Mohon tunggu...
Lovely Cherry
Lovely Cherry Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm student at university. Not special from me, i just a girl who like to writing anything that on my mind.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

3 Permintaan Terahkir

10 Januari 2012   05:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:05 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_162741" align="aligncenter" width="300" caption="3 permintaan terakhir"][/caption]

“May, sebelum aku meninggal aku masih punya 3 permintaan yang belum bisa terpenuhi.” Tegas Rachel yang saat itu sedang terkulai lemas di ranjang Rumah Sakit.

“Apa permintaanmu itu hel, pasti akan kupenuhi sebisaku!” Tanya maya dengan isakan tangisnya. Rachel mengidap penyakit kanker paru-paru stadium ahkir, dokter juga mevonis kalo hidup Rachel itu tidak akan lama lagi.

“May, kamu mau mengantarku ziarah ke makam mamaku? Pinta Rachel dengan nada bicara pelan Maya sejujurnya tak berani membawa Rachel keluar dari Rumah sakit karena takut akan terjadi apa-apa , akan tetapi Rachel terus memaksa maya. Ahkirnya dengan sembunyi-sembnunyi maya membawa Rachel pergi. Sebelum pergi ke makam Rachel telah membeli sebuket mawar putih kesukaan mamanya.

“Huk..huk..” Rachel terbatuk-batuk setibanya di makam mamanya

“Hel, kamu kenapa? Tanya maya penuh kekhawatiran

Ngak papa! Jawab Rachel singkat yang kemudian langsung diiringi langkah kaki Rachel menuju pusara mamanya. Disitu Rachel langsung berdoa dan meletakkan sebuket mawar putih yang dibelinya tadi diatas pusara itu.

“Ma, Rachel kangen sama mama! Maafin Rachel, kalo Rachel jarang ziarah ke pusara mama. Mungkin ini adalah terahkir kalinya Rachel datang ke sini . Rachel bentar lagi pasti akan nyusul mama ke sana.” Rachel memeluk pusara mamanya sambil menangis.

Maya mengangkat tubuh Rachel yang terkulai di atas pusara mamanya, dan membawanya masuk ke dalam mobil karena hujan akan segera turun.

Hari berikutnya Rachel meminta maya untuk mengantarnya ke Panti asuhan Pelita Kasih.

"May, anterin aku ke panti asuhan pelita kasih!”

“Tapi hel, kondisimu itu belum stabil. Nanti kalo kamu pingsan lagi gimana?”

“Aku janji deh aku nggak bakal pingsan lagi.” Jawab Rachel memelas

“Baiklah kalo begitu, akan kuturuti permintaanmu itu tapi aku harus izin dulu pada papamu. Ntar aku dimarahin lagi bawa lari orang sakit.

Setelah maya berhasil minta izin ke papa Rachel untuk membawa Rachel pergi kepanti asuhan. Merekapun langsung bergegas pergi.

“Kak Rachel! Teriak seorang gadis kecil yang lari menghampiri mereka

“Luna, gimana kabar kamu! Maafin kakak yak arena baru sekarang kakak bisa dateng ke sini.”

“Baik donk kak! Iya nih, kak Rachel sibuk ya gag pernah dateng ke sini lagi. Oh ya kak, ayo masuk ketemu sama teman-teman luna yang lainnya.” Ajak luna sambil menggandeng tangan Rachel.

Maya menghampiri ibu panti yang sedang melihat asyik melihat kegembiraan anak-anak bermain dengan Rachel.  Maya menceritakan tentang keadaan Rachel saat ini yang sedang sakit parah dan mungkin ini dalah pertemuan terahkir kali Rachel dengan luna dan anak-anak panti lainnya. Ibu panti yang mendengar hal itu langsung kaget dan meneteskan air mata. Ia tak menyengka kalo dibalik keceriaan Rachel itu, dia menyebunyikan suatu fakta yang  menyakitkan. Saat itu Rachel terlihat sangat menikmati suasana dipanti, ia sama sekali tak terlihat kelelahan atau kecapaian. Maya yang melihat hal itu hanya geleng-geleng saja. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.

