Mohon tunggu...
L S P 3 I
L S P 3 I Mohon Tunggu... Dosen - Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (Institute for Policy Research and Development study Indonesian Education), adalah organisasi non profit pendidikan yang bergerak di bidang KAJIAN, STUDI & RISET.Tujuannya mewujudkan tatanan pendidikan Tinggi Indonesia yang berpegang kepada nilai-nilai peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia "untuk pengembangan dan kemajuan pendidikan tinggi Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gak Melulu Serius, Ini 5 Tips Jadi Dosen yang Asyik!

21 Juli 2019   22:34 Diperbarui: 22 Juli 2019   03:16 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai tenaga pendidik professional, semua yang dilakukan sebagai dosen sudah memenuhi kriteria sebagai dosen ideal yang di idam-idamkan para peserta didik? Nah, dosen bisa melakukan beberapa cara sederhana yang bisa menjadikan sebagai dosen yang asyik, seperti di bawah ini.

1. Berikan kesan yang menyenangkan di setiap kegiatan perkuliahan

Setiap kegiatan belajar mengajar, mahasiswa dan dosen butuh penyegaran. Beri sambutan dengan suka cita, berikan senyuman dan ucapan penyemangat di awal perkuliahan, "Yuk, tetap semangat menuntut ilmu, mari kita mulai lagi kegiatan belajarnya, ya." Hindari sikap kaku agar suasana pembelajaran tidak membosankan dan jauh dari kesan otoriter pada diri sebagai dosen.

2. Jalinlah kedekatan dengan peserta didik agar menciptakan suasana belajar yang asyik

Kiat bisa mulai menyapa dan bertegur sapa pada peserta didik. Ubah stigma dosen itu harus ditegur lebih dulu, tunjukkan pada peserta didik bahwa bersosialisasi tanpa pandang usia maupun jabatan itu penting. Peserta didik akan merasa senang apabila seorang dosen mengingatnya dengan baik. Misalnya, pujilah peserta didik dalam keaktifannya di kelas perkuliahan, berikan apresiasi atas ketepatan waktunya dalam mengikuti kegiatan perkuliahandi kampus.

3. Berkomunikasi dengan jelas agar pelajaran bisa disampaikan dan diterima dengan baik

Tak sedikit peserta didik yang merasa bosan ketika dosen tidak bisa menyampaikan materi dengan baik. Oleh sebab itu, sebagai dosen yang asyik kita harus bisa menguasai dan memahami materi pelajaran agar bisa menyampaikannya dengan singkat dan jelas. Bangun komunikasi di dalam kelas secara rutin sehingga semua permasalahan bisa diselesaikan melalui diskusi.

4. Manfaatkan teknologi, jadi dosen yang up to date itu penting

Sekarang bukan zamannya lagi menulis di papan tulis sambil membelakangi peserta didik. Kini saatnya dosen mengubah cara mengajar yang jadul menjadi lebih kekinian. Sebagai dosen yang mengajar mahasiswa millennials, kita bisa memanfaatkan teknologi sebagai bantuan proses belajar mengajar di kelas. Karena kecanggihan teknologi mampu menciptakan suasana aktif dan segar di kelas. Misalnya, gunakan proyektor, laptop, dan internet untuk memberikan materi melalui video atau gambar. Pada dasarnya, mahasiswa zaman sekarang lebih suka visual.

5. Jadilah sosok dosen yang humoris tanpa mengurangi martabat seorang pengajar

Ada dua tipe dosen yang akan selalu dikenang dan dirindukan, yakni dosen paling galak/killer dan dosen paling lucu. Jadilah dosen yang humoris untuk meningkatkan semangat belajar peserta didik. Melalui canda, guyon yang terukur dan mendidik, hubungan dosen dengan peserta didik akan lebih dekat. Penyampaian materi pelajaran juga bisa lebih mudah. Peserta didik pun bebas berekspresi dan menyampaikan aspirasi di dalam kelas tanpa rasa takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun