Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sensasi Wisata di Pulau Laki-laki

23 Mei 2016   14:00 Diperbarui: 26 Mei 2016   11:36 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila antara pulau Bali dan Lombok Indonesia terdapat 3 pulau sebagai tempat tujuan wisata yang dikenal dengan sebutan Gili Trawangan, Meno dan Air, di Bayern, juga ada pulau-pulau kecil yang selalu padat dikunjungi wisatawan ketika musim panas tiba. Walaupun wilayah negara bagian Jerman ini tidak memiliki laut atau pantai, tapi banyak sekali terdapat danau. Salah satunya dan merupakan danau terbesar dengan luas sekitar 80 km kwadrat adalah Chiemsee.

tampak pegunungan alpen membelakangi danau..dok.elde
tampak pegunungan alpen membelakangi danau..dok.elde
Saking luasnya danau ini, orang pun mengenalnya dengan sebutan Bayerisches Meer atau Samudra Bayern dan menjadi yang terbesar ketiga di Jerman. Keunikan lain dari Chiemsee adalah terdapatnya 4 pulau di wilayah tersebut. Dari 4 pulau tersebut ada 2 yang cukup besar dan menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan baik dari dalam maupun luarnegeri. Jadi perbedaan utama bila dibanding dengan pulau-pulau di Indonesia dengan tempat ini adalah airnya. Di pulau ini karena berada diseputaran danau maka airnya pun berjenis tawar, bukan air laut yang asin.

kapal uap buatan thn 1926..foto.elde
kapal uap buatan thn 1926..foto.elde
Minggu kemarin kebetulan cuaca cerah bahkan condong panas, kami pun menggunakan kesempatan ini untuk menengok kembali tempat tersebut setelah selang beberapa tahun lalu. Lokasi yang tidak terlalu jauh dari München dan hanya sekitar 1 jam perjalanan darat. Namun kali ini kami memutuskan untuk naik kereta api regional karena menghindari musim liburan yang dipastikan lalu lintas di jalanan bakal padat.

Kenyamanan dan pelayanan kereta api yang baik, memang menjadi alternatif lain bagi orang-orang yang menempuh perjalanan cukup jauh. Selain harga tiket pun tergolong murah. Misalnya hanya dengan membayar sebesar 28€ untuk family ticket, bisa digunakan oleh 2 dewasa hingga 5 anak-anak, kita pun bisa memilih segala jurusan wilayah di Bayern yang berlaku 1 hari.

kereta api uap buatan thn 1887..foto.elde
kereta api uap buatan thn 1887..foto.elde
Setelah sampai di stasiun Prien am Chiemsee, untuk menuju pelabuhan yang berjarak sekitar 1,8 km, kita bisa memilih berjalan kaki atau naik kereta api. Tersedia di tempat tersebut penjualan tiket yang melayani kereta api dan juga tiket kapal menuju ke pulau. Hanya membayar tiket keluarga seharga 24€, kita pun mendapatkan pelayanan kereta api yang mengantar ke dermaga dan juga tour menuju pulau-pulau tempat tujuan. Sensasi tersendiri kita rasakan ketika naik kereta api buatan tahun 1887 yang masih menggunakan tenaga uap. Berjalan pelan disertai asap menghitam dan sedikit berbau dengan suara keras tuuut...tuuuut...tuuut, mengingatkan romantisnya penggunaan kereta api jaman dulu.

kapa di dermaga yg siap mengantar anda..dok.elde
kapa di dermaga yg siap mengantar anda..dok.elde
Di dermaga beberapa kapal lumayan besar siap menanti untuk mengantar ke tempat tujuan. Salah satu kapal ada yang juga masih menggunakan tenaga uap buatan tahun 1926. Tujuan pertama adalah pulau yang paling dikenal, Herren Insel atau pulau laki-laki. Perjalanan sekitar 20 menit dan kita pun bisa duduk-duduk diatas untuk memanjakan mata memandang keindahan sekitar. Nampak perahu-perahu layar kecil nelayan ataupun milik perorangan yang sekedar punya hobi berlayar diantara pulau-pulau.

menembus hutan kecil menuju tujuan..foto.elde
menembus hutan kecil menuju tujuan..foto.elde
yg malas jalan kaki bisa naik dokar..dok.elde
yg malas jalan kaki bisa naik dokar..dok.elde
Setelah sampai di Herren Insel, perjalanan selanjutnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau naik kereta kuda untuk menuju objek wisata pulau ini. Melewati hutan kecil yang rindang sekitar 15 menit, akhirnya pemandangan yang menakjubkan terlihat. Tempat luas dengan bangunan lawas disertai taman dan beberapa air mancur didepannya semakin mempercantik suasana seperti tampak di gambar bawah ini.

depan istana tampak dari kejauhan..dok.elde
depan istana tampak dari kejauhan..dok.elde
tangga menuju istana..dok.elde
tangga menuju istana..dok.elde
Sebuah istana yang dibangun oleh raja Bavaria paling fenomenal, König Ludwig II, pada tahun 1878. Bangunan yang terinspirasi dari istana di Versailles, Perancis, dan dimaksudkan sebagai " Temple of Fame" bagi raja Perancis, König Ludwig XIV, yang dikaguminya. Sejarah keberadaan Raja Ludwig II yang bertahta sejak tahun 1864-1886 ini memang penuh kontroversial. Keinginan membangun banyak istana maupun gedung seni yang mahal selama masa pemerintahannya, membuat keuangan kerajaan bangkrut. 

suasana panas jadi seger ada air..dok.elde
suasana panas jadi seger ada air..dok.elde
Raja yang digambarkan seperti fantasi dongeng anak-anak yang suka hidup dengan kemewahan dan bangunan-bangunan megah. Akibatnya oleh parlemen waktu itu dia dianggap sudah gila dan diasingkan hingga meninggal tahun 1886 di danau Starnberg. Kematian yang sampai sekarang masih menjadi teka-teki, penyebabnya apakah bunuh diri atau dibunuh ketika mayatnya ditemukan di danau tersebut. Walaupun riwayat hidupnya penuh kontroversi, namun raja yang hanya berusia 40 tahun ini begitu disayang oleh masyarakat Bayern sampai sekarang. 

air bikin seger dietngah panasnya cuaca..dok.elde
air bikin seger dietngah panasnya cuaca..dok.elde
Bangunan-bangunan hasil karyanya tersebar diseluruh wilayah dan yang paling terkenal adalah Schloss Neueschwanstein. Istana yang dibangun diatas bukit dan sempat dinominasikan sebagai 7 keajaiban dunia dan menjadi objek tujuan utama wisatawan di Bayern. Beberapa proyek lain belum sempat terealisasikan dan gambar atau maket bangunan bisa dilihat di museum yang berada di Pulau Laki-laki. Beberapa istana lain termasuk yang berada di Herren Insel ini walau sudah mulai pengerjaaannya, tapi sebagian juga belum selesai secara utuh, karena keburu meninggal dunia. Bahkan istana ini belum sempat ditempati dan tempat tidur yang berlapis emas tidak sekali pun pernah digunakannya.

ruang pertama masuk istana..dok.elde
ruang pertama masuk istana..dok.elde
salah satu almari koleksi paling berharga istana..dok.elde
salah satu almari koleksi paling berharga istana..dok.elde
Sayangnya ketika masuk ke istana, kita tidak diperbolehkan untuk memotret di dalamnya. Alasan yang mengada-ada dan saya perkirakan hal ini terkait bisnis pengelolanya saja, dalam hal ini pemerintah yang menangani bangunan lawas untuk tujuan wisata. Pengunjung yang tidak memiliki foto sebagai kenang-kenangan, diharap membelinya di toko berupa kartu pos, cd, buku dan bentuk gambar lainnya.

tempat tidur berlapis emas..dok.elde
tempat tidur berlapis emas..dok.elde
bangsal keemasaan yg dihiasi lampu kristal gantung dgn 1250 lilin..dok.elde
bangsal keemasaan yg dihiasi lampu kristal gantung dgn 1250 lilin..dok.elde
Namun Elde yang memang agak suka ugal-ugalan, sedikit bermain kucing-kucingan dan nekad ngambil gambar secara sembunyi-sembunyi agar bisa dibagikan pada kompasianers. Tentunya mencari kesempatan ketika penjaga atau pemandu yang berada pada setiap ruangan sedang lengah. Hasil foto pun tidak begitu banyak dan optimal karena harus cepat-cepat agar jangan sampai ketahuan...wkwkkwkw.

bagian bangunan yg belum jadi dan nampak batu bata..dok.elde
bagian bangunan yg belum jadi dan nampak batu bata..dok.elde
Selain Herren Insel, kami pun sempat mengunjungi pulau lain dan diantaranya adalah Fraueninsel atau Pulau Wanita. Suasana berbeda dan keunikan tersendiri terdapat di pulau ini. Selain adanya bangunan lawas juga, kehidupan orang-orang di tempat ini berbeda dibanding dengan Pulau Laki-laki yang bisa dikatakan tidak dihuni oleh masyarakat umum. Namun karena artikel ini sudah terlalu panjang, maka cerita tentang Pulau Wanita ini sebaiknya nanti saya tulis kapan-kapan jika ada waktu.

pohon-pohon tua yg unik diatas bukit dgn latar belakang danau..foto.elde
pohon-pohon tua yg unik diatas bukit dgn latar belakang danau..foto.elde
Artikel berikutnya, http://www.kompasiana.com/lovelydarsem/menikmati-eksotisme-pulau-perempuan_5745ad169b9373ad088ec2a2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun