Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Bola

Gempa di Tubuh PSSI-nya Jerman

4 November 2015   18:30 Diperbarui: 4 November 2015   18:41 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="kantor PSSInya Jerman...dfb.de"][/caption]Pesta akbar perhelatan kejuaraan piala dunia sepakbola 2006 yang sempat diselenggarakan di Jerman ramai dibicarakan terkait skandal yang menyelimutinya. Benarkah Jerman terpilih sebagai tuan rumah karena telah membeli suara dari beberapa anggota FIFA yang ditengarai berasal dari Asia? Apabila nantinya semua terbukti, ini akan mencoreng dunia sepakbola di Jerman dan semakin meyakinkan publik bahwa organisasi terbesar sepakbola dunia dibawah pimpinan Sepp Blatter dipenuhi dengan skandal korupsi.

Bermula dari temuan adanya aliran dana dari DFB (Deutscher Fußball Bund), PSSInya Jerman, sebesar 6,7 juta € pada Fifa tahun 2005. Dana ini awalnya berasal dari mantan boss produsen pakaian dan perlengkapan olahraga Adidas, Louis Dreyfus, yang meminjamkan uang dari kantong pribadinya ke Organisasi Komite sebagai panitia piala dunia. Oleh DFB beralasan untuk menyumbang kegiatan program kebudayaan terkait penyelenggaraan piala dunia kemudian ditransfer pada FIFA.

Namun sampai saat ini penerima dana tersebut belum jelas keberadaannya. Salah satu anggota penasehat Organisasi Komite penyelenggara piala dunia yang juga mantan pemain nasional Jerman, Gunther Netzer, mengatakan bahwa uang tersebut digunakan untuk membeli suara 4 negara di Asia. Ketika itu tahun 2000 Jerman terpilih sebagai tuan rumah piala dunia dengan memperoleh suara tipis 12-11.

Berdasarkan keterangan presiden DFB, Niersbach, pertemuan 4 mata antara Franz Beckenbauer sebagai chef panitia penyelenggara piala dunia dan Blatter membahas hibah untuk FIFA pada Januari 2002. Beckenbauer pun berhutang pada Louis Dreyfus, boss Adidas. Namun keberadaan penerima uang inipun mengalir pada siapa belum jelas.

Polemik kemana aliran dana dan sebenarnya digunakan untuk kegiatan apa telah membuat pihak pemerintah khususnya bidang perpajakan menyikapi dengan serius untuk membongkarnya. Kemarin sebanyak 50 petugas pajak dengan berpakaian sipil menggeledah kantor DFB di Frankfurt, rumah mantan presiden DFB, Zwanziger dan sekjendnya beserta pejabat presiden sekarang, Niersbach.

Tuduhan yang dijatuhkan adalah penggelapan pajak. Aliran dana 6.7 juta € pada Fifa tahun 2005 yang dikatakan sebagai bentuk solidaritas program kebudayaan organisasi sepakbola ini hanyalah kedok karena untuk tujuan lain guna menghindari pajak. Ancaman hukuman yang dikenakan dari 6 bulan hingga 10 tahun kurungan jika terbukti bersalah di pengadilan. Keberadaan rumah Beckenbauer di Austria sebagai tempat tinggalnya tidak memungkinkan untuk dilakukan penggeledahan karena akan menyalahi aturan kesepakatan wilayah 2 negara.

Membandingkan cara penanganan suatu kasus dalam tubuh organisasi sepakbola seperti yang sedang ramai di Indonesia dengan PSSInya, rupanya pemerintah Jerman menyikapinya berbeda. Pemerintah Jerman tidak lalu membekukan keberadaan DFB namun bertindak tegas mengusut orang-orang yang diperkirakan menyalahgunakan wewenang terkait korupsi ataupun penggelapan pajak. Oleh sebab itu walaupun DFB sedang mengalami gempa akibat ulah mantan pengurusnya ataupun yang masih aktif karena ditengarai terlibat dalam berbagai manipulasi kasus, namun Fifa pun tidak memberikan sangsi apapun pada PSSInya Jerman ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun