, hal itu bukanlah sesuatu yang aneh dan mampu menurunkan derajat sang guru. Sebagaimaa yang telah ditunjukkan oleh ulama-ulama kita, tradisi itu biasa saja. 

Oleh karena itu, belajarlah tanpa melihat siapa orangnya! Belajarlah karena sadar kita bodoh dan akan menambalnya dengan ilmu pengetahuan, meskipun dari murid kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun