Bagi pecinta musik khususnya jenis klasik, nama Wolfgang Amadeus Mozart akan sangat akrab di telinga. Komponis kelahiran 27 Januari 1756 dan meninggal 5 Desember 1791 di Wina ini, telah menghasilkan beberapa karya besar yang dimainkan dalam bentuk opera. Salah satu yang terkenal dan masih sering dipentaskan sampai saat ini di antaranya Die Zauberflötte atau Seruling Ajaib. Nama besar Mozart tidak dapat dipisahkan dengan nama kota tempat kelahirannya, Salzburg.
Salzburg adalah kota tua di wilayah Austria dan menjadi tujuan wisata paling digemari di negara tersebut. Jutaan orang tiap tahunnya menyempatkan diri mengunjunginya. Bukan hanya karena kota ini sebagai tempat kelahiran "bocah ajaib" yang sedari kecil sudah terlihat bakat besarnya di bidang musik, namun juga memiliki panorama dan keindahan lain sebagai tujuan tamasya.
Rumah tempat kelahiran sang maestro yang sekarang dijadikan museum, tercatat sebagai salah satu museum di dunia yang paling banyak mendapat kunjungan. Selain benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan Mozart, juga naskah-naskah hasil karyanya yang dipamerkan. Selain itu juga foto lawas figur orang-orang berbentuk lukisan oil yang menggambarkan silsilah keluarganya. Hanya saja sayangnya selama di dalam bangunan tersebut, pengunjung tidak diperkenankan untuk mengambil gambar.
Sewaktu penulis berkesempatan mengunjunginya, keinginan jahil mendapatkan gambar-gambar di dalam museum itu pun datang juga. Selain sebagai kenang-kenangan dan tentunya juga bisa sedikit dibagikan kepada rekan kompasianers yang belum sempat berkunjung ke sana. Bermodal main petak umpet dengan penjaga yang selalu mondar-mandir di setiap ruangan akhirnya beberapa gambar bisa sukses didapatkan... hehehe.
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Jalan depan rumah kelahiran Mozart yang dipenuhi pertokoan dan restaurant"][/caption]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Apartemen warna kuning tempat kelahiran Mozart yang dijadikan museum"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Tangga masuk ke rumah Mozart"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Sebagian mebel ruang tamu"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Ruangan dapur yang terlihat sempit dan gelap"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Teras sempit yang menghubungkan ruangan...eh.. ada Elde Junior kelihatan nongol di jendela..."]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Piano kecil yang digunakan untuk belajar bocah ajaib"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Piano yang digunakan dalam pentas Seruling ajaib..."]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Sejak thn 1773-1787 keluarga mozart pindah ke rumah ini yg sekarang jg djadikan museum"]
Bukan hanya museum yang menjadi tujuan wisatawan dari berbagai negara mendatangi kota ini, namun bangunan semacam kastil dengan taman yang indah maupun benteng berumur ratusan tahun juga ditawarkan menjadi objek kunjungan. Tentu saja tidak ketinggalan sebagai ciri khas kota tua di Eropa dengan adanya bangunan tua katedral.
Untuk menuju benteng, bagi yang tidak malas berjalan kurang lebih 1 km menyusuri jalanan menanjak sambil menikmati pemandangan sekitar, bisa ditempuh dengan jalan kaki. Namun tersedia juga di tempat tersebut kereta listrik yang akan membawa Anda naik dan mengantarkan turun, tidak sampai 10 menit.
Di dalam benteng pada jam tertentu disediakan pemandu dengan sistem audio dalam berbagai bahasa. Sekitar 30 menit kita akan diantar keliling di tempat-tempat tertentu seperti melihat ruangan yang menceritakan sejarah berdirinya benteng beserta perombakan-perombakan bangunan yang dilakukan. Selain itu juga tempat interograsi bagi para tawanan dengan alat-alat penyiksanya, hingga diantar sampai ruang menara tertinggi yang ada dalam bangunan tersebut.
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Katredal yang berumur sekitar 1300 tahun dengan luas sekitar 15.000 meterkwadrat"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Taman Mirabell berlatar belakang benteng kuno"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Benteng di atas bukit yang dibangun sekitar abad ke-11, salah satu benteng terbesar di Eropa"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Perjalanan menanjak jalan kaki sekitar 1 km untuk sampai ke benteng"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Naik-naik ke puncang gunung, tinggi-tinggi sekali..."]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Yang malas jalan kaki bisa naik dan turun dengan kereta listrik dan tidak harus bayar lagi karena sudah termasuk tiket masuk ke dalam benteng"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Sebagian sudut halaman benteng"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Sumur tua abad 15"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Jangan coba-coba menyerbu... banyak meriam di sini.."]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Panorama Kota Salzburg dari atas benteng"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Pegunungan Alpen memunggungi Kota salzburg"]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Jembatan gembok cinta.."]
[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Mozart-Kugel... coklat khas sebagai oleh-oleh.."]
Foto koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H