Mohon tunggu...
Luh Putu Dhita Candra Astuti
Luh Putu Dhita Candra Astuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

Semester 1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Upacara Ngaben Penting Dilaksanakan Meski Menghabiskan Banyak Biaya?

19 Desember 2021   19:55 Diperbarui: 19 Desember 2021   20:04 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua yang terlahir di dunia pastinya akan pergi meninggalkan dunia ketika waktunya tiba dan tidak ada negoisasi untuk hal tersebut. 

Dalam kepercayaan umat Hindu, terdapat rangkaian upacara bagi seseorang mulai dari orang tersebut lahir ke dunia hingga meninggal dunia. 

Biasanya upacara tersebut dikaitkan dengan Tri Rna, yakni tiga hutang yang menyebabkan adanya Panca Yadnya. Salah satunya adalah upacara Ngaben. 

Ngaben merupakan upacara yang tergolong dalam Pitra Yadnya pada bagian Panca Yadnya. Ngaben dilaksanakan ketika seseorang telah meninggal dunia. 

Upacara Ngaben dilaksanakan dengan tujuan mempercepat ragha sarira agar dapat kembali ke tempat asalnya yaitu Panca Maha Bhuta serta agar atma seseorang dapat menuju alam pitra. Tentu saja upacara Ngaben ini penting untuk dilaksanakan sebagai rangkaian upacara seseorang dari lahir hingga meninggal dunia. 

Jika ketika lahir seseorang di upacarai sebagaimana mestinya sesuai dengan kepercayaan umat Hindu, begitupun ketika seseorang tersebut sudah meninggal.

Upacara Ngaben ini kerap menjadi momok perbincangan dalam masyarakat. Ngaben dinilai sebagai salah satu upacara yadnya yang boros sebab menghabiskan banyak biaya dalam pelaksanaannya. Namun sejatinya seperti yang diketahui bahwa agama Hindu merupakan agama yang fleksibel. 

Segala bentuk pelaksanaan upacara Yadnya dalam agama Hindu tidak pernah memaksakan adanya suatu kemewahan dalam pelaksanaannya sehingga menghabiskan banyak biaya. Begitu pula dengan upacara Ngaben yang tidak harus dilaksanakan dengan prosesi yang megah. 

Sejak beberapa tahun belakangan ini, terdapat program dari pemerintah daerah yang meringankan biaya dalam pelaksanaan Ngaben. 

Pemerintah daerah mengadakan program Ngaben massal dengan tujuan meringankan biaya upacara Ngaben yang dinilai cukup menguras pengeluaran. 

Ngaben massal ini dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin melaksanakan upacara Ngaben namun masih terkendala biaya. 

Dengan adanya program Ngaben Massal ini membuat biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan upacara Ngaben menjadi jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan pelaksanaan Ngaben secara pribadi tanpa mengurangi makna dari pelaksanaan upacara Ngaben tersebut. 

Upacara Ngaben ini tentunya dilaksanakan dengan berdasarkan pada ajaran serta kepercayaan agama Hindu. Ngaben yang dimaknai sebagai upacara yang bertujuan untuk menyucikan roh seseorang yang telah meninggal dunia agar atma/roh orang tersebut dapat menyatu dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa. 

Umat Hindu mempercayai bahwa manusia terlahir ke dunia dengan tiga lapisan badan yakni Raga Sarira (badan kasar/fisik manusia), Sukma Sarira (badan astral yang meliputi pikiran, perasaan, keinginan/hawa nafsu), serta Antahkarana Sarira (Atma). 

Ketika seseorang telah meninggal dunia maka Raga Sarira atau badan kasar/fisiknya sudah tidak dapat difungsikan lagi. 

Sementara itu Antahkarana Sarira atau atma seseorang yang sudah terlalu lama serta dikungkung dalam Sukma Sarira harus segera meninggalkan badan, sebab jika terlalu lama maka atma akan menderita.

Oleh sebab itu, seseorang yang telah meninggal dunia perlu diupacarai Ngaben guna mempercepat proses kembalinya badan kasar ke sumbernya di alam yakni Panca Maha Bhuta yang terdiri dari Pertiwi (tanah), Apah (air), Teja (api/sinar), Bayu (udara), serta Akasa (ruang). 

