Mohon tunggu...
Ely yuliana
Ely yuliana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tulisan saya banyak salah ketik 🙂

Kunjungi blog bacaan anak di https://www.dhiayasmeen.blogspot.nl

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Miris! Kenapa Jokowi Tak Melakukannya?

25 Juli 2014   23:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:13 2497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mari kita kilas balik tentang cerita dan tuduhan kecurangan yang terus di tujukan kepada Jokowi.

Katanya Jokowi kafir dan di dukung oleh pengusaha kakap yang kafir juga. Yang di dukung oleh orang-orang kaya dan non muslim itu siapa?, bukankan adik pak prabowo dan keluarga semuanya non muslim?, kenapa yang di fitnah PKI dan non muslim Jokowi?. Beruntung Jokowi tak pernah terpancing untuk membalasnya dengan menghebuskan isu yang sama yakni isu sara, padahal peluang itu sangat besar untuk menjatuhkan lawan Jokowi pada saat itu.

Jokowi mengerti betul, bahwa isu sara seperti itu akan sangat sensitif di jadikan sebagai alat untuk menjatuhkan lawan dalam sisitem demokarasi di manapun, dan beliau tau hal itu sangat tak elok bagi persatuan rakyat Indonesia yang multi kultur dan terdiri dari beragam suku dan agama.

Yang sudah jelas rekam jejaknya itu siapa?, bukannya Jokowi di mana-mana sudah jelas terasa prestasinya. Jangankan kita bicara tentang Solo, bahkan di jakarta yang masalahnya sudah sangat akut saja, dalam hitungan dua tahun saja sudah bisa terasa perubahannya.

Lihat bagaiman waduk pluit sekarang, rasakan bagaimana sekarang mudahnya bagi semua orang terutama orang miskin mengurus KTP, Betapa merasa tertolongnya orang miskin di Jakarta ketika mereka sakit karena adanya program KJS Jokowi, Betapa bersyukurnya orang miskkin karena pendidikan mereka tertolong dengan program KJP Jokowi.

Tapi kenapa kubu Prabowo yang hanya baru wacana dan rencana, oleh pendukungnya sudah lebih di anggap nyata?.Prabowo bisa kaya dari mana? Pernahkah itu di pertanyakan? Uang triluyan di hamburkan bukan untuk menolong rakyat tapi untuk kampanye bertaun-taun lamanya.

Bukankah yang memiliki penghitungan suara abal-abal itu ada di pihak prabowo?, hingga lembaga penghitungan suara semuanya meragukan dan nama lembaga survey yang di pake namanya masih jauh dari meyakinkan?, sementara Jokowi selain di dukung olehh sembilan lembaga survei, juga menggunakan lembaga survey RRI yang sudah jelas dari dulu jejak rekamnya dan kredibiltasnya bisa di percaya, sejak zaman adanya penghitungan cepat hasil pemilihan. tapi masih saja Parbowo yang merasa benar dan Jokowi yang curang.

Bukankah yang memiliki statsiun TV yang mendukung Parbowo begitu banyak? Dari mulai TV One yang kerap tidak kira-kira membodohi masyarakat dalam memberikan berita, sampai statsiun televisi milik Hari Tanoe yang jumlahnya seabreg, semua dikerahkan untuk menggempur dan menjelekan Jokowi.

Sementara Jokowi hanya memiliki satu statasiun televisi yang mendukungnya yakni Metro TV, itupun Metro TV tidak sejahat televisi kubu Prabowo dalam menayangkan berita untuk mendukung Jokowi, masih termasuk sopan dan beretika dan bukan black campaign, tapi  Masih saja Metro di pertanyakan "apa salah saya kepada Metro?", itu pertanyaan Prabowo kepada jurnalis Metro. Padahal kalau Jokowi mau membalikan, beliau juga berhak nanya juga kepada TV One dan komplotannya, apa salah Jokowi kepada TV tersebut, yang kerap menayangkan berita yang jahat sekali tentang Jokowi. Tapi itu pun tak di lakukan oleh Jokowi.

