Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semarak Goyang LGBT di München

11 Juli 2015   23:51 Diperbarui: 12 Juli 2015   03:17 2083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [/caption]pelangi didepan balaikota...dok.elde

Sejak Amerika mengesahkan pernikahan secara legal bagi penganut Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), publik kembali ramai menyoroti kelompok ini. Walaupun sebenarnya beberapa negara sudah memberikan pengakuan atas perkawinan kaum yang dianggap memiliki kelainan orientasi seks tersebut, namun gemanya tidak sedahsyat ketika Amerika juga melakukannya. Tidak dipungkiri bahwa Amerika masih menjadi kiblat demokrasi dunia dan efek yang terjadi di negara tersebut akan membawa dampak besar di banyak negara. Tidak terkecuali Indonesia.

http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/Marienplatz2.jpg
http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/Marienplatz2.jpg
Polemik keberadaan LGBT yang sempat adem kembali mencuat. Argumentasi yang lebih mengacu pada dalil agama digunakan bagi penolaknya dan melarang hubungan sesama jenis ini. Di lain pihak yang mendukung mengatasnamakan hak asasi manusia tanpa ada perbedaan atau diskriminasi. Namun Indonesia tidak bisa disamakan dengan demokrasi seperti di Amerika.

http://s2.portal.muenchen.de/.imaging/stk/mde/galleryLarge/dms/va/bg/csd-day-2015/20-csd-2015/document/20-csd-2015.jpg
http://s2.portal.muenchen.de/.imaging/stk/mde/galleryLarge/dms/va/bg/csd-day-2015/20-csd-2015/document/20-csd-2015.jpg
Dengan idiologi Pancasilanya terutama sila pertama, Indonesia masih mengakui sebagai negara yang beragama. Dalam artian produk2 hukum yang ada juga harus selaras dengan ajaran agama, aspirasi yang tidak hanya dari agama mayoritas saja, namun juga agama lainnya sebagai perwujudan negara multi kultural. Namun di dalam Pancasila itu sendiri khususnya sila kelima "Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia", dijadikan salah satu alasan bagi kelompok pendukung LGBT. Keadilan tanpa adanya diskriminasi bagi warganya termasuk masalah pernikahan sesama jenis dijadikan senjata menuntut hak mereka yang tidak boleh dibedakan.

 

http://www.merkur.de/bilder/2015/07/11/5231842/32016710-2015-muenchen-NGMG.jpg
http://www.merkur.de/bilder/2015/07/11/5231842/32016710-2015-muenchen-NGMG.jpg
 

Perdebatan yang sepertinya hanya buang waktu percuma dan tidak bisa mengubah hukum di Indonesia yang berlaku sekarang ini, selama Pancasila masih diakui sebagai idiologi bangsa dan Berketuhanan yang Maha Esa. Bagi saya sendiri tidak mendukung pernikahan sesama jenis ini, apalagi jika diperbolehkan mengadopsi anak segala. Namun sebaliknya juga tidak akan melarang apabila negara memperbolehkannya. Resiko tanggung penumpang sendiri....

http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/08_Dykesonbikes.jpg
http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/08_Dykesonbikes.jpg
Fenomena lain terjadi di Jerman saat ini. Sebagai negara sekuler, keberadaan kaum LGBT dianggap legal untuk hidup bersama apabila sudah memasuki usia 18 tahun. Namun hal ini rupanya belum memberikan kepuasan bagi mereka. Keinginan seperti orang pada umumnya untuk membina rumah tangga terus diperjuangkan. Tuntutan legalisasi pernikahan dan adopsi anak terus disuarakan. Hanya sampai saat ini pemerintahan Angela Merkel belum memberikan lampu hijau. Ini mungkin bisa dipahami melihat latar belakangnya yang berasal dari partai pemenang pemilu, CDU, yang berorientasi pada agama khatolik.

http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/Parade_eiche.jpg
http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/Parade_eiche.jpg
Sudah menjadi tradisi bagi kaum LGBT di Jerman, tiap tahunnya menyelenggarakan festival yang dikenal dengan sebutan Christopher Street Day. Dibeberapa kota besar disambut meriah dan tidak terkecuali München. Sejak tanggal 4 juli diadakan acara yang disemarakkan dengan panggung orasi serta musik, pameran, dialog, penyuluhan kesehatan pencegahan aid dsb yang diikuti sekitar 40 stand. Acara yang mungkin dimaksudkan untuk mengkampanyekan keberadaan mereka agar bisa lebih diterima oleh masyarakat umum dan mendapat toleransi.

http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/09_Gaertnerplatz.jpg
http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/09_Gaertnerplatz.jpg
Gelombang dukungan besar datang dari berbagai pihak termasuk kalangan parpol beserta politikusnya. Sabtu 11 Juli adalah puncak acara ini dengan melakukan karnaval berkeliling dipusat kota. Sekitar 76 organisasi yang tergabung dalam LGBT menyemarakkan acara yang juga didukung oleh walikota setempat. Sekitar 10.000 jumlah peserta memenuhi jalanan. Untuk hari minggu 12 juni diadakan penutupan segala kegiatan yang akan diisi dengan festival jalanan dan panggung hiburan.

http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/06_Parade_Schwuhplattler.jpg
http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/06_Parade_Schwuhplattler.jpg
 Peserta pawai yang mengenakan kostum beraneka ragam mewarnai suasana. Dengan beberapa truck terbuka yang dilengkapi musik keras sebagai pengiring mereka untuk bergoyang. Selain membagikan berbagai macam brosur tentang organisasi beserta kegiatannya, mereka juga menyebarkan permen, coklat dan stiker pada penonton disepanjang jalan. Simpati dan dukungan diharapkan agar menggolkan perjuangannya atas kelegalan pernikahan sesama jenis.

http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/03_Parade_Aidshilfe.jpg
http://www.csdmuenchen.de/web/tl_files/bilder2015/Slider/03_Parade_Aidshilfe.jpg
Peristiwa yang begitu menarik namun sayangnya saya tidak bisa mengambil gambar banyak untuk dibagikan pada pembaca. Akibat pagi  lupa mengisi akku hp, setelah beberapa jepretan akhirnya habis. Nyesel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun