Baiklah. Yuk, semangat! ^_^
Setelah keliling-keliling, akhirnya kami memutuskan tuk langsung ke bandara karena tanggung kalau balik ke rumah dulu. Di bandara pun ternyata kami harus lebih lama menunggu. Di perjalanan balik ke rumah, si Kakak bilang capek. Lalu godaan tuk merepet pun muncul. Muncul selintas pikiran: Kakak siy, pake keukeuh banget tetep ke acara itu. Padahal sorenya kita harus ke bandara. Capek kan, jadinya?
Alhamdulillah, Allah mengingatkan untuk berpikir tenang dan logis.
Eh, apa betul salah Kakak?
Atau karena jadwal acara yang ternyata mundur?
Ya kalo karena itu, kita nggak bisa kontrol, kan? Di situsnya pun ditulis kalau jam buka jam 10.
Kalo Kakak ada capek-capek, ya wajar.
Fyuh, kalem lagi deh, rasanya.
Sampai rumah hampir maghrib, lihat Kakak langsung merebahkan diri di kasur, godaan tuk kesel muncul lagi. Saya cepat-cepat bebersih diri dan istirahat. Sambil rehat, saya mengingatkan diri tuk fokus pada kebersyukuran. Disosiasi dan melihat berbagai kejadian dari atas.
Hari ini alhamdulillah, lho. Allah kasi nikmat rezeki bisa pergi dengan kendaraan yang nyaman. Makan pun alhamdulillah sangat cukup. Kakak sehat, aku sehat. Ingat nggak minggu lalu pas Kakak sakit hampir seminggu dan kamu sempat ketularan? Trus dia berdoa agar sembuh dan bisa pergi ke acara hari ini. Alhamdulillah hari ini sehat-sehat semua kan, ya? Bisa pergi. Bisa jemput Mama di bandara. Alhamdulillah Mama tiba selamat, sehat. Banyaak yang harus disyukuri tho.
Saat lagi asyik menikmati kebersyukuran dan disosiasi.. tiba-tiba dari belakang, sebuah pelukan mendarat. "Ummi, terima kasih ya, sudah bersabar. Aku sukaa sekali punya ibu kayak Ummi."