Tak ada lagi sisa pekat ampas kopi di cangkir
Segala hal tentangmu belum usai
Pusiku sempat mati karena kaku jemari
Aku merindumu meski naluriku belum ijinkan menjamahmu
Â
Bagaimana kabarmu ??
Apa kau baik-baik saja
Meski kerap lepas tawamu seolah teriakkan kau baik-baik sajaÂ
Tetapi sadarku jika kau rindu untuk pulang
Â
Lalu pulang kemana ?
Ke hatiku atau hati dia yang sudah kau beri noktah hingga tak mungkin di pisah
Â
Ah,Â
Kurasa aku bisa kekang naluri ambisiku dengan cakap
Cukup menjadi kesayanganmuÂ
Itu sudah luar biasa untukku
Â
Mas...aku kangen...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H