[caption id="attachment_387062" align="aligncenter" width="456" caption="sebagian deretan kios pasar tradisional, minggu tutup...."]
Dengan membayar tiket 6 euro untuk dewasa dan anak-anak tidak dikenakan biaya, mulai memasuki pintu utama. Kesan pertama yang didapat tidak seperti museum pada umumnya. Keamanan begitu ketatnya. Di setiap pintu masuk dan keluar juga setiap ruangan dijaga orang yang berpakaian setelan jas dilengkapi dengan alat komunikasi. Wah..malah mirip2 para agen di film. Suasana pun hening dan orang bercakap-cakap dengan lirih. Kesannya sakral banget. Ini masuk rumah ibadah atau museum, pikir saya dalam hati.
[caption id="attachment_387061" align="aligncenter" width="448" caption="museum yahudi tampak dari luar..."]
Apa yang diharapkan untuk dilihat didalam museum tidak seperti yang dibayangkan. Gambaran sebelumnya isi museum akan mempertontonkan sejarah beserta benda artefak terkait dengan agama ini, tidak ditemukan sama sekali. Kebanyakan hanyalah cerita kedatangan orang pertama Yahudi di München sekitar tahun 1292 berikut konflik yang mengikutinya. Tidak terkecuali tentang kehidupan orang-orang yahudi di masa perang dunia 1 dan 2. Sajian diungkapkan dalam gambar ilustrasi semacam komik maupun foto2 hitam putih. Untuk mengambil gambar dengan memotret di ruangan pun tidak diperbolehkan. Sayang sekali. Akhirnya tidak sampai setengah jam, anak-anakpun sudah merasa bosan dan kitapun keluar pindah ke Mc Donald......
#foto Elde
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H