“Hel, ayo pulang! Udah sore nih!” ajak maya yang kemudian langsung berpamitan dengan ibu panti.

“May, thanks ya! Kamu udah mau nganterin aku kepanti asuhan dan ziarah ke pusara mamaku.” Ucap Rachel yang saat itu tengah diperiksa dokter karena kondisinya makin memburuk.

Maya yang melihat kondisi Rachel yang makin memburuk merasa bahwa ini adalah kesalahan dirinya yang mau saja menuruti permintaan Rachel untuk membawanya pergi, walaupun sebenarnya maya juga tauk kalo kondisi Rachel itu belum stabil dan harus menjalani perawatan yang intensif.

“May…may…! Panggil Rachel yang membuyarkan lamunan maya

“Ehh iya hel, ada apa? apa ada yang sakit ? sebelah mana?” Tanya maya khawatir.

“Nggak kok! Aku Cuma mau minta bantuanmu 1 kali lagi. Ini permintaan terahkirku.

“Apa itu hel?” Tanya maya khawatir

“Rahasia donk! Pokoknya besok aku ingin kita bertiga ketemuan, aku, kamu dan agha. Kita ketemuan di kafe Fiesta. Kamu tolong beritahu agha ya?”

Maya langsung menolak tegas permintaan Rachel itu, karena dia tidak mau mengulang kesalahannya yang nantinya dapat memperburuk kondisi Rachel lagi. Akan tetapi Rachel terus memaksanya dengan tatapan memelas dan sambil berkata ‘Please may, kumohon ini adalah permintaan terahkirku. Aku janji!’

“Ada apa hel? Kok kamu ngumpulin kita disini?” Tanya agha penasaran

Rachel hanya tersenyum tipis. Dan langsung bertanya pada agha, apakah ia benar sayang padanya?

“Tentu dong hel, aku selalu menyayangimu!” jawab agha tegas

“Sungguh….! Tanya Rachel memastikan

Sungguh! Jawab agha penuh kepastian.

“Kalo begitu, aku ingin kamu jadian dengan maya?”

Apaa! jawab maya dan agha serentak. Agha kaget mendengar kata-kata itu keluar dari bibir Rachel. Agha langsung menolak permintaan Rachel untuk yang satu itu. Permintaan itu sungguh gila baginya.

Rachel menjelaskan bahwa dirinya telah mengetahui apa yang diperbuat maya selama ini. Rachel tauk kalo selama ini maya mengalah untuk tidak mengejar cintanya kepada  agha demi dirinya. Rachel juga tau kalo sebenarnya yang dicintai agha itu bukan dirinya tapi itu adalah maya. Agha hanya ingin melihat Rachel bahagia sebelum ajal menjeputnya, maka dari itu agha menerima cinta Rachel. Semua itu diketahui Rachel dari buku diary maya.

Setelah menjelaskan panjang lebar, kemudian Rachel meletakkan tangan maya di atas tangan agha.

“Nah, dengan begini aku ingin kalian berdua bersatu! May, kamu harus menjaga agha ya agar tidak berpaling lagi dari sisimu. Dan kamu gha, kamu juga harus selalu menjaga maya ya!” tegas Rachel yang makin lirih suaranya

“Sekarang permintaan terahkirku sudah terpenuhi, aku sekarang bisa pergi dengan bahagia.” Rachel menggenggam erat tangan maya dan agha.

Dan bruukk…!!! Rachel terjatuh

Baju-baju hitam itu mengerubungi pusara baru itu.  Pohon besar itu menaungi pusara itu , menjaganya dari teriknya panas. Angin bertiup sepoi-sepoi, dedaunan berterbangan, laksanan mereka ikut bersedih melihat pemakaman itu.

Bunga-bunga cantik ditebarkan diatas pusara itu, jeritan dan isakan tangis itu telah mengantarkan Rachel pergi ke dunianya yang sekarang. Dunia yang kekal dan abadi. Untuk terahkir kalinya agha melihat pusara itu sambil berkata,

“Selamat Jalan, hel! Aku janji bakal selalu menjaga maya. Itukan yang kamu inginkan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun