Jangan baca berita, tinggal 2 hari lagi puasa, jangan sampai mampir di hati kita perasaan dongkol dan lebih parah: marah pada seseorang, mengotori hati, merusak puasa.
Saya pikir, saya yang awam dalam berpuasa, sholat saja dengan surat yang itu itu saja, malaikat saja sampai ngomong, "nah lo. Qul Hu lagi Qul Hu lage nih.." masak harus juga mengotori hati yang merupakan elemen penting dalam berpuasa hanya karena membaca tingkah polah anak manusia yang (kebetulan) diberi privilege untuk memerintah di negaraKOE.
Sungguh siapa yang tidak miris, mual, dan jengkel membaca judul berita ni hari di
Detik.com: Rabu, 08/09/2010 04:45 WIB
Seorang Ibu Terbakar Akibat Gas Lumpur Lapindo, Warga Bak Hidup di Bara Neraka
"Warga Siring Barat itu ibarat hidup di atas bara api neraka. Sewaktu-waktu bisa terbakar dan mati. Apa pemerintah menunggu korban berjatuhan," kata Pak No, warga yang menolong seorang ibu terbakar.
Atau berita yang di muat kemarin di Detik.com
Pejabat Bukan Hanya Minta Tunda Terbang, Tapi Juga Minta Pesawat Turun
Mantan pilot Garuda ini menjelaskan, pejabat di Indonesia seringkali tidak mempraktikkan model pamong praja, tetapi justru pangreh praja. "Pangreh praja mengutamakan kekuasaan," kritiknya. Rendy menjelaskan, kejadian pesawat turun lagi setelah mengudara itu terjadi di Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu.
Selasa, 07/09/2010 16:42 WIB - www.detiknews.com
Bagaimana hati ini tidak teraduk aduk panas mendidih membaca berita ini, mana buka puasa masih lama lagi:
Cirus Enggan Jelaskan Pertemuan Hotel Kristal
“Terserah orang itu mau bilang rekayasa atau apa. Tapi saya baik-baik saja kerjanya."
Vivanews: SELASA, 7 SEPTEMBER 2010, 20:53 WIB
Siswanto, Suryanta Bakti Susila
Belum lagi habis rasa jengkel, saya geleng-geleng kepala begitu membaca ini:
Wakil Ketua DPR Nilai Perundingan Kinabalu Terlalu Lemah
Hasil perundingan Indonesia-Malaysia di Kota Kinabalu terus mendapat kritikan. Wakil Ketua DPR Pramono Anung menilai sikap tegas belum juga ditunjukkan oleh Indonesia yang diwakili Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. "Perundingan masih sangat diplomatis, terlalu soft ," kata Pramono di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/9/2010).
Selasa, 07/09/2010 13:43 WIB - www.detiknews.com
Lalu berita ini juga membuat saya tercenung: ck ck ck...........
In Indonesia, Many Eyes Follow Money for Hajj
By NORIMITSU ONISHI; MUKTITA SUHARTONO CONTRIBUTED REPORTING.
“Millions are on a government waiting list to go to Mecca, but groups say that officials and politicians misuse their deposits.”
The NewYork Times, Tuesday 7 September 2010
Finally, terakhir, saya tidak habis habisnya heran dan cegek (yaaaahhhh modes on) begitu ada berita dari dia oh dia yang kembali curhat dizalimi oleh kritik. Alih-alih menanggapi dengan titis, cerdas, dan arif malah “E.G.P”
SBY responds to his critics
The Jakarta Post | Tue, 09/07/2010 9:43 PM | National
Yudhoyono fought back his critics, saying they had not yet proved they could perform.
He compared the critics with refugees in the North Sumatra regency of Karo, whom he said had encouraged him despite their ordeal.
“Perhaps our brothers there have watched television, read newspapers and witnessed their president come under persistent fire and attack,” Yudhoyono said as quoted by Antara news agency.
Gubrak beratz!!!!
Presiden: Politik Kita Teraduk-aduk
Kompas.com: Selasa, 7 September 2010 | 23:27 WIB
Sudahlah, tidak usah dipikirkan.
Iya, pak Pres, tak akan kupikirkan.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H