[caption id="attachment_321378" align="aligncenter" width="300" caption="Credit Photo : buat sendiri"][/caption]
Fitria tengah menyelesaikan masakan  ketiga. Jika mood memasaknya lagi kumat, Fitria sanggup memasak banyak sekali. Bertepatan dengan itu, datanglah Toni didepan rumah Fitria. Toni membuka gerbang rumah Fitria seperti membuka gerbang rumahnya sendiri. Mengetuk pintu, namun sepertinya tidak ada yang membukakan. Didalam terdengar riuh suara memasak. Sehingga Toni mengkontak telefon genggam Fitria. Sayangnya tidak diangkat. Toni menunggu sekitar setengah jam. Dari garasi keluarlah adik Fitria, Ridwan. Ridwan tampak sedang mengeluarkan motor karena akan pergi.
"Masya Alloh, Ridwan :( Ini rumah enggak ada yang denger apa saya mengetuk dari tadi?"
"Wah maaf Kak. Bentar saya panggilkan Kak Tria". Beberapa saat kemudian,
"Ya Alloh Toni. Afwaaaan, Ayo masuk dulu". Toni duduk diruang tamu, sementara Fitria sudah masuk ruang makan.
"Lho kok duduk disitu, makannya kan dimeja makan", Toni agak malu-malu, karena melihat begitu banyak makanan yang terhidang. Sedangkan yang makan cuma Toni, Fitria, dan Ibunya Fitria.
"Gila lho Fit, makanan segini siapa yang ngabisin"
"Udah nak Toni, temen-temennya yang lain diajak" Kata Ibunya Fitria
"Ups, baru khilaf ini Ton. Nanti kalau enggak habis aku bungkusin terus anter kerumah temen-temen ya"
"Oke, Insya Alloh"
***
Fitria dan Toni bertemu disebuah komunitas suka relawan untuk tuna rungu. Waktu dipelatihan mereka tidak terlalu akrab. Mereka berdua akrab, dan menjadi dekat adalah saat penerjunan sukarelawan didaerah dimana ada penyandang tuna rungu. Tuna rungu didaerah mereka diterjunkan tidak mengetahui sama sekali bahasa tuna rungu. Padahal umurnya sudah 33 tahun. Bisu sejak umur 11 tahun. Dukungan dan kesadaran masyarakat sangat rendah. Tujuan dari penerjunan adalah pemberdayaan masyarakat pada umumnya, dan peningkatan kesadaran terhadap advokasi penyandang disabilitas secara khusus dan fokus. Sehingga masyarakat bisa inkuls dengan penyandang disabilitas dan difabel.
Fitria dan Toni semakin dekat. Akhirnya menjalin hubungan tanpa status. Setelah 2 tahun menjalin HTS. Tria merasa salah dengan hubungan tersebut. Sedikit demi sedikit Fitria mundur dan membatasi interaksi. Toni mengerti dan tidak mempermasalahkan jikalau HTS tersebut jarang atau hilang. Sampai pada titik tertentu Fitria memutuskan hubungan tersebut secara resmi walaupun keduanya tidak pernah menyatakan Cinta. Anehnya beberapa bulan setelah pemutusan tersebut. Fitria tetap menghubungi Toni hanya untuk sekedar undangan mencicipi masakannya, atau menjenguk ibu atau adik Fitria saat sakit. Yang lebih aneh lagi, Toni tidak mempermasalahkan jikalau Fitria melakukan hal tersebut.
***
Toni tidak pernah ambil pusing dengan situasi yang terjadi, seperti ajakan makan-makan dari Fitria. Hanya saja beban pikiran itu muncul setelah acara makan-makan tersebut selesai. Tria untuk saat ini kesepian karena ditinggal sahabat-sahabat satu geng-nya. Â Ada yang bekerja diluar kota, Ada yang kuliah ke luar negeri.
"Wah Gila, aku udah kenyang banget ", tampak muka Toni yang sudah kewalahan.
"Aku bungkusin untuk bapak-ibumu ya?" ,Tria sudah sibuk membungkus makanan kedalam kertas bungkus
"Manut*) sih aku O.o" ________ Gerimis Februari akan terbit rutin (Insha Alloh) setiap Rabu dan Sabtu. Kemarin nulisnya masih hari Rabu tapi ketiduran sehingga baru terbit hari kamis.
*)manut = nurut 8 Februaru 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H