Dengan puisi aku bisa membunuh orang tanpa dipenjarakan. Bahkan meledakkan tubuhmu tanpa terluka.
Dengan puisi kau kuterbangkan tanpa sayap, lalu kumatikan tanpa senjata dan kubangkitkan sebelum hari ke-7.
Dengan puisi kita dapat mengambil secuil kata-kata dari sejuta makna-Nya yang selalu tersirat atas segala ke-Maha-an-Nya.
Dengan puisi di dalamnya kita bisa mati berkali-kali lalu bereinkarnasi kembali berkali-kali juga.
Dengan puisi kita dapat menembus celah-celah kecil dan menghampiri dia yang kamu cintai di seberang dinding penghalang raksasa dengan membawa seikat bunga kamboja.
Dengan puisi kau bertelanjang kata sesukamu, mengecupnya penuh cinta, mencampakan atau bahkan menggilainya dengan segala rasa.
Dengan puisi aku bisa bercumbu dengan kekasih hati tak peduli ia suka ataupun tidak.
Dengan puisi kamu akan mengerti maksudku yang belum tentu maksudku yang sama dengan maksudmu.
Paham maksudku?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H