Mohon tunggu...
L S P 3 I
L S P 3 I Mohon Tunggu... Dosen - Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia (Institute for Policy Research and Development study Indonesian Education), adalah organisasi non profit pendidikan yang bergerak di bidang KAJIAN, STUDI & RISET.Tujuannya mewujudkan tatanan pendidikan Tinggi Indonesia yang berpegang kepada nilai-nilai peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Indonesia "untuk pengembangan dan kemajuan pendidikan tinggi Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

3 Cara Menentukan Masalah Belajar Peserta Didik

23 Februari 2019   12:25 Diperbarui: 23 Februari 2019   12:58 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen berkepentingan untuk mendorong peserta didik aktif belajar, dengan demikian sebagai pendidik generasi muda bangsa, dosen berkewajiban mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang di hadapi peserta didik, seperti :

1. Pengamatan perilaku belajar

Kampus sebagai lingkungan ilmiah dan pusat kegiatan pendidikan dan pembelajaran, dosen bertindak menyelenggarakan kegiatan mengajar dan peserta didik bertindak belajar . Tindakan belajar yang dilakukan oleh peserta didik, sebagai lazimnya tindakan seseorang maka tindakan tersebut dapat diamati sebagai perilaku belajar.

Peran pengamatan perilaku belajar peserta didik dilakukan sebagai berikut :

  1. Menentukan hal-hal apa yang akan diamati , seperti cara peserta didik belajar, cara menggunakan media belajar, prosedur, dan cara proses belajar sesuatu.
  2. Menganalisis hasil belajar.  Analisis hasil belajar peserta didik merupakan pekerjaan khusus. Hal ini pada tempatnya di kuasai dan dikerjakan oleh dosen. Langkah-langkah dalam melakukan analisis hasil belajar sebagai berikut :
  • Merencanakan analisis sejak awal semester, sejalan dengan desain instruksional pembelajaran.
  • Merencanakan jenis-jenis pekerjaan peserta didik yang di pandang sebagai hasil belajar
  • Mengumpulakan hasil belajar peserta didik, baik yang berupa ujian tulis , karya tulis maupun benda.
  • d. Melakukan analisis secara statistika tentang angka --angka perolehan ujian dan mengategori karya-karya yang tidak bisa di angkakan,
  • Mempertimbangkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar peseta didik; perilaku belajar siswa tersebut dikategorikan secara ordinal ,
  • Mempertimbangkan tingkat kesukaran bahan/materi ajar bagi kelas, yang di bandingkan dengan kemampuan peserta didik dalam meneri materi kuliah yang disampaikan.
  • Memperhatikan kondisi-kondisi ekstern yang berpengaruhi atau diduga ada pengaruhnya dalam belajar
  • Dosen dan atau pengelolah kampus juga melancarkan suatu angket evaluasi pembelajaran pada peserta didik menjelang akhir semester, pada angket tersebut dapat dinyatakan tanggapan peserta didik tentang jalannya proses belajar -- mengajar dan kesukaran bahan belajar. Dengan analisis tersebut , dosen dan pihak pengelolah kampus dapat mengambil kesimpulan tentang hasil belajar kelas dan individu.

       3. Tes hasil belajar

Pada tes hasil belajar peserta didik, seorang dosen harus membuat jenis tes yang digunakan umumnya di golongkan sebagai tes lisan dan tes tertulis . Tes tertulis terdiri dari tes esai dan tes objektif. Tes lisan memiliki kelebihan adalah misalnya;  dosen  menguji banyak siswa dalam waktu yang terbatas , objektifitas pengejaran tes terjamin dan mudah diawasi , penguji dapat menyusun soal-soal yang merata pada tiap pokok bahasan , penguji dengan mudah dapat menentukan standar penilaian dan dalam pengejaran siswa dapat memilih menjawab urutan soal sesuai kemampuannya. Kelemahannya adalah dosen dapat terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku peserta didi, dan memerlukan waktu yang lama, rumusan pertanyaan yang tak jelas meyulitkan peserta didik dan dalam pemeriksaan dapat terjadi subjektifitas dosen.

Tes esey memiliki kelebihan . Kelebihannya adalah DOSEN dapat menilai dan meneliti kemampuan peserta didik bernalar, dan bila cara memberi angka ada kriteria jelas maka dapat menghasilkan data objektif, dan kelemahannya adalah jumlah soal sangatlah terbatas dan kemungkinan siswa berspekulasi dalam belajar , serta objektivitas pekerjaan dan pembinaan sukar dilakukan .

Faktor Eksternal Masalah Belajar

Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsic peserta didik. Disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh lingkungan peserta didik. Dengan kata lain aktifitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan dosen di kampus merupakan factor eksternal belajar. Ditinjau dari segi peserta didik, maka ditemukan beberapa factor eksternal yang berpengaruh pada aktifias belajar. Faktor-fsktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut

* Dosen Sebagai Pembina Peserta Didik Belajar

Dosen adalah pengajar yang mendidik . Ia tidak hanya mengajar bidang studi keilmuan yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi bangsanya. Dosen yang mengajar peserta didik adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang keilmuan atau keahlian tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.

Dengan penghasilan yang diterimanya setiap bulan ia dituntut berkemampuan hidup layak sebagai seorang pribadi dosen. Tuntutan hidup layak tersebut sesuai dengan tugasnya. Dosen juga menumbuhkan diri secara professional. Ia bekerja dan bertugas mempelajari profesi dosen sepanjang hayat. Mengatasi masalah-masalah keutuhan secara pribadi, dan pertumbuhan profesi sebagai dosen merupakan pekerjaan sepanjang hayat. Kemampuan mengatasi kedua masalah tersebut merupakan keberhasilan dosen membelajarkan seorang peserta didik.

* Prasarana Dan Sarana Pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi sarana pendidikan dan fasilitas penunjang kegiatan belajar (gedung, ruang belajar, tempat ibadah, peralatan dan sarana olahraga, ruang kesenian, dan saran parker). Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran/buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan prasarana pembelajaran sehingga tersenggara proses belajar yang berhasil dengan baik.

* Kebijakan Penilaian

Kegiatan penilaian merupakan proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar peserta didik atau unjuk kerja peserta didik. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja tersebut maka proses belajar berhenti untuk sementara. Dan terjadilah penilaian. Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah peserta didik. Pelaku aktif dalam pembelajaran adalah dosen. Dengan demikian, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupak tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dinilai dari ukuran-ukuran penilaian yang telah ditetapkan. Jika digolonhkan lulus maka dapat dikatakan proses belajar peserta didik dan tindak mengajar dosen berhenti sementara. Jika digolongkan tidak lulus, terjadilah proses belajar ulang bagi peserta didik dan mengajar ulang bagi dosen.

* Lingkungan Sosial

Tiap peserta didik dalam lingkunga sosial memiliki kedudukan, peranan dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan seperti hubungan sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi hubungan akrab kerjasama, kerja kolaborasi, berkompetisi, bersaing, konflik , dsb.

* Kurikulum

Kurikulum yang diberlakukan perdosenan tinggi, atau yayasan pendidikan disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat. Dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat timbul tuntutan kebutuhan baru dan akibatnya kurikulum perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi itu menimbulkan kurikulum baru. Perubahan kurikulum kampus menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah serta evaluasi berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun