Mohon tunggu...
Ely yuliana
Ely yuliana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tulisan saya banyak salah ketik 🙂

Kunjungi blog bacaan anak di https://www.dhiayasmeen.blogspot.nl

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bangun Perpustakaan???

31 Maret 2016   16:32 Diperbarui: 16 Februari 2017   16:47 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya seakan tidak percaya ketika teman di facebook ada yang update status tentang rencana tak masuk para anggota dewan yang terhormat (DPR ) akan membuat Perpustakaan super megah dan katanya akan menjadi perpustakan termegah di Asia. Termenung dan tidak habis pikir, apakah saya yang kuno atau para anggota DPR yang kurang pikinik entahlah..., yang jelas di mana saya kini berada Belanda, perpustakaan nasibnya sudah mengap-mengap dan hampir punah karena sudah menjadi sesuatu yang hampir ditinggalkan oleh warga Belanda.

Sebenarnya saya sempat nulis tetang ini dengan judul “Perpustakaan di Belanda hampir punah” pada tahun 2014 dan masuk HL juga pada saat itu, tapi ko anehnya malah para anggota dewan kini mau membangun perpustakaan yang akan memakan biara yang sangat luar biasa besar.

Laporan saya untuk yang kedua kalinya, perpustakaan di Belanda saja nasibnya kini sudah kembang kempis seperti orang sakit di kamar ICU yang hidupnya harus dibantu berbagai alat karena berbagai kerusakan dalam sistem tubuh. Perpustakaan di Belanda yang dahulu ada hampir di setiap titik keramaian di seluruh kota di Belanda, kini sudah tinggal namanya saja karena banyak yang sudah tutup dan ditinggalkan oleh para pembaca yang lebih memilih membaca di Internet dan duduk manis di rumah masing-masing sambil ditemani secangkir kopi atau teh hangat ketimbang di perpustakaan. Sementara di Roterdam sendiri kini hanya ada satu perpustakaan yang dengan susah payah dipertahankan oleh pemerintah saat ini yakni perpustakaan terbesar, yang letaknya berada di pusat kota. 

Segala cara dilakukan pemerintah Belanda untuk mempertahankan perpusatakaan tersebut dari mulai menggratiskan meminjam buku bagi kami yang saat itu menjadi murid sekolah bahasa, menjadi materi belajar wajib kita untuk mau berkunjung ke perpustakaan tersebut pada saat saya sedang melakukan sekolah wajib bahasa Belanda. Diadakannya acara membaca buku khusus untuk anak-anak, diadakannya tempat nyaman bagi ruang bermain anak-anak agar bisa menarik minat para ibu supaya mau membawa anak-anaknya ke perpustakaan tersebut.

Untuk itu menjadi hal yang tak dapat di mengerti bila kini para anggota dewan yang terhormat itu malah sibuk merencanakan pembangunan perpustakaan yang jelas- jelas di dunia yang peradabannya sudah lebih maju perpusatakaan sudah hampir ditinggalkan.

Salam hormat

Rakyat yang bingung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun