[caption id="attachment_321378" align="aligncenter" width="300" caption="Credit Photo : buat sendiri"][/caption] Sebuah rumah biru ditengah perkebunan bunga matahari. Hawa dingin pegunungan disebuah pedesaan yang jauh dari kota. Julia terbangun dengan perasaan yang dia sendiri tidak bisa menjelaskannya. Senyumnya terkembang karena mengingat-ingat hari-hari indah selama 15 hari yang telah lalu. Hanya saja hatinya terganjal jika ingat dengan apa yang terjadi sebelum 15 hari tersebut. 15 hari lagi dia akan melanjutkan studi ke Finlandia. Ingin rasaya sebelum pergi dia bisa melupakan perasaan yang mengganjal dalam hatinya. Julia keluar dari kamarnya menuju halaman belakang rumahnya. Dia berjongkok untuk melihat tunas bunga matahari yang dia taruh disebuah rak mirip rak sepatu. Didalam rak tersebut terdapat tunas bunga matahri yang tingginya sudah 3 cm. Senyumnya terkembang, " maafkan aku, untuk sementara aku tidak bisa merawat dan memperhatikan kalian. Tidak untuk setengah tahun kedepan".
Julia memandang kelangit yang mungkin akan dia rindukan. Atau langit yang mungkin akan dia coba lupakan untuk sementara waktu. Di Finlandia dia ingin melupakan sejenak Indonesia, atau yang berhubungan dengan orang itu. Seorang laki-laki yang memberikan sebuah janji dengan naif-nya. Harapan terkembang menuai perasaan yang mengekspresikan sebuah masa depan kebahagiaan. Sayang seribu sayang, kedua belah pihak besan tidak setuju dengan rencana mereka berdua. Julia berjalan diantara bunga matahari yang sudah Ia tanam sejak 4 bulan yang lalu. Tingginya sudah hampir 2 meter. Ada kekhidmadan yang membuncah ketika berjalan-jalan diantara bunga matahari yang tinggi. Dan lagi-lagi bayang laki-laki itu muncul membuat lututnya melemah entah kenapa.
***
Yogyakarta, 11 Februari 2014 ________ Gerimis Februari adalah cerita mini bersambung. Terbit setiap Rabu dan Sabtu. Harusnya sih setiap jam 20.00 tapi nanti malam masuk kerja, jadi biasanya saya posting sore atau kamis pagi dini hari. Yang episode ini karena terlalu panjang saya bagi menjadi 2 bagian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H