Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kuliner dan Tradisi Natal ala Bayern, Jerman

25 Desember 2015   22:29 Diperbarui: 26 Desember 2015   03:29 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto: elde"]

[/caption]

Seusai sarapan pagi, kesibukan lain mempersiapkan makan siang yang menjadi menu utama hari besar bagi mereka. Daging kalkun menjadi pilihan secara sudah seperti tradisi. Namun kalkun yang tidak sebesar di film Mr. Bean, tapi kalkun muda seberat sekitar 3 kg saja. Cukup jika dimakan untuk 6 orang. Untuk memasaknya tidak terlalu sulit karena setelah dibumbui kemudian dimasukkan dalam oven dan memakan waktu kurang lebih 2-2.5 jam.

[caption caption="foto: elde"]

[/caption]

Tentunya kita tidak cuma makan daging kalkun saja tapi juga harus ada pendamping sebagai hidangannya. Ini yang memakan waktu cukup lama. Selain kuah sayuran, juga semmelknödel dan kartoffelknödel serta blaukraut. Semmelknödel terbuat dari roti diremukkan dan diberi bumbu lalu dicampur telor serta susu yang kemudian dibuat bundar lalu direbus sebentar. Sedangkan kartoffelknödel jenisnya sama hanya saja bahannya dari kentang. Blaukraut adalah kol atau kubis berwarna ungu yang dibikin seperti salad. Berhubung belum tahu cara bikinnya, maka blaukraut ini cukup kami beli di supermarket. Lebih mudah dan tidak menambah kesibukan. Khusus untuk semmelknödel, mertua sudah sering memberikan pujian buat saya. Walaupun bukan orang Bayern tapi bikinan saya mereka bilang lebih enak dari yang asli buatan orang-orang sini...hehhehe. Elde gitu lhooooo....

[caption caption="foto: elde"]

[/caption]

Bagi saya perayaan Natal di rumah kami hanya semacam acara makan minum biasa saja. Tidak ada hal lain menyangkut pembicaraan ber-thema agama atau hal yang berkaitan, tapi hanya semacam tradisi saja. Tidak beda ketika menghadiri undangan perayaan Natal di tempat kerja. Isinya tidak lain juga hanya makan minum sepuasnya dan ceramah dari bos soal perkembangan perusahaan.

Kalaupun dengan mengucapkan selamat Natal dan ikut serta "merayakan" bersama orang-orang yang bergembira menyambut hari besar keagamaannya, lalu saya dikatakan telah murtad  dan menjadi kafir seperti yang ditudingkan oleh sebagian dari orang kita yang katanya seagama, hal yang gak terlalu dipedulikan buat dipikir. Penilaian dari sesama manusia yang masih doyan makan ini. Bagi saya yang terutama Allah tahu keimananku dan kata ustad Gasa, yang penting hatinya.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun