Sungguh, patut diapresiasi kepada Tim Pengelola LHB FONNA Jakarta, bahwa ada yang suka dan tidak suka dengan kehadirannya, tetapi paling tidak telah menjadi contoh pada pengurus lain di tubuh Yayasan The FONNA Institute tentang bagaimana tim ini berjalan fokus dan berkarya, seakan mereka sadar apa yang mereka kerjakan.
Ada banyak kasus, mereka telah olah dan hal itu sangat membanggakan. Firman Harefa, SH yang juga seorang advokat itu memperlihatkan konsistensi kuat atas apa yang ia kerjakan bersama Tim LBH FONNA lainnya.
Pembicaraan empat mata dengan salah satu pembina yayasan The FONNA Institute dengan Mezaro Ndraha di salah satu hotel yang ada di Solo Jawa Tengah pada waktu lalu, terjelaskan bahwa ke depan LBH FONNA tentu akan ada MOU dengan Yayasan The FONNA Institute.
Harapan itu, tentu menjadi agenda pengurus LBH FONNA Jakarta dan pengurus yayasan The FONNA Intitute pusat yang diwakili beberapa ketua-ketua yang ada. MOU kerjasama itu perlu dilakukan untuk menandai sebuah sejarah yang berjalan pada sinkronisasi tujuan dan harapan.
Apresiasi yang luar biasa disampaikan kepada seluruh Tim Advokat, Non Advokat, non jurusan hukum bahkan, yang ada di LBH FONNA Jakarta, sesungguhnya, karya kolaborasi yang kuat sudah ternyatakan dan terlihat dalam gebrakan yang dipimpin oleh Firman Harefa yang juga pengurus yayasan The FONNA Institute itu.
Pokoknya, semua kita apresiasi, dan terimakasih kepada seluruh jajaran yang ada di LBH FONNA, "because You Are The Best".
Ada beberapa alasan, bahwa mereka mampu memperlihatkan kesuksesan, yaitu sbb :
- Memang pribadi lepas pribadi punya kapasitas dibidang itu.
- Mereka tahu dan sadar apa yang mereka  kerjakan.
- Mereka punya jam terbang yang tinggi untuk tujuan itu.
- Mereka tahu bagaimana menggali potensi yang ada / tidak berpangku tangan.
- Mereka mampu menerjemahkan apa yang didengungkan FONNA sejak awal.
Jadi, apa yang sudah dan terus dikerjakan oleh LBH FONNA ini sesungguhnya bagian dari cita-cita FONNA tentang perhatian pada HAK AZASI manusia dan melalui LBH ini, tidak menutup jalan untuk bisa terdapatkan donasi sukarela yang suatu saat dapat mendukung yayasan The FONNA Institute.
Sesungguhnya cara berpikir FONNA adalah luas, tetapi sempit dan fokus pada apa yang ia kerjakan melalui penempatan orang-orang yang tepat dibidangnya.
Mengelola FONNA tidak bisa dieksekusi dengan pamahaman yang salah, itu keliru. Keyakinan besar menjadi timbul, bahwa sekali waktu LBH FONNA justeru menjadi pintu masuk majunya karya kolaborasi di yayasan The FONNA Institute.
Sekali lagi, terimakasih LBH FONNA, terimakasih Direktur LBH FONNA, terimakasih kepada seluruh tim LBH FONNA, karena anda sesungguhnya kekuatan FONNA dalam pikiran nan luas non kekakuan. JSR
