Di jiwamu yang bermata puisi,Â
Hatiku luluh setakat kakiÂ
Membebaskan kupu-kupu terbang di perutÂ
Menyetubuhi kata yang belum tertataÂ
Lewat satu purnama, aku tak kuasa memasung merekaÂ
Sayapnya elok lalu mengepakÂ
Mengharap peluk yang menjadi hakÂ
Malam itu kan ku ingat sebagai malam ketika aku mulai menjadi perempuan pemelihara kupu-kupu.Â
Saat malam kian tua lalu cerita mengendap di bibir kita merangkum geletar pada udara dingin.
Malam dimana kupersilahkan kupu-kupu beranak pinak dalam perutku, mengembang diantara kisahmu, kujaga dan kurawat sampai detik ini.Â
Dan malam itu, F.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!