Mohon tunggu...
Lovina Aeiniza Kinanti
Lovina Aeiniza Kinanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

43221010108 | Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr,M.Si.Ak | Universitas Mercu Buana | Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sedulur Papat Limo Pancer Kearifan Lokal Indonesia_Quis

26 Oktober 2022   15:10 Diperbarui: 26 Oktober 2022   15:28 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen pribadi

Dalam analisis yang dilakukan, Dewi (2017:4) juga menemukan, keempat saudarana watman, wahman, rahman, dan ariman itu merupakan saudara manusia yang menemani secara metafisik. Sedulur Papat menjadi potensi atau energi aktif dan pancer sebagai pengendali kesadaran. Mereka adalah saudara penolong dalam mengarungi kehidupan hingga seseorang kembali lagi pada sang pencipta. Yang memiliki Arti, tanpa mengenal Sedulur Papat kita sendiri akan susah menuju Tuhan.

Bagaimana Metafora Jiwa dalam Sedulur Papat Limo Pancer Itu?

Dalam kesadaran moralitas dan spiritualitasnya, orang dengan kesadaran Sedulur Papat Kalima Pancer dapat diartikan sebagai orang dengan standar etika yang tinggi. Etika tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam berbagai hubungan dan peran dalam masyarakat. Dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan, spiritualitas, kesehatan dan hubungan sosial lainnya. Banyak yang mengaku sukses, tetapi hanya dalam bisnis saat rumah tangga mereka kacau balau, tubuh mereka sakit, dan jiwa mereka tertekan. Itu bukan kesuksesan yang sebenarnya.

"Neng, Ning, Nun, Nang, Gun" dalam filsafat Jawa memiliki makna yang dalam yang berkaitan dengan alam bawah sadar manusia. Keempat istilah tersebut adalah tingkatan untuk menjadi orang yang lebih baik dengan menyuntikkan hal-hal positif ke alam bawah sadar Anda. Arti kata Jumenen berarti sadar, berdiri, berdiri dan bertapa, atau bertapa. Orang-orang diminta untuk lebih berkonsentrasi untuk membangkitkan kesadaran pikiran mereka.

Neng
"Neng" didefinisikan sebagai "Jumeneng". Makna dari kata jumeneng yaitu bermakna sadar, berdiri, dan bangun untuk melakukan tirakat atau semedi. Manusia diminta untuk lebih berkonsentrasi lagi untuk membangkitkan kesadaran dalam batinnya.

Ning
"Ning" didefinisikan sebagai "diam". Dengan kata lain, dalam Jumeneng (kesadaran), pikiran, pikiran, perasaan dan tindakan harus ditenangkan agar saling mendukung. Kombinasi kreativitas dan tujuan menciptakan keadaan ketenangan dan kekhidmatan. Dalam keadaan khusyuk, Anda dapat menerima sinyal "jiwa sejati".

Nung
'Nun' berarti 'Keshinungan' dan berarti Yang Terpilih. Setelah menciptakan neng (kesadaran) dan ning (keheningan), dia dipilih (nung) untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa. Inilah yang memasuki jiwanya dan jiwanya seolah memiliki energi positif. Jiwa yang penuh energi positif dapat membuat orang lebih bahagia dan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Yang "menang" pada tahap ini adalah orang yang berhasil melakukan sesuatu yang buruk. Jiwanya sudah dipenuhi dengan energi positif, mendorongnya untuk melakukan hal-hal positif dalam hidup. Pikiran yang baik, perbuatan yang mulia dan ucapan yang baik membuatnya menjadi "pemenang". Pada tahap ini, seseorang merasa tenang dan bahagia, baik secara fisik maupun mental.

Nang
Tahap terakhir adalah "Nang" yang artinya "Menang". Maksud "menang" dalam tahapan ini yaitu seseorang yang sudah berhasil mengendalikan dirinya dari hal-hal buruk. Jiwanya sudah di isi dengan energi positif yang membuatnya melakukan hal positif dalam hidupnya. Berpikir baik, berperilaku mulia, dan berucap baik yang membuatnya menjadi "pemenang". Dalam tahapan ini seseorang akan merasa tenang dan bahagia secara lahir dan batin.

Gung

Gung artinya agung atau keagungan atau kemuliaan. Ini adalah puncak dari perjalanan, karena pribadi yang telah meng-heneng-kan dirinya adalah sosok pemenang yang agung. Itu terjadi setelah ia bisa melepaskan segala ego dan ikatan materi duniawi melalui empat tahapan sebelumnya (nang, ning, nung, neng).

Karena itulah, ia bisa hidup mulia dengan memberikan manfaat untuk seluruh makhluk dan alam semesta (rahmatan lil 'alamiin).

Dengan begitu ia juga bisa meraih kehidupan yang sejati, selalu kecukupan, tenteram lahir batin, dan tetap menemukan keberuntungan dalam hidupnya (meraih ngelmu bejo). Dan pada tahapan inilah seseorang baru akan menemukan jawaban yang benar tentang siapakah dirinya dan siapa pula Tuhannya yang sejati.

Citasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun