Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Gara-gara Kereta Api Cepat Jokowi

25 Maret 2016   04:30 Diperbarui: 27 Maret 2016   01:03 5260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="kereta api cepat ICE..foto.elde"][/caption]Libur lagi...libur lagi! Serasa bulan februari kemarin sudah 1 minggu liburan, sekarang maret 2 minggu. Itulah anak-anak sekolah di Jerman sini. Jika dihitung setahunnya sekitar 14 minggu. Salah satu yang bikin repot orang tua karena sebagai pekerja biasanya hanya memiliki waktu libur 6 minggu pertahunnya.

Sejak 1,5 bulan sebelumnya saya pun sudah mengajukan mau ambil libur satu minggu, namun belum juga dapat jawaban dari Boss di tempat kerja. Berhubung banyak barengan yang mau libur, agak sulit mendapatkannya. Baru jumat kemarin ada amplop berisi pemberitahuan dan diberi ijin tapi cuma 3 hari saja. Sebenarnya tanggung juga karena hanya masuk kerja 1 hari, kamis, dan jumatnya serta senin tanggal merah menyambut perayaan Paskah. Yo wis rapopo.

[caption caption="menghabiskan waktu sambil bermain kartu...foto.elde"]

[/caption]

Sabtu sorenya ngobrol dengan anak-anak menanyakan pingin kemana liburan kali ini. Mereka bilang serempak menjawab mau ke Berlin karena tahun lalu gagal akibat cuaca yang tidak memungkinkan. Sebagai orang tua yang baik hati dan tidak sombong, permintaan mereka pun kami turuti dan memutuskan berangkat naik kereta api cepat ICE (Intercity Express). Malam itu juga mencari tiket serta penginapan. Persiapan secara spontan sambil mengemas barang-barang di koper dan bekal di perjalanan. Minggu pagi jam 5 harus sudah bangun untuk menuju ke stasiun karena kereta berangkat jam 7 pagi.

Tiket kereta lumayan murah sekitar 110€/orang pergi pulang ini sebenarnya bisa didapat harga separonya jika dipesan jauh hari sebelumnya dengan sistem paket hemat, tapi berhubung mendadak maka harus bayar penuh. Untungnya saja untuk anak-anak tidak dipungut biaya aka gratis. Lumayan ngirit.

[caption caption="restauran di kereta..foto.elde"]

[/caption]

Suasana dalam kereta layaknya seperti di pesawat terbang. Hanya saja memiliki tempat duduk relatif lebih besar dan nyaman, serta ada meja didepannya. Meja yang bisa digunakan untuk makan minum maupun bermain kartu. Tidak ketinggalan board restauran juga tersedia. Menu yang dijual makanan cepat saji dan beberapa jenis minuman. Toilet relatif ukurannya kecil tapi cukup bersih.

Anak-anak pun begitu antusias membayangkan kereta yang akan melaju dengan cepat, tidak seperti kereta api regional biasanya. Namun sedikit mengalami kekecewaan karena tidak seperti yang mereka pikirkan sebelumnya, kereta tidak selalu berjalan cepat, tapi hanya pada lintasan tertentu saja bisa mencapai kecepatan 230 km/jam. Jenis ICE ini memang berbeda-beda, yang tercepat bisa sampai 330 kmh. Biasanya yang mencapai maksimal batas kecepatan ini hanya yang dipakai untuk tujuan antar negara.

[caption caption="kecepatan yang terlihat di layar monitor..fot0.elde"]

[/caption]

Jarak tempuh München- Berlin sekitar 807 km, memakan waktu 6,5 jam. Jika dihitung dengan mampir di 10 stasiun pemberhentian kira-kira setengah jam keseluruhannya, maka waktu yang dibutuhkan kurang lebih 6 jam. Jadi rata-rata kecepatannya 133 kmh.

Setelah sampai di Berlin kami pun lalu mencari hotel yang sudah dipesan untk sekedar ngeluk boyok. Hotel yang letaknya tidak jauh dari stasiun dan hanya memerlukan waktu 10 menit naik taksi atau bis. Ini tempat layak untuk direkomendasikan bagi rekan-rekan yang merencanakan jalan-jalan beserta keluarga ke ibukota negara Jerman. Selain letaknya strategis di kota dan mudah untuk menuju ke tempat-tempat wisata dengan transportasi umum, harga juga tidak terlalu mahal untuk ukuran bintang 3. Diseputaran daerah ini memang banyak penginapan dan hanya berjarak 300 meter dari museum check point Charlie.

[caption caption="novotel berlin..foto.elde"]

[/caption]

Cukup membayar 294 € untuk 3 malam, kami mendapatkan suite room yang diisi dengan 3 tempat tidur. Kamar cukup luas dan bersih dengan penataan simple tapi cukup nyaman. Berisi satu bed besar yang dibawahnya bisa ditarik keluar satu bed lagi dan ditambah sofa bed. Selain juga tersedia kulkas, tv, microwave, berbagai jenis teh, alat masak air, internet gratis dan layanan house keeping yang membersihkan kamar tiap hari.

[caption caption="bed besar dgn tambahan 1 bed dibawahnya..foto.elde"]

[/caption]

[caption caption="kulkas dan tempat rebus air juga ada..foto.elde"]

[/caption]

[caption caption="sofa bed...foto.elde"]

[/caption]

Untuk makan pagi yang berbentuk buffet, tiap orang dewasa dikenakan biaya 12€ sekali breakfast. Dari jam 6 pagi sampai 11.00. Bagi anak-anak dibawah umur 16 tahun gratis. Jadi biaya keseluruhan hotel dan sarapan pagi 294€ + 72€ atau sekitar 5.500.000 rupiah. Hanya saja makanan yang disajikan kebiasaan selera orang barat. Tidak jauh dari roti, keju, telor, sosis, bermacam daging asap, buah-buahan dan salad. Bagi saya yang lidah jowo kurang pas karena gak ada nasi atau bakmi..wkwkkw.

[caption caption="buffet di hotel novotel..foto.elde"]

[/caption]

Pengalaman makan pagi dibeberapa hotel yang paling berkesan dan tak terlupakan ketika sempat nginap semalam di Jakarta Airport Hotel, karena nunggu pesawat keesokan hari yang ke Jogja. Ini baru yang namanya benar-benar sarapan pagi. Menu yang disajikan sesuai selera lidah jowo saya. Entah karena lama tidak ketemu masakan asli produk negara sendiri, hingga sampai 3 kali bolak-balik ngicipin segala jenis masakan sepuasnya. Nggutukke.

Itulah cerita singkat perjalanan ke Berlin beberapa hari lalu. Gara-gara proyek kereta api cepat Bandung-Jakarta yang dirintis oleh Jokowi. Saya pun jadi penasaran ingin mencoba bagaimana sensasinya naik jenis kereta api ini. Biasanya jika berpergian jarak sekitar 300 km masih bisa bawa kendaraan sendiri atau naik kereta api regional, dan lebih dari itu pakai pesawat, tapi kali ini disempatkan naik kereta api cepat. Agar nanti kalau proyek Jokowi dengan kereta api cepatnya ini terealisasi dan sewaktu-waktu bisa menikmati, tidak gumun lagi.

[caption caption="Brandenburger Tor berlin...foto.elde"]

[/caption]

Artikel ini juga sebagai balasan dari jutaan inbox yang masuk dan belum sempat terjawab, menanyakan kenapa beberapa hari ini saya tidak nongol di kompasiana. Sudah menjadi kebiasaan jika saat liburan memang tidak buka-buka blog kesayangan kita ini dan kepergian liburan ke Berlin juga mendadak secara spontan. Jadi mohon maaf jika tidak sempat menghubungi rekan-rekan semua sebelumnya dan juga terlewatkan membaca artikel-artikel menarik, bermanfaat, aktual, inspiratif dari kalian beberapa hari ini....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun