Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warung Kecil Berhati Besar

26 Februari 2015   12:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:29 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kita jumpai di toko atau warung Indonesia yang menempelkan stiker kecil dengan maksud menarik pembeli namun bernada guyonan. Misalnya ada tertulis "Sekarang bayar besok gratis" atau "Sekarang bayar besok boleh ngutang" dan sebagainya. Namun hal berbeda yang ada di salah satu warung atau kios di kota München. Untuk menarik pembeli, pemiliknya menempelkan tulisan cukup besar di depan warung Lazos Food and Drink yang dikelolanya. Tulisan yang harus dibaca berulang kali karena hampir tidak bisa dipercaya. Terpampang di tulisan tersebut berbunyi kira-kira  "Orang-orang yang terkasihi, Anda lapar, tetapi tidak punya uang? Anda dapat makan ditempat kami dan bayar kemudian, Tuhan memberkati. Tiada seorangpun harus mengalami kelaparan!" [caption id="" align="alignnone" width="600" caption="plakat boleh ngutang tanpa jaminan"][/caption] Mehmed Kücük alias Memo (46) warga Jerman keturunan Turki ini telah membuka warung pizza dan makanan khas Turki sejak 5 tahun bersama istrinya. Mehmed yang sejak kecil sudah tinggal di München memberikan penjelasan mengenai maksud tulisan tersebut. "Saya ingin menolong orang, walau hanya dalam skala kecil. Karena sewaktu berkarir sebagai manajer sebuah perusahaan konstruksi, saya telah melakukan perjalanan banyak dan jauh hingga Timur Tengah, dan saya telah melihat banyak penderitaan." Tawaran yang diberikan oleh warung tersebut ternyata tidak seperti yang diharapkan, karena sedikitnya peminat yang datang. Sebuah pengalaman baru baginya yang tidak terpikirkan. Menjadi suatu kebiasaan apabila seseorang akan mengambil kesempatan yang ada dengan tujuan keuntungan bagi diri sendiri. Namun rupanya kali ini membuat dirinya heran karena hanya sedikit orang datang menggunakan kesempatan yang diberikan untuk boleh utang dan tanpa jaminan apapun. Dia pun berpikir mungkin banyak orang yang masih malu. Sampai kadang dia harus membujuk pembeli untuk menerima tawarannya. [caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Mehmed di warungnya..."]

[/caption] Rata-rata hanya dua pelanggan per hari yang menggunakan kesempatan utang untuk mendapatkan sepotong pizza dan minuman hangat atau air. Untuk minuman jenis bir tidak diberikan. Dikatakannya dari jumlah tersebut kebanyakan yang berhutang mengembalikannya, bahkan ada yang membayar lebih sebagai bunga. Bagi yang tidak membayar kembali tidak menjadi pikiran karena dia juga tidak mengharapkannya. Apa yang dilakukan sekedar sebagai bentuk kepeduliannya menolong pada sesama. Hanya saat tertentu saja iklan tersebut harus dicopot juga, ini bila bertepatan dengan diselenggarakannya festival Oktoberfest. Karena lokasi warung yang dekat dengan tempat berlangsungnya pesta rakyat tersebut. Banyaknya orang mabuk dikhawatirkan akan menghabiskan dagangannya. [caption id="" align="alignnone" width="600" caption="warung kecil berhati besar...."]
[/caption] Namun beralasan karena ingin pulang ke negara Turki karena ingin merawat ibunya, warung yang dikelolanya pun akan ditutup tanggal 30 maret tahun ini. Harapannya nanti pengelola selanjutnya bisa meneruskan ide ini untuk menolong orang lain dan juga bisa diikuti oleh warung-warung lainnya. Kisah pemilik warung kecil berhati besar ini mungkin juga bisa menginspirasi warung-warung di Indonesia untuk menolong orang-orang yang kekurangan. Satu yang pasti orang-orang seperti Gatot, Jati dan Elde akan selalu setia menjadi pelanggannya... wkwkkwkwk sumber dan gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun