Mohon tunggu...
LSM PENJARA 1
LSM PENJARA 1 Mohon Tunggu... Lainnya - One Pacific Place, 15th Floor (SCBD) Jakarta Selatan

LSM PENJARA 1 Menginvestigasi Kasus Mega Korupsi yang Serius dan Kompleks

Selanjutnya

Tutup

Politik

LSM PENJARA 1 Kritik Target Pertumbuhan Ekonomi 8% oleh Presiden Terpilih Prabowo

29 Juli 2024   09:38 Diperbarui: 29 Juli 2024   09:39 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta -- Ketua Umum LSM PENJARA 1, Teuku Z. Arifin, menyampaikan kritik tajam terhadap target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dicanangkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Menurut Arifin, target tersebut, meskipun ambisius, perlu disikapi dengan hati-hati dan penuh pertimbangan mendalam, terutama dalam konteks transparansi dan akuntabilitas kebijakan ekonomi yang akan diterapkan.

Arifin menjelaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% jauh melampaui proyeksi yang realistis berdasarkan kondisi ekonomi global saat ini. Laporan dari Asian Development Bank (ADB) dan Center of Reform on Economics (CORE) menunjukkan bahwa target tersebut sulit dicapai tanpa adanya terobosan kebijakan yang signifikan. "Kondisi ekonomi global yang tidak stabil, ditambah dengan tantangan domestik seperti korupsi dan birokrasi yang berbelit-belit, membuat target ini terlihat sangat sulit untuk direalisasikan," kata Arifin.

Arifin menekankan bahwa dalam sepuluh tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata hanya mencapai sekitar 5%. Untuk mencapai 8%, Prabowo harus melakukan reformasi struktural besar-besaran di berbagai sektor, termasuk industri, ketahanan pangan, dan energi. "Tanpa adanya langkah-langkah konkret yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, target ini hanya akan menjadi janji politik tanpa realisasi yang nyata," tambahnya.

Arifin juga mengingatkan bahwa setiap kebijakan ekonomi harus didasarkan pada prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance/GCG). "Setiap langkah harus dilakukan dengan transparansi penuh dan akuntabilitas yang jelas. Tanpa ini, kita hanya akan memperbesar risiko kegagalan dan menambah beban ekonomi negara," tegasnya.

Ia juga mengkritisi optimisme Prabowo yang terlalu tinggi tanpa didukung oleh rencana yang jelas dan terukur. "Pemerintah harus memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi benar-benar berdampak positif bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Arifin.

Arifin menutup pernyataannya dengan menegaskan komitmen LSM PENJARA 1 untuk terus mengawal kebijakan ekonomi pemerintah dan memastikan setiap langkah yang diambil sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. "Kami akan terus mengawasi dan mengkritisi setiap kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata," tutupnya.

Tentang LSM PENJARA 1

LSM PENJARA 1 adalah organisasi yang berkomitmen untuk memerangi korupsi dan memastikan transparansi serta akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Dengan berfokus pada prinsip tata kelola yang baik, LSM PENJARA 1 berupaya menciptakan lingkungan yang bersih dari praktik korupsi dan penyimpangan anggaran, guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun