Sastra Dayak, pembahas akan menujukan makna sastra yang berkaitan beberapa hal: (1) Dari segi latar belakang munculnya karya sastra Dayak, suatu karya sastra Dayak berhubungan dengan lingkungan budaya masyarakat Dayak yang melatarbelakanginya. Sastra Dayak lahir dalam konteks sebagai pemantul keadaan lingkungan sekitar; (2) Dalam hubungannya dengan lingkungan kebudayaan , sastra Dayak telah mendapatkan pengaruh dari berbagai kebudayaan suku-suku yang ada di Indonesia, yakni Jawa, Cina, dan Melayu, kebudayaan Islam, pengaruh kebudayaan Barat, hingga zaman kemerdekaan. Ekologi budaya adalah hal yang amat halus terpantul dalam sastra Dayak.
Sastra Dayak, biasanya menawarkan aspek-aspek lingkungan yang beragam. Lingkungan budaya, alam, sosial, dan keadaan historis sering menggiring pemaknaan sastra. Dalam kaitanya dengan ekonomi kreatif sastra, pembahas dapat masuk ke wilayah sanggar-sanggar Dayak. Penelitian sanggar Binua Sangking dan Sanggar Sule Jalunukng Dayak, dan sebagainya akan mendapatkan informasi berbagai makna dan pesan sastra tersebut. Dalam hubungan dengan karya sastra itu sendiri, karya sastra harus dipandang sebagai suatu struktur yang bemakana. Angin segar lingkungan akan menawarkan denyut sastra. Berbeda dengan lingkungan yang menjerit, tentu akan memompa kelahiran sastra yang berlainan. Dalam hal ini, meskipun penekannya pada struktur karya sastra yang cendrung otonom, namun seperti halnya pada pembicaraan teori-teori pada keilmuan lain, yang berhubungan dengan alam pantas dipertimbangkan makna dari sastra Dayak tersebut.
Ciri-ciri khas yang melekat pada jenis karya sastra Dayak, perlu mendapatkan perhatian tersendri dalam rangka pembicaraan mengenai unsur-unsur sastra Dayak, baik unsur intrinsic maupun unsur ekstinsik karya sastra Dayak. Aspek ekologis sering kali menawarkan hal-hal kontekstual sastra Dayak. Lingkungan sastra Dayak Kuno pada umumnya , tentu berbeda dengan struktur karya sastra Dayak sekarang ini/modern. Sastra Dayak Kuno terdiri dari : Baliatn, Sadon, Salongan, Bagesah, Bapantun, Mandu dan  Nyagahatn. Ciri-ciri semua sastra tersebut ialah : menonjiokan bahasa Dayak secara kental/dalam, cerita yang menarik dan mendongeng, ada tembang-tembang khusus, bahasa yang menyetuh perasaan, bahsa yang membagkitkan rasa kasih, mengugah emosi, membangkitkan kesaktian/supranatural, bersipat bijaksana/baik budinya dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H