Bukan kah yang memiliki harian berita obor rakyat yang sangat tidak beretika juga dari kubu Prabowo?, juga sejumlah harian berita abal-abal yang di buat khusus untuk menjatuhkan Jokowi dengan sasaran kelas bawah yg masih mudah di goyang oleh isu sara, hingga berhasil menghasut sebagian besar warga yang masih sangat panatik dan mudah percaya akan isu sara di tambah ada campur tangan pemimpinnya.

Bukan kah yang banyak menemukan kecurangan itu di kubu Jokowi, dari mulai pemilian di madura yang pemilih jokowi di nyatakan nol, tapi kenyataanya warga banyak yang protes kalau penduduk di situ banyak yang merasa telah memilih Jokowi, sampai di Malaysia di mana jumlah pemilih yang masuk lebih banyak dari keberadaan orang indonesia itu sendiri di Malaysia, belum lagi kejanggalan-kejanggalan lainnya yang banyak di temui di setiap TPS, semua terbuka dan di opload di facebook, bukan hanya koar-koar merasa di curangin tapi buktinya kami tidak bisa melihatnya dengan alasan terakhir di kabarkan hilang?.

Bukankan hampir di tiap daerah para pejabat yang ada di pucuk pimpinan hampir semua ada di bawah kekuasaan partai yang mendukungmu Pak Prabowo?, Bukankah yang menggunakan tenaga Asing untuk memenangkan pilpres ini katanya anda juga pak, Tapi kenapa malah Jokowi yang terus di tuduh sebagai antek asing?. Tapi mungkin itulah politik, Sejauh ini kami masih bisa memahaminya meski kening ini sering pening dan berkerut

Terakihr, sampai pada ujung acara si bapak malah ngambek minta KPU untuk memundurkan hasil penghitungan suara di saat hasil perhitungan hampir berada pada tahap finishing, lalu kemudian di susul dengan permintaan pemilu di ulang dan tindakan terakhir yang paling membuat seluruh dunia tersenyum adalah menyatakan tak mengakui dari keputusan KPU yang sudah berada pada tahap akhir dan telah memakan biaya negara yang begitu banyak, karena alasan KPU curang.

Marlilah kita Move on dan bersikap bijak pak Prabowo, kanyataan kalah itu memang sangat menyakitkan dan butuh waktu untuk bisa menerima semua kenyataan ini. Semoga seiring berjalannya waktu, akan juga membuat bapak segera membuka hati, bahwa kekalahan bukan akhir dari hidup dan segalanya.

Kasihanilah rakyat ini pak, biarkan kami memiliki harapan untuk masa depan lebih baik di bawah pimpinan Jokowi yang kami pilih. Apakah bapak tidak kasihan melihat rakyat yang sudah sangat lelah dan hampir kehilangan harapan, apakah ini yang di namakan loyalitas pak Prabowo pada negeri ini untuk terus menciptakan suasan kondusif di negeri ini.

Perlu bapak ketahu bahwa  hal yang terpenting di dalam hidup ini adalah sehatan, anugerah yang paling berharga di dalam hidup, karena tanpa itu, bapak, kita dan saya tak akan bisa lagi menikmati apapun di dunia ini.

Bayangkan kalau penyakit Jantung sudah bersarang, makan enak di batasi dan gerakanpun begitu di atur supaya detak jantung tak menjadi terangsang dan meningkat tajam. Bayangkan juga kalau paru-paru ini sudah sulit untuk di ajak bernafas dengan benar, rasanya alam yang begitu indah ini akan terasa menyiksa karena gangguan nafas yang terasa berat. Bayangkan  kalau stroke melanda, apakah yang akan  bisa di lakukan lagi selain mengharap pertolongan orang yang masih sehat di sekitar kita

Untuk itu jaga kesehatan baik-baik pak, mulailah menatap dunia lebih bijak dan melihat ke luar sana, bahwa di luaran sana masih begitu banyak hal yang bisa membuat bapak lebih hebat dan berharga dari menjadi seorang presiden. Di anugerahi kesehatan dan harta berlimpah, menjadi bapak harapan dan penolong bagi orang yang lemah dan kekuarangan, akan lebih di hargai karena kemuliaan hati bapak, bukan karena kekuasaan yang bertangan besi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun