Bisa dimaklumi bila Demokrat tidak setuju penyebutan jatah kursi menteri ini dan ketidakjelasan berapa jatah yang didapat. Mimpi andai menang. Namun yang pasti soal pembagian ini sepertinya memang tidak dilibatkan.
Publik masih ingat bagaimana deklarasi pencapresan Prabowo yang mengambil Sandi Uno sebagai pendampingnya tidak dihadiri oleh satupun wakil dari Demokrat. Pertemuan Prabowo di rumah SBY tidak menghasilkan kesepakatan soal cawapres dan setelah Prabowo pulang ke Kertanegara ujug-ujug menunjuk Sandi.
Demokrat pun berang hingga keluar istilah jenderal kardus karena merasa "dikadalin". Posisi Demokrat yang terjepit di last minute bila tidak menjadi parpol pengusung dan kena sanksi KPU di pilpres berikutnya tidak bisa mengusung capres-cawapres, akhirnya dengan berat hati melabuhkan dukungannya ke Prabowo.
Bisa dimaknai bahwa memang pembagian jatah menteri itu hanya disepakati oleh Gerindra, PKS dan PAN. Apakah itu juga termasuk kardus 500 M yang diterima oleh PAN dan PKS seperti diyakini Andi Arief. Wallahu a'lam.
Politik dagang sapi yang digunakan kubu Prabowo membuahkan pertanyaan publik bagaimana gemuknya nanti mimpi kabinet yang akan disusun. Dari PAN dan PKS saja sudah 13 kursi, belum nanti Gerindra sendiri, juga Demokrat kalau dihitung perolehan suaranya diatas PAN dan PKS seharusnya dapat jatah lebih banyak, lalu Partai Berkarya dan Partai Idaman.
Dari kalangan profesional hampir bisa dikatakan akan sangat minim sekali atau bahkan tidak ada tempat. Menunjukkan bahwa tujuannnya hanya cari kekuasaan semata. Apakah ini yang dimaksud dengan slogan Indonesia Menang. Memenangkan dengan segala cara lalu tujuannya hanya bagi-bagi kue kekuasaan untuk partai koalisi saja.
Blunder bagi kubu Prabowo. Penyebutan jatah menteri etisnya dilakukan oleh capres karena menjadi wewenangnya walaupun itu juga masih sebatas mimpi saja. Tetapi kenyataannya dilakukan oleh Hashim sebagai adik Prabowo dan sekaligus Ketua Dewan Pembina Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA) ini, menunjukkan bahwa dialah sebenarnya yang lebih berkuasa. Mengkonfirmasi sebagai dalang dan Prabowo seperti yang diakui sendiri hanyalah wayang memang benar adanya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H