Mohon tunggu...
Lovine Azzahra
Lovine Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Lovine Azzahra NIM : 46123110050 Mata Kuliah : Wirausaha 1 Dosen : Prof. Dr. Apollo, AK. M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Pendanaan UMKM Pendekatan Pecking Order; Studi Kasus Produk Lemper

15 Juni 2024   10:12 Diperbarui: 15 Juni 2024   10:44 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai penyedia lapangan kerja maupun sebagai penggerak ekonomi lokal. Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi UMKM adalah akses ke pendanaan. Masalah ini dapat dipahami lebih baik melalui pendekatan teoritis, salah satunya adalah Pecking Order Theory yang dikemukakan oleh Myers dan Majluf. Teori ini memberikan wawasan tentang bagaimana perusahaan, termasuk UMKM, memprioritaskan sumber pendanaan mereka berdasarkan biaya dan risiko.

Pecking Order Theory: Sebuah Tinjauan

Pecking Order Theory pertama kali diperkenalkan oleh Donaldson pada tahun 1961 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Myers dan Majluf pada tahun 1984. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan memiliki urutan preferensi dalam memilih sumber pendanaan, yang didasarkan pada minimisasi biaya dan risiko. Urutan ini biasanya adalah:

  1. Pendanaan Internal (Retained Earnings): Menggunakan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri.
  2. Utang (Debt Financing): Meminjam dana dari pihak ketiga, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.
  3. Ekuitas (Equity Financing): Mengeluarkan saham baru untuk mendapatkan dana.

Menurut teori ini, perusahaan akan cenderung menggunakan dana internal terlebih dahulu sebelum beralih ke utang, dan hanya akan menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Hal ini karena pendanaan internal tidak menimbulkan biaya tambahan dan tidak mengurangi kendali pemilik atas perusahaan, sementara utang dan ekuitas memiliki biaya dan risiko yang lebih tinggi.

Implementasi Pecking Order Theory pada UMKM

Dalam konteks UMKM di Indonesia, penerapan Pecking Order Theory dapat memberikan gambaran mengenai preferensi dan tantangan pendanaan yang dihadapi oleh pelaku UMKM.

Pendanaan Internal

Bagi banyak UMKM, pendanaan internal adalah pilihan pertama karena tidak melibatkan pihak luar dan tidak ada bunga yang harus dibayar. Keuntungan dari pendanaan internal adalah fleksibilitas dan kontrol penuh oleh pemilik usaha. Namun, ketergantungan pada pendanaan internal sering kali terbatas oleh kemampuan UMKM dalam menghasilkan keuntungan yang cukup besar untuk mendukung pertumbuhan.

Tantangan:

  • Keterbatasan Modal: Banyak UMKM yang memiliki margin keuntungan yang tipis, sehingga dana yang tersedia untuk reinvestasi sangat terbatas.
  • Siklus Kas yang Ketat: Sering kali, keuntungan yang diperoleh harus segera digunakan untuk kebutuhan operasional sehari-hari, sehingga sulit untuk mengumpulkan dana internal yang signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun