Lalu ketika saya jemput, Cha cerita kalau dia pulang terakhir karena tugas menulisnya belum selesai. "Tadi pas tugasku udah selesai, aku ngumpulin sambil minta maaf ke Pak guru."
"Waa kereen! Gimana minta maafnya?"
"Pak, maaf ya, saya agak lama bikin tugasnya. Jadi bikin Bapak nunggu."Â
Haa, lagi-lagi saya terpana dengarnya. "Waah, alhamdulillah. Perkataan yang baik sekali itu. Terus kata Pak guru gimana?"
"Katanya nggak apa-apa," ujarnya sambil senyum. Dalam hati saya berdoa tuk kebaikan dirinya, gurunya, serta pendidikannya kelak.. tentu saja sambil terharu.
Beberapa hari kemudian..
ketika saya menjemputnya, terlihat raut wajahnya yang kurang bersahabat. Ditanya, diam saja. Sesampainya di rumah, saat saya utak-atik di dapur, Cha menghampiri. "Dulu di sekolah Ummi ada genk-genk gitu nggak?"
"Ada."
"Terus Ummi ikutan nggak?"
"Nggak. Ummi punya beberapa teman dekat, tapi nggak nge-genk gitu."
"Kenapa siy teman-teman di kelas suka nge-genk?"