Mohon tunggu...
LoVembers
LoVembers Mohon Tunggu... Penulis - I'm a delusional artbitch who is trapped on poem, music, film, and photography.

*setiap kata yang kutulis adalah jiwa, jiwaku yang terlalu gila untuk menjadi hal lain selain sebuah tulisan*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Riuh

2 April 2019   19:22 Diperbarui: 3 April 2019   00:16 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia ini riuh, memang 

gemanya melengking mendengung-dengung sampai bulan 

tapi nada-nada sumbang tak akan selamanya 

segar dinikmati 

bahkan disenja yang damaipun lambat, pasti akan segera dibuang 

di tinggalkan 

untuk mendendangkan irama lain 

dan 

kan aku tunjukkan pada semua, kawanan awan 

angin yang kerap berkelana 

percik air yang menyahdukan tembang pada kupu-kupu, lebah 

: tentang perempuan yang memainkan nada-nada damai 

pagi, senja dan malamnya 

nada-nada teratur 

lirik-lirik yang menjadikan kembang ditaman merekah segar, semusim semi 

janda-pualam kembali perawan 

anak-anak berlarian bersama kupu alam hening, sunyat, menyimak 

nada itu memang nada bahagia 

waktu sebagai dentingan gitar, rasa gesekan biola 

sajak itu disenandungkan dimana-mana, saja 

menggantikan nada-nada bumi yang tak indah lagi

Tasikmalaya 020419 (19:20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun