Mohon tunggu...
Gita Lovusa
Gita Lovusa Mohon Tunggu... Freelancer - penyemarak di serusetiapsaat.com

Penyuka kebaikan, penyuka senyuman, penyuka bacaan, penyuka tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nikmatnya Menahan Lidah

2 November 2018   06:59 Diperbarui: 2 November 2018   14:03 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah. Yuk, semangat! ^_^

Setelah keliling-keliling, akhirnya kami memutuskan tuk langsung ke bandara karena tanggung kalau balik ke rumah dulu. Di bandara pun ternyata kami harus lebih lama menunggu. Di perjalanan balik ke rumah, si Kakak bilang capek. Lalu godaan tuk merepet pun muncul. Muncul selintas pikiran: Kakak siy, pake keukeuh banget tetep ke acara itu. Padahal sorenya kita harus ke bandara. Capek kan, jadinya?

Alhamdulillah, Allah mengingatkan untuk berpikir tenang dan logis.

Eh, apa betul salah Kakak?

Atau karena jadwal acara yang ternyata mundur?

Ya kalo karena itu, kita nggak bisa kontrol, kan? Di situsnya pun ditulis kalau jam buka jam 10.

Kalo Kakak ada capek-capek, ya wajar.

Fyuh, kalem lagi deh, rasanya.

Sampai rumah hampir maghrib, lihat Kakak langsung merebahkan diri di kasur, godaan tuk kesel muncul lagi. Saya cepat-cepat bebersih diri dan istirahat. Sambil rehat, saya mengingatkan diri tuk fokus pada kebersyukuran. Disosiasi dan melihat berbagai kejadian dari atas.

Hari ini alhamdulillah, lho. Allah kasi nikmat rezeki bisa pergi dengan kendaraan yang nyaman. Makan pun alhamdulillah sangat cukup. Kakak sehat, aku sehat. Ingat nggak minggu lalu pas Kakak sakit hampir seminggu dan kamu sempat ketularan? Trus dia berdoa agar sembuh dan bisa pergi ke acara hari ini. Alhamdulillah hari ini sehat-sehat semua kan, ya? Bisa pergi. Bisa jemput Mama di bandara. Alhamdulillah Mama tiba selamat, sehat. Banyaak yang harus disyukuri tho.

Saat lagi asyik menikmati kebersyukuran dan disosiasi.. tiba-tiba dari belakang, sebuah pelukan mendarat. "Ummi, terima kasih ya, sudah bersabar. Aku sukaa sekali punya ibu kayak Ummi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun