"Kamu istri solehah, Ma." atau
"Yah, kamu yang paling baik dalam menafkahi keluarga."
Ubah me time menjadi we time.
Me time seorang muslim itu bisa dengan shalat tahajud atau mengikuti kajian.
We time itu berarti kumpul dengan keluarga. Dan keluarga adalah tempat kita menyatukan kebiasaan serta minat yang berbeda.
Kalau ada perbedaan pendapat, istri turut pendapat suami, selama nggak bertolak dengan syariat Allah.
Jika masing-masing ingin membahagiakan pasangan, maka itu adalah keluarga yang luar biasa. Seperti kisah pasangan suami istri yang kekurangan.. si istri yang berambut panjang dan senang disisiri oleh sang suami, sisirnya patah. Di saat yang sama, jam tangan sederhana kesayangan sang suami, talinya rusak. Yang ada di benak mereka masing-masing adalah bagaimana cara membahagiakan pasangan. Diam-diam si istri rela memotong rambut dan menjual rambutnya itu. Uang hasil jualan dibelikan tali jam tuk sang suami. Sang suami berlapang hati menjual jam kesayangannya yang sudah rusak dan dari hasil jualan itu ia belikan sisir tuk si istri. Mereka terkejut ketika mengetahui apa yang dilakukan pasangannya. Di situlah indahnya ketika masing-masing memikirkan cara bagaimana membahagiakan pasangan.
Jangan saling menyalahkan antar pasangan. Karena Adam Hawa tidak saling menyalahkan. Doanya yaitu rabbanaa zalamnaa anfusanaa.. Digunakan kata ganti nahnu atau naa yang artinya kami di ayat ini.
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A'raf:23)
Wajar jika ada kesal sama pasangan karena tiap hari ketemu. Kalau nggak ada kesal biasanya karena jarang bertemu dan berkomunikasi, bahkan karena memang nggak kenal :D
5. Saling memaafkan, saling legowo.