Sikap tertutup belum menyatakan dukungan pada salah satu paslon yang selama ini dilakukan oleh Ustad Abdul Somad dalam ajang pilpres akhirnya tidak bisa ditahan lagi. Pertemuan dengan Prabowo yang difasilitasi oleh salah satu tv swasta nasional telah menunjukkan arah pilihannya seperti yang banyak diduga. Tidak jauh larinya akan berkumpul dibarisan Rizieq Shihab.Â
Pertanyaannya apakah ini suatu kejutan besar dan berdampak untuk elektoral menjelang detik-detik hari H pencoblosan?
Melihat kedekatan UAS dengan ulama PA 212 yang berada dibelakang Prabowo, hal ini tidak mengejutkan sama sekali. Sikap yang ditunjukkan sebenarnya sudah bisa dibaca jauh hari ketika mendukung ijtimak ulama. Hanya saja tidak secara terbuka dikatakan. Mungkin punya alasan dan mencari saat yang tepat. Tinggal menunggu untuk dikonfirmasikan saja.
Tiga hari menjelang memasuki hari tenang inilah waktu yang dianggap paling tepat. Dan dimaksudkan sebagai kampanye untuk Prabowo-Sandi. Kenapa disebut kampanye, karena pertemuan yang dilakukan diumbar didepan publik. Kalau bermaksud tidak punya motif menarik dukungan dari penggemarnya dan ada niat ketemu secara pribadi dengan Prabowo guna menyatakan dukungannya, bisa dilakukan di ruang tertutup. Tidak perlu lewat media dan diumbar.
Namun apapun itu tujuan dari UAS, haknya sebagai warganegara yang harus dihormati. Mau lewat cara apa penyampaiannya, menjadi pilihan pribadi. Tapi publik bisa menilai maksud dari pertemuan tersebut.
Apabila dikaitkan dengan pilpres yang tinggal sekitar seminggu, efek dari dukungan UAS ini tidak akan berpengaruh pada sisi elektoral. Pemilih loyal sudah terpetakan pilihannya. Bagi pendukung Prabowo tentu hanya akan semakin menambah soliditas kubunya. Sebagai suntikan amunisi semangat walau sebenarnya jauh hari juga sudah bisa menduga kemana arah pilihan UAS.Â
Terlihat sekarang kehebohan pun terjadi dan ramai-ramai penuh antusias pendukung Prabowo mem-viralkan pertemuan tersebut. Mimpi kemenangan paslon 02 seakan sudah di genggaman tangan. Framing kalau sampai kalah pasti dicurangi akan makin gencar. Menyederhanakan pilpres hanya ditentukan kemana arah dukungan UAS.
Bagi kubu Jokowi sendiri tidak menimbulkan dampak sama sekali. Seminggu menjelang pemilihan, untuk mengubah pilihan seseorang tidak mudah seperti yang diperkirakan. Hanya kejadian luarbiasa yang bisa membalikkannya. Tapi yang pasti bukan karena pilihan UAS. Misal saja Jokowi kena OTT KPK, mengeluarkan kebijakan yang benar-benar membuat rakyat marah dan terjadi krisis ekonomi. Selama tiga hal itu tidak terjadi, jangan mimpi perpindahan dukungan pada Jokowi ke Prabowo menjadi kenyataan.
Kedua kubu sekarang ini sebenarnya hanya memperebutkan suara dari undecided voters. Kelompok yang dikenal sebagai pemilih rasional. Memutuskan pilihan bukan karena faktor emosional. Artinya tidak terikat berdasarkan paham ideologis, agama, dan budaya. Tapi lebih mengedepankan nalar warasnya yang kritis. Diantaranya melihat track rekord kandidat dan prestasi serta program apa yang akan dikerjakan. Itupun masih dikaji apakah program tersebut masuk akal atau tidak.Â
Kesimpulannya dukungan UAS pada Prabowo tidak berpengaruh pada elektoral. Apalagi bagi undecided voters dan kelompok yang secara idiologis sudah memutuskan untuk golput. Itu bisa akan kita lihat bersama pada 17 April nanti...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H