Oleh karena itu upacara Ngaben sangat penting untuk dilaksanakan sebab apabila upacara Ngaben tertunda terlalu lama maka roh seseorang akan gentayangan dan menjadi Bhuta Cuwil. Hal tersebut disebabkan karena roh seseorang tersebut belum terlepas dari keterikatannya duniwai. 

Sangat wajar apabila dalam pelaksanaan upacara Ngaben menghabiskan banyak biaya sehingga sering dikatakan sebagai upacara yang boros, sebab dalam rangkaian pelaksanaan upacara Ngaben  memerlukan banyak sarana prasarana serta perlengkapan guna memperlancar pelaksanaan upacara Ngaben ini. Namun kembali ditekankan seperti sebelumnya bahwa upacara Ngaben merupakan salah satu dari bagian Panca Yadnya maka dalam pelaksanaannya diharapkan berdasarkan dengan niat yang tulus ikhlas. 

Apalagi dengan adanya program Ngaben massal yang dicanangkan oleh pemerintah yang bertujuan meringankan biaya dalam pelaksanaan upacara Ngaben sehingga semua umat Hindu dapat melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya tanpa harus memikirkan biaya yang mahal. 

Dengan demikian, seluruh umat Hindu yang memilki anggota keluarga yang telah meninggal dunia dapat memperoleh hak yang sama dalam pelaksanaan upacara Ngaben massal ini.

Dengan adanya jalan kemudahan yang disediakan oleh pemerintah maka diharapkan untuk kedepannya stigma masyarakat yang menganggap upacara Ngaben merupakan upacara yang boros sebab menghabiskan banyak biaya dapat berangsur-angsur hilang sehingga setiap upacara Yadnya yang dilaksanakan tidak lagi dianggap sebagai beban melainkan suatu kewajiban sebagai umat beragama yang telah dianugerahi berkat yang luar biasa oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Kewajiban sebagai umat beragama diharapkan dapat dilaksanakan dengan berdasarkan pada niat dan hati yang tulus ikhlas terutama dalam upacara Yadnya yang ditujukan kepada seseorang yang telah meninggal sebagai wujud bhakti serta pengorbanan untuk yang terakhir kalinya. 

Sebagai umat yang beragama sudah seharusnya kita melaksanakan berbagai tradisi serta kepercayaan yang menjadi warisan dari para leluhur. 

Bukan seberapa mewahnya kita dalam melaksanakan suatu upacara Yadnya, melainkan seberapa makna yang terkandung dalam upacara Yadnya yang kita laksanakan. 

Begitu pula dengan upacara Ngaben yang sudah menjadi adat tradisi yang diwariskan secara turun temurun. 

Sesuai dengan namanya yakni upacara Yadnya yang berarti upacara yang dilaksanakan sebagai pengorbanan yang tulus ikhlas, tidak seharusnya kita menganggap upacara Ngaben sebagai upacara yang boros karena menghabiskan banyak biaya. 

Sudah menjadi tanggung jawab bagi umat Hindu dalam menjalankan segala kewajiban dalam beragama sebagai salah satu wujud bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Dengan terlaksananya kewajiban sebagai seorang umat beragama dengan berlandaskan pada niat yang tulus ikhlas maka kehidupan kita senantiasa akan diberkati serta diberi kemudahan di setiap jalannya. Seperti yang kita ketahui, bahwa ketika ingin mendapatkan hak maka sudah seharusnya kita memenuhi serta melaksanakan kewajiban. 

Begitu pula dalam agama Hindu, segala sesuatu yang kita perbuat dengan niat yang tulus ikhlas pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal. 

Namun tentunya dalam melaksanakan kewajiban sebagai umat beragama tidak seharusnya semata-mata hanya ingin mendapat balasan, namun tetap didasarkan oleh hati yang tulus ikhlas guna mendapatkan ketentraman serta kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara.

Luh Putu Dhita Candra Astuti, Rombel 6 MPK Agama Hindu/Program Studi S1 PGSD/Jurusan Pendidikan Dasar/Fakultas Ilmu Pendidikan/Universitas Pendidikan Ganesha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun