Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bier Garten, Tempat Favorit Merayakan Hari Ayah

6 Mei 2016   07:30 Diperbarui: 6 Mei 2016   08:42 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

biergarten dipinggir sungai..foto.elde

Kalau ada Hari Ibu, rasanya tidak akan komplit tanpa Hari Ayah. Selain tentunya bisa bikin cemburu bapak-bapak, keadilan perlu juga diterapkan. Itulah yang terjadi di Jerman yang setiap tahunnya merayakan Hari Ayah sebagai penghormatan peran kaum laki-laki khususnya bapak-bapak di keluarga, dan selalu diperingati berbarengan mengikuti perayaan hari Kenaikan Isa Almasih yang menjadi hari libur.

 Peringatan ini tidak tetap tanggalnya seperti juga dengan Hari Ibu yang selalu diperingati pada minggu kedua di bulan Mei. Hal berbeda bila dibandingkan dengan Indonesia yang sudah ditetapkan tanggal peringatannya setiap 22 Desember.

2016-05-05-14-36-39-572b78adf1927377099f6bc0.jpg
2016-05-05-14-36-39-572b78adf1927377099f6bc0.jpg
lukisan diatas kertas bingkisan dari si bungsu...foto.elde

Di keluarga kami, perayaan Hari Ayah ini pastinya juga tidak akan dilewatkan. Bukan dengan pesta hura-hura tapi sekedar bentuk respect pada peran seorang suami dan bapak pada keluarganya. Ketika bangun pagi anak-anak dan istri berdatangan cipika cipiki mengucapkan selamat lalu memberikan bingkisan kecil sebagai tanda terimakasih. Ada perasaan terharu saat menerimanya. Bukan masalah nilai dari hadiah tersebut, tapi lebih dengan perhatian yang mereka berikan dalam menghormati suami dan juga seorang ayah yang baik hati juga tidak sombong, selain juga gemar menabung ini.

2016-05-05-12-33-17-572b7acb07b0bdec088842ea.jpg
2016-05-05-12-33-17-572b7acb07b0bdec088842ea.jpg
ikan bakar dan penuhnya parkir sepeda...foto.elde

Kamis kemarin, bagi seorang ayah adalah hal istimewa karena bertepatan hari libur, selain dibebaskan dari segala kegiatan rutin setiap harinya serta juga dimanjakan. Segala keinginan akan dituruti asal jangan minta kawin lagi saja. Keinginan yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Kebetulan hari itu cuaca sedikit cerah di musim semi ini dengan kehangatan sinar matahari sekitar 20 derajat. Waktu yang tepat untuk melakukan jalan-jalan sambil bersepeda. Saya pun memilih acara ngonthel  ke tempat yang biasa dijadikan pertemuan bapak-bapak dan kaum lelaki di Hari Ayah. Apalagi kalau bukan Bier Garten.

2016-05-05-13-10-30-572b7df9b69373820f069977.jpg
2016-05-05-13-10-30-572b7df9b69373820f069977.jpg
suasana rame di biergarten...foto.elde

Bier Garten dalam terjemahan bebas adalah taman bir, semacam restauran terbuka di bawah pohon-pohon kastanya yang berdaun rindang dan menjadi salah satu tradisi tempat bertemu masyarakat negara bagian Bayern, Jerman. Keunikan dari tempat ini selain sebagi ajang kumpul-kumpul, pengunjung pun diperbolehkan membawa makanan sendiri. Hanya khusus untuk minuman diharuskan membeli di tempat tersebut. Minuman yang tersedia tidak hanya bir yang segar dari gentong-gentong kayu tempat penyimpanan, tapi juga minuman non alkohol. Makanan yang ditawarkan kebanyakan juga khas daerah tersebut.

2016-05-05-13-03-45-572b7e792e97739f0b976c96.jpg
2016-05-05-13-03-45-572b7e792e97739f0b976c96.jpg
antrian didepan restauran terbuka...foto.elde

Dengan model bangku panjang yang bisa untuk duduk bersama, orang pun akan cepat akrab walau sebelumnya tidak saling kenal. Segala topik pembicaraan bisa ditemukan disini. Tempat yang biasanya juga bisa digunakan sebagai ajang lirak lirik cari pasangan bagi yang masih jomblo.

2016-05-05-13-10-03-572b7ffef192737b0b9f6b56.jpg
2016-05-05-13-10-03-572b7ffef192737b0b9f6b56.jpg
sungai jernih disebelah biergarten...foto.elde

Setelah sekitar 1,5 jam bersepeda akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Lokasi yang sebelumnya belum pernah kami datangi dan berada diluar kota München ini, terlihat sudah ramai pengunjung karena bertepatan waktu makan siang. Tidak sia-sia rekomendasi yang kami dapat lewat internet bahwa tempat ini layak untuk dikunjungi. Selain bentuk bangunan yang masih tradisional dan memperlihatkan keasliannya, sungai jernih yang mengalir disebelahnya membuat suasana terasa adem. 

2016-05-05-13-09-36-572b81ed6c7e61ce0c6ae433.jpg
2016-05-05-13-09-36-572b81ed6c7e61ce0c6ae433.jpg
tempat bermain anak-anak..foto.elde

Tersedia juga tempat bermain anak-anak yang menambah komplit suasana bagi keluarga yang melakukan piknik kecil. Lokasi restauran yang sedikit tersembunyi dikeliling hamparan sawah dan hutan kecil membuat sejuk suasana ini, hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki atau bersepeda. Walaupun ada semacam jalan kampung yang tidak beraspal dan bisa untuk mobil lewat, namun tidak untuk umum. Bukan hal mengherankan bila pengunjung banyak menggunakan sepeda atau jalan kaki. Apabila menggunakan mobil terpaksa harus di parkir cukup jauh dan selanjutnya berjalan kaki.

2016-05-05-12-42-15-572b82f8c0afbda70b3c7328.jpg
2016-05-05-12-42-15-572b82f8c0afbda70b3c7328.jpg
rendang ala bayern...foto.elde

Setelah cukup lama menempuh perjalanan ngonthel dan selanjutnya mencari tempat duduk, kami pun mengantri memilih makanan. Untuk lebih menghangatkan badan karena angin yang masih cukup dingin, saya pun memesan makanan rendang ala Bayern yang disebut Gulaschsuppe. Sup dengan irisan daging sapi dan dicampur kentang, rasanya memang mirip-mirip rendang hanya tidak pedas dan kering. Anak-anak dan istri pun puas menikmati ikan bakar dengan Brezel, semacam roti sebagai pengganti nasi. 

2016-05-05-13-21-17-572ba98f717a612515f8119e.jpg
2016-05-05-13-21-17-572ba98f717a612515f8119e.jpg
pesan minum disini...foto.elde

Sempurna sudah hari itu sebagai bapak yang baik hati, tidak sombong dan gemar menabung dalam merayakan peringatan Hari Ayah yang dilakukan keluarga kami dengan cara sederhana. Merasa cocok dengan makanan dan suasananya, dipastikan suatu saat nanti akan kembali lagi untuk menikmati tempat tersebut yang memang hanya dibuka menjelang dan ketika musim panas